Bab 1

2.5K 227 7
                                    

Selamat membaca

****

Plak

Plak

Sam kecil melangkah mundur, bersembunyi di balik lemari yang menjulang tinggi disampingnya. Ia ketakutan setengah mati manakala melihat sang papa yang lagi-lagi bersikap kasar pada mamanya.

Pemandangan seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari bocah itu. Ia tidak mengerti apa yang sedang terjadi diatara kedua orang tuanya, yang ia tahu papanya pria jahat.

"Aku muak lihat muka kamu! Selalu ikut campur! "

"Ampun Mas." teriakan itu, Sam menutup telinganya.

Plak

Bugh

Cukup. Sam tidak tahan lagi. Ia berlari keluar rumah dengan air mata yang tidak bisa ia tahan. Bukannya ia tidak mau melawan papanya, atau sekedar melindungi tubuh sang mama, Sam pernah melakukan itu, tapi bukannya berhenti sang papa malah semakin murka, imbasnya ia ikut dipukuli.

Sam kecil berhenti diteras, duduk disana sambil memeluk kedua lutut kecilnya, semakin terisak dengan suara tertahan.

"Kakak kenapa nangis?"

Sebuah suara tiba-tiba terdengar dihadapannya. Sam mengangkat  wajah dan menemukan gadis kecil dengan muka belepotan coklat dengan tangan memegang boneka barbie. Entah dari mana datangnya gadis ini.

"Kakak balu pindah disini ya?" Sam tak menjawab. Ia masih bingung dengan kehadiran makhluk kecil di hadapannya ini.

"Kenalin kakak. Aku Ishwa. Nama kakak siapa?" Gadis itu mengulurkan tangan lalu tersenyum manis kearah Sam, namun lagi-lagi lelaki itu hanya bergeming.

Lantaran tak kunjung mendapat balasan, dengan berat hati Aish kecil menurunkan tangannya. Sedikit kecewa.

"Kakak mau main belbi sama Ish gak?" seolah belum jera dengan pengabaian Sam, Aish bertanya lagi.

Sam menggeleng.

"Atau kakak mau coklat?" Aish merogoh kantong celananya, mencari coklat yang mungkin saja masih tersisa. Tapi ternyata tidak ada.

"Maaf kakak. Coklat nya habis. Nanti Ish beli kan buat kakak. Ya ya?"

Dia hanya menggangguk. Matanya kembali mengeluarkan air mata. Masih kepikaran dan kwatir dengan kondisi sang mama di dalam sana.

"Kakak kenapa nangis? Jangan sedih Kakak. Nanti Ish ikutan nangis." mata gadis itu ikut berkaca-kaca. Ia paling tidak bisa melihat orang menangis, naluri anak kecil.

Tampa permisi Aish menghapus air mata Sam. Ia tidak ingin melihat siapapun bersedih.

Sam yang diperlakukan seperti itu tertegun. Ada sedikit rasa bahagia karena diperhatikan  oleh seseorang, apalagi dia tidak punya teman.

Dinikahin Aja | CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang