Pukul setengah sebelas pagi Andara dan Nalendra sudah tiba di salah satu komplek elit di bilangan Jakarta. Memperlambat laju kendaraan, yang lebih tua lantas berhenti di salah satu rumah berpagar hitam tinggi dan mulai menekan klakson beberapa kali.Tak membutuhkan waktu lama hingga pintu pagar itu terbuka bersamaan lelaki berseragam hitam datang menyapa. Andara yang sudah menurunkan kaca jendelanya ikut tersenyum serta memarkirkan mobilnya di pekarangan.
"Itu Pak Ramdan, udah lama kerja di sini." jelasnya pada Alen tanpa ditanya. Lelaki tan hanya mengangguk sembari sibuk melihat-lihat suasana di sana.
"Mamah masih di rumah kan?" ucap Alen memastikan. Biasanya Mamah Wendy memang sudah pergi ke butiknya sejak pukul sepuluh pagi, namun karena tahu anak dan menantunya akan berkunjung ke rumah, wanita itu memilih untuk menunggu kedatangan mereka.
"Masih, itu mobilnya masih ada. Ayo turun?"
Dengan segera keduanya turun dari kendaraan, sedang koper yang ada di bagasi langsung dibawa oleh pak satpam masuk ke rumah. Alen hanya berucap terima kasih.
Sesampainya di teras, yang lebih muda sudah disambut salah satu asisten rumah tangga yang ada. Mbok Inah namanya, wanita itu sudah cukup tua jika dibandingkan Mamah Wendy. Namun sapaan yang ramah membuat Alen tersenyum dan tak canggung untuk bercakap-cakap.
"Den Alen, yah? Haduh Mbok sudah lama penasaran sama suaminya Den Andra. Masuk-masuk, Ibu masih di atas, Den." wanita itu langsung membuka pintu rumah lebar-lebar, sedang Andra memeluk si Mbok yang memang sudah dekat dengannya bahkan sejak bayi.
"Den Andra, sehat? Makin berisi aja di Bandung, Den."
"Sehat Mbok, iya dong kan ada yang merhatiin jadwal Andra makan sekarang."
Alen terkekeh melihat tingkah yang lebih tua. Ia baru tahu bahwa Andara begitu manja pada sosok asisten rumah tangganya.
"Den Alen, Den Andra makannya susah ndak? Kalau di sini dia pilih-pilih banget."
"Engga mbok, Andra makan apa aja kok kalau di Bandung."
"Wah, ini sih Den Andra engga berani ngeluh pasti. Takut yo dimarahin suami?"
Lantas obrolannya terpotong saat Mamah Wendy turun dari lantai atas.
"Eh, anak-anak mamah udah datang? Alen sayang sini, gimana sekolahnya?"
Mendengar hal itu Nalendra langsung berlari kecil untuk salam kepada sang mertua. Dielusnya sayang surai si manis sembari kemudian berjalan dan menggandeng tangan Alen membuat cibiran tak luput dari sosok yang lebih tua. "Tetep, yang ditanya Alen doang."
Mamah Wendy tertawa melihat kecemburuan sang anak. Terlebih Andra masih setia juga memeluk pundak si mbok. "Sama Andra kan udah ngobrol kemarin, Alen belum mamah tanyain nih hpnya jarang aktif."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married by Accident | hajeongwoo [ ✓ ]
Fanfictiondua pemuda yang berasal dari kota yang berbeda harus berbagi tempat tinggal saat haruto andara melanjutkan pendidikan di kota bandung. meski hampir setahun tinggal dalam satu atap, akur bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkan keduanya. keadaan...