Oke kita flashback ke waktu saat mas ganteng mau minta restu dari keluarga Lisa, terutama yang paling susah yaitu kakak Lisa, Chanyeol.
Tepatnya sehari setelah acara berbagi takjil itu dilakukan, Wonwoo langsung berbicara keinginannya pada kedua orangtuanya untuk meminang anak gadis satu-satunya Ayah Siwon, keinginannya itu langsung disambut dengan bahagia oleh keluarganya. Tentu saja mereka bahagia mendengar kabar tersebut, karna selama ini banyak terjadi salah paham pada pemuda itu. Banyak orang mengira jikalau Wonwoo itu sudah menyimpang, alias tidak menyukai perempuan. Alasannya? Tentu saja karna pemuda berumur 26 tahun itu selalu menolak jika ingin dijodohkan, bahkan ia selalu membatasi interaksi dengan spesies makhluk kaum meresahkan yang dinamakan perempuan.
Sang ibunda —Taeyeon— bahkan langsung mengabari seluruh keluarga besar Adiningrat, yang kebanyakan dari mereka berdomisili di Jogja dan Surabaya. Bahkan sang ibunda saking senangnya sampai meminta untuk besok bertamu kerumah eyang, yang tentu saja ditolak dengan lembut oleh sang putra.
Wonwoo bilang kalau dirinya belum meminta restu secara langsung kepada keluarga Lisa, ia hanya ingin mendapatkan restu terlebih dahulu sebelum membawa keluarganya kesana. Akan sangat sungkan ketika dirinya beserta keluarganya datang secara tiba-tiba. Ia bahkan belum membicarakan perihal ini pada Lisa, selaku gadis yang menjadi tujuannya.
"Mas badhe nyuwun restunipun rama kalihan ibu rumiyen"
*Mas mau minta restunya ayah sama ibu dulu
"Nggih pun mas, jaluk o restu marang keluargane dek Lisa mu riyen"
*Iyaudah mas, minta restu dulu sama keluarganya dek Lisamu dulu
Dengan begitu, keesokannya setelah melaksakan sholat ashar berjamaah dimasjid, Wonwoo langsung menuju ke rumah eyang. Setidaknya, ia sudah mengantongi restu dari salah satu keluarga Lisa. Lucas.
Keringat dingin terasa semakin melembabkan kedua telapak tangannya ketika kini ia sudah duduk diruang tamu milik eyang, sedari tadi ia tak melihat keberadaan Lisa maupun Lucas. Bahkan kedua adik kembarnya.
Ia duduk dengan perasaan gugup luar biasa, apalagi saat sosok sang eyang beserta ayah Lisa muncul dari arah pintu. Rasa gugupnya bertambah berkali-kali lipat. Namun, ia sudah membulatkan tekadnya.
Eyang tersenyum lembut saat melihatnya, bahkan ayah Lisa juga ikut tersenyum. Menyapa.
"Loh, wonten nopo niki mas Wonwoo teng mriki? Di unjuk riyen teh e mas, seadane mawon" ucap eyang dengan kekehan diakhirnya. Wonwoo tersenyum dan meminum sedikit teh nya.
"Nuwun sewu, Eyang, kula mriki bade ngrembug babagan mareng dek Lisa"
*Maaf sebelumnya, eyang, aku kesini mau berbicara tentang dek Lisa.
Suasana makin serius, apalagi ketika anak tertua ayah Siwon ikut bergabung setelah eyang akung memanggilnya.
.
"Seyakin opo awakmu ro adiku iku?" Chanyeol menatap kearah Wonwoo dengan sorot tajamnya. Tadi Wonwoo telah mengutarakan niatnya kepada ketiga lelaki disana.
Wonwoo tentu tau, ketimbang eyang dan ayahnya Lisa, restu Chanyeol adalah yang paling sulit untuk ia dapatkan. Meskipun mereka beberapa kali juga sudah main bersama, tetap saja hal tersebut tak lantas membuat Wonwoo akan langsung diterima oleh Chanyeol.
*Seyakin apa kamu sama adikku itu?
"Saya ndak pernah seyakin ini mas sebelumnya. Saya memang tidak bisa berjanji untuk tidak membuat dek Lisa sedih karna saya, tapi saya berusaha untuk selalu menjauhkan kesedihan itu pada dek Lisa dan berusaha agar dek Lisa bisa bahagia."
Chanyeol tersenyum miring, "Lisa itu dirumah diperlakuin selayaknya seorang putri, aku dan ayah bahkan Lucas ngga pernah biarin dia terluka. Membentak pun tak pernah kami lakukan, jika dia salah kami menegurnya dengan sabar tapi tetap tegas, dia manja, cengeng dan keras kepala."
Wonwoo diam dan tersenyum tipis.
"Kalau kamu yakin mau ambil adikku itu, siap kamu sama segala keburukannya? Apalagi jangan sampai kamu mengajaknya untuk hidup susah, dia sedari kecil tumbuh dengan keadaan baik tanpa pernah merasakan kekurangan."
"Saya mengambil dek Lisa dengan niat yang yakin dan tulus, mau seburuk apapun dek Lisa nanti saya akan mencoba untuk mengerti dan menegurnya secara perlahan dan membimbingnya kearah yang lebih baik lagi."
Eyang akung dan ayah tersenyum lembut ditempatnya, memang sejak tadi keduanya hanya berdiam dan menyerahkan semuanya pada si sulung. Mereka tentu tau keputusan sisulung itu untuk kebaikan sang adik.
"Lisa itu punya ambisi soal usahanya saat ini, keinginannya sejak dulu adalah memiliki usahanya sendiri dalam bidang kesukaannya. Kami sekeluarga selalu mendukungnya dengan penuh."
Sekali lagi senyum simpul menguar dibibir Wonwoo, "maka saya akan mengizinkan dan mendukung segala keputusan dek Lisa, meskipun begitu saya akan tetap menuntunnya untuk tak melupakan posisinya sebagai seorang istri dan ibu kelak."
Chanyeol menyeringai. Sejak tadi ia memang sengaja membicarakan keburukan sang adik, tentu saja itu perlu untuk memancing reaksi pemuda didepannya ini. Ia dulu juga mengambil kelas psikolog meski dirinya berada dijurusan bisnis.
"Yowis, omongno ro adikku nak ngno!" Ujarnya lalu bangkit dari duduknya.
Wonwoo mengerjapkan matanya pelan, kemudian tatapannya terarah pada kedua pria dihadapannya yang tersenyum hangat padanya.
Perlahan senyumnya melebar, ia bersorak dalam hatinya dengan begitu gembira. Tak lupa mengucapkan syukur sebanyak-banyaknya pada sang Pencipta.
*Yaudah, bicarakan sama adikku kalau begitu.
°°°
Mwehehe lama ya? Gaklah ya, baru kapan kok gue up nya...
Btw sorry kalau gajelas ya, udah jangan nagihin dulu yhaa ku lagi mabok dunia komik soalnya ehehe :p
— Lova ✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Mudik
Fiksi PenggemarBercerita tentang keluarga Lisa yang mudik kekampung halaman sang ayah.