Bab 20

2K 166 8
                                    

Tadi siang update "Menjemput Hidayah", sekarang "Dinikahin Aja" ikut meluncur.

Aku lagi semangat-mangatnya nulis nih. Kalian semangat juga dong ninggalin komen disini, biar aku tambah semangat nulisnya hehehe.

Typo bilang ya.

Baiklah, Selamat baca.

****

Buntu tak kunjung mendapat penyelesain akhirnya Aish membawa Sam bertemu teman-temannya. Barangkali ia dan Sam bisa mendapatkan solusi dari para ibu-ibu muda itu.

Seperti biasa, cafe menjadi tempat berkumpul. Aish sengaja memesan private room agar leluasa mengobrol, dan ya disinilah mereka sekarang. Aish dan Sam duduk bersebelahan sedang Nessa, Nadiva, dan Fita berada di hadapan mereka. Kali ini anak-anak tidak ikut. Aish tidak tahu para kurcaci itu dititipkan dimana yang jelas sedari awal ia berpesan agar anak-anak kalau bisa tidak perlu ikut karena pembicaraan mereka kali ini amat serius, paling tidak baginya dan Sam.

"Jadi kenapa kalian ngajak ketemu?"

Sontak Aish memandang Sam, meminta pria itu menjelaskan, tapi yang dipandang malah mengangkat bahu acuh kemudian memilih meminum coffee dengan santai. Aish hampir saja meledak kalau saja tidak ingat waktu yang mereka punya untuk kumpul begini tidak banyak.

"Kalian ada masalah?" Nadiva sekali lagi bertanya yang dibalas anggukan lemah oleh Aish.

"Masalahnya apa?"

"Papa gue ... minta cucu."

Rahang Nadiva jatuh manakala Aish mengatakan kalimat tersebut. Tak jauh beda dari Nadiva, Nessa yang sedang menyeruput jus wortel jadi tersedak, dan Fita yang hendak memotong steak juga ikut melongo.

"Papa lo minta cucu?"

"Iya, Papa Aish minta cucu." Sam buka suara setelah dilihatnya Aish hanya bisa mengangguk lemah dengan punggung bersandar ke kursi, "kemarin beliau datang trus gak sengaja denger pembicaraan gue sama Aish tentang pernikahan kami yang gak normal," Sam menambahkan dengan memberi tanda kutip dengan kedua jarinya, "Aish bilang itu cuma bercanda, ya tapi mana papa percaya, makanya beliau minta cucu."

"I see."

"Ya tinggal bikin aja. Apa susahnya?"

Mata Aish melotot pada Fita yang   baru saja memberi usul gila.

"Menurut gue juga gitu." ujar Sam berlagak setuju.

Plak

"Duh!"

Ketiga sahabat Aish memandang Sam kasihan. Padahal mereka yakin Sam hanya bercanda tapi Aish terlampau menganggap serius ucapan pria itu.

"Lo kurang-kurangin deh KDRT ke gue. Sakit nih." Protes Sam seraya mengusap lengannya yang entah keberapa kali ternistakan.

"Aish sering geplak lo Sam?"

"Bukan sering lagi."

"Lo lapor aja ke polisi. Kita siap jadi saksi." ujar Fita lagi yang disetujui oleh Nadiva dan Nessa.

"Serius dikit kenapa sih?"

"Perasaan dari tadi kita serius."

"Ya terus gue harus apa?" Baiklah Aish berusaha sabar supaya dirinya benar-benar mendapatkan solusi yang tidak nyeleneh seperti tadi.

"Lo sama Sam kan suami istri, ya tinggal diadon aja anak kalian, ntar juga jadi. What's so hard?"

Sam terkekeh kencang begitupun Nessa, juga Fita yang sudah kembali memotong steak dengan tawa keras. Untung mereka berada di private room, kalau tidak sudah pasti saat ini mereka menjadi tontonan banyak orang.

Dinikahin Aja | CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang