11

11 0 0
                                    

Terik dan panas matahari menyinari bumi disiang hari seperti ini memang selalu menjadi musuh semua siswa-siswi yang memiliki waktu olahraga dijam pelajaran ke 3 yakni jam 9 sampai 11 siang.

"Ya ampun pak guru... Panas banget pak.. huft.. huft.." teriak beberapa siswi sambil mengibas-ngibaskan kaos olahraga yang mereka panas.

"Iya nih pak.. udah dong olahraganya pak.. panas banget nih.." timpal beberapa siswa laki-laki dengan keringat yang mengucur deras dari kening mereka.

"Iya iya.. sabar .. ini satu lagu lagi ya.." kata pria paruh baya berseragam kaos olahraga yang tak lain adalah guru olahraga dari murid-murid yang kepanasan itu.

"Ya ampun pak guru.. kalo mau praktek senam didalem ruangan aja kenapa sih pak?? Kan bisa pak.. gak harus ditengah lapangan gini kan panas pak.. bapak kan tau murid-murid bapak ini udah pada item dari lahir malah disuruh bejemur siang-siang begini, nanti kalo kita jadi makin item gimana pak? Bapak mau tanggung jawab??" Tanya Dani sambil menatap pak Rafli yang hanya tersenyum mendengar perkataannya itu.

"Tau nih pak guru, dikira kita ikan asin kali ah dijemur segala" sahut Nadin kesal.

"Eh tumben lo setuju sama gue?" Tanya Dani sambil memicingkan matanya ke Nadin.

"Suka-suka gue!" Kata Nadin sambil memanyunkan bibirnya kesal.

Faza yang sedari tadi berdiri diantara Nadin dan Dani hanya diam sambil matanya menatap tajam kearah Dani.


Tapi entah bagaimana, kebetulan Dani berdiri tapat diantara Faza dan Abidzar, jadi saat Faza menatap Dani, Faza secara otomatis bisa melihat Abidzar.


Dan parahnya, Abidzar juga sedang menatap kearah Dani, itu membuat tatapan Faza dan Abidzar akhirnya bertemu untuk beberapa detik.


Faza dan Abidzar yang sejak kemarin tidak saling bicara itu terlihat menatap satu sama lain dengan tatapan mata penuh arti.


"Biasa aja kali ngeliatinnya Za.. kebiasaan deh!" Kata Dani saat mendapat tatapan menyeramkan dari Faza.



Suara Dani langsung mengagetkan Faza dan Abidzar.


"...??" Faza segera mengalihkan pandangannya. Sedangkan Abidzar masih setia dengan tatapannya.


"Elo tuh kebiasaan yah Za.. kalo ngeliatin gue kek ngajak berantem deh!" Kata Dani sambil menatap Faza dengan ekspresi sedikit takut tapi juga kesal.


"APAAN SIH DAN! Siapa juga yang ngeliatin elo!" Kata Faza ketus.



"Hah?! .....kalo elo gak ngeliatin gue ... ?? Terus elo ngeliatin siapa?? (Dani menengok ke sebelah kanannya dimana ada Abidzar disana) ngeliatin Abidzar???" Tanya Dani reflek.



"?!" Mata Faza langsung membulat sempurna mendengar pertanyaan Dani dan suara Dani yang cukup keras itu membuat semua siswa-siswi bahkan termasuk pacar Abidzar yang ada disitu langsung menoleh ke mereka bertiga.


"Elo ngeliatin Abidzar ya kan Za?? Elo juga Zar, elo ngeliatin Faza yah dari tadi?? Iya kan ya kan?!" Tanya Dani dengan tatapan menyelidik dan menatap Abidzar juga Faza bergantian.


"Enggak!"  Jawab Faza.


"Kalo iya kenapa?" Kata Abidzar dua detik lebih lambat dari Faza.


"...???" Faza langsung terkejut dan menatap Abidzar yang mengiyakan pertanyaan Dani itu.



"..." Semua tampak ikut terdiam dan terkejut, begitu juga Dani dan Nadin.

"Wah wah... keknya ada sesuatu nih diantara kalian berdua.." Dani menatap Faza dan Bidzar dengan senyum mengembang.



"Sesuatu apaan sih?! Orang gue mau nagih utang sama dia (Faza) kok" kata Abidzar mencairkan suasana yang tadi terlihat sedikit tegang.



Faza yang masih terkejut semakin terkejut mendengar perkataan Abidzar yang ngawur itu.



"Hah?! Nagih utang?! Elo punya utang sama Abidzar Za??" Tanya Dani sambil menatap Faza dan Abidzar secara bergantian.




"..." Faza tak bergeming, dia hanya sesekali melirik ke Abidzar lalu setelah itu mengalihkan pandangannya kearah lain.



"Hust! Rahasia ya.  . Gak ada yang boleh tau" kata Abidzar sambil merangkul pundak Dani dan tersenyum miring menatap wajah Faza dan Dani secara bergantian.


Abidzar sedikit menatap kebarisan disebelah Nadin. Ada siswi berambut panjang yang digerai, siswi itu terlihat menatap Faza dan dirinya dengan tatapan tajam dan kilat amarah yang tersembunyi. Dan jujur itu sedikit membuat Abidzar terkejut.



"Hust.. sudah-sudah.. ayo sekarang lanjut senam lagi.. satu kali lagi" kata pak Rafli sambil memulai gerakan senam mengikuti alunan lagu.

"Za.. elo punya hutang apa sama Bidzar??" Tanya Nadin sambil berbisik.



"Ssstttt... gak tau gue! Diem deh!" Jawab Faza sambil berbisik juga.




***




"Faza" panggil Luna sambil duduk dibangku kantin tepat didepan Faza.

"Hemm..?" Respon Faza sambil menatap Luna heran.

Tentu saja, seorang Luna,  cewek terhits termodsa dan salah satu anak sultan, tiba-tiba menghampiri dirinya, tentulah pasti ada apa-apa.

"Elo.. sama Abidzar keliatannya deket banget yah?" Tanya Luna tanpa basa-basi.


Faza terdiam,
"Maksudnya?" Tanya Faza akhirnya.



"Mmmm.. enggak.. gue liat-liat elo sama Abidzar makin hari makin deket aja.. kalian ada sesuatu ya??" Tanya Luna lagi.



Faza kembali terdiam sambil mengerutkan kening menatap Luna.


"Elo tau kan Za.. kalo Abidzar itu udah punya pacar, dan pacarnya itu Anita temen gue.." kata Luna sambil tersenyum lebar meski penuh kepalsuan.



"Ekhmm.. tenang aja, gue sama Abidzar gak ada apa-apa kok Lun.. kita cuma temen kek gue sama elo.. jangan salah paham!" kata Faza mencoba memberi kebenaran.


"Hmm... Iya gue gak salah paham kok.. gue cuma ngingetin aja hehe.. ya udah ya, gue mau ke kelas, udah ditungguin Anita soalnya.. dah.." kata Luna sambil berdiri dan melangkah pergi meninggalkan Faza.

Ya.. Faza tau kok, meskipun nada bicara Luna terlihat biasa bahkan sambil sesekali tersenyum, bukan berarti Luna tidak marah padanya, dari tatapan Luna saja Faza bisa tahu apa yang Luna pikirkan tentangnya.



Tapi Faza salut dengan Luna dan juga Anita, mereka berdua adalah anak sultan, tapi mereka tidak begitu kasar ketika merasa tersaingi. Dan ya meskipun kembali lagi, kita tidak pernah tahu apa yang sebenarnya mereka rencanakan.



"Eh Za.. Luna ngapain tadi disini?? Ngomong apa dia??" Tanya Nadin yang baru kembali mengambil makanan dari ibu kantin.


Faza tak menjawab.



"Pasti tentang Abidzar yah kan?" Tanya Nadin lagi.



Faza masih diam tanpa mengatakan apapun.

Awas Nanti Jatuh Cinta [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang