16

11 0 0
                                    

.16

Dengan seragam sekolah yang masih menempel ditubuhnya, Faza menjatuhkan diri ke atas kasur single dikamarnya.

Mata Faza menatap sendu langit-langit kamar tidurnya memikirkan apa yang terjadi antara dirinya dan Abidzar.


Flashback

"Jangan bilang... selama ini Elo .. baper yah? Elo baper karena gue deket-deket sama elo Za?" Tanya Abidzar dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"...??" Faza langsung membulatkan matanya ketika mendengar pertanyaan yang Abidzar katakan.

"Syakira Mafaza, elo ... suka sama gue?" Tanya Abidzar lagi sambil menatap Faza dengan tatapan yang dalam dan penuh arti.

Untuk beberapa saat Faza masih bergeming menatap Abidzar dengan tatapan mata dan ekspresi yang terkejut bukan main.

Abidzar dan Faza hanyut dalam tatapan masing-masing. Hingga suara seorang wanita mengagetkan keduanya.

"Bidzar!" Panggil wanita itu.

Faza dan Abidzar pun menoleh ke sumber suara dan mereka terlihat terkejut saat mendapati Anita lah yang sedang berdiri disana.

"Yang (sayang).. kamu aku cariin taunya disini" kata Anita sambil berjalan kearah Faza dan Abidzar.

Melihat Anita berjalan mendekat, spontan Faza langsung berfikir inilah saatnya untuk melarikan diri dari Abidzar.

Faza pun hendak melangkahkan kakinya pergi dari sana tapi dengan cepat Abidzar meraih tangan tangan Faza dan menggenggamnya erat.

Faza terkejut dan reflek menoleh, saat itu tatapan Abidzar masih fokus menatap Faza sambil sesekali melirik ke Anita yang perlahan mendekati mereka.

"Kita belum selesai." Kata Abidzar sambil sedikit memajukan tubuhnya dan berbisik tepat ditelinga Faza.

Faza tak menjawab, dia masih diam sambil berusaha menormalkan detak jantungnya saat mendengar suara Abidzar yang serak dan berat itu.


Abidzar melepaskan genggaman tangannya dari tangan Faza dan seketika itu juga Faza langsung berjalan cepat meninggalkan Abidzar dan Anita dibelakang sana.

Samar-samar Faza mendengar percakapan mereka.

"Kenapa nyari aku?" Tanya Abidzar saat Anita sudah sampai tepat didepannya.

"Enggak.. aku cuma kangen kok hehe.. mmmm..kamu ngapain berduaan sama Faza disini? Kalian enggak itu kan??" Tanya Anita sambil menatap sinis ke Faza yang sudah berjalan menjauh.

Faza sudah masuk kedalam kelasnya, jadi sayang sekali Faza tak bisa lagi mendengar apa yang Abidzar dan Anita bicarakan.

"Itu apaan sih? Selingkuh? Kamu ngira aku selingkuh sama Faza?" Tanya Abidzar balik.

"Hah?" Anita terkejut mendengar pertanyaan Abidzar.

"Husf.. (menghela nafas kasar) terserah kamu mau ngira aku apa, tapi aku sama Faza gak ada apa-apa. Seenggaknya untuk saat ini." Kata Abidzar dengan santainya sambil menatap Anita tanpa ekspresi.

"Mak.. maksud kamu apa?" Tanya Anita bingung dengan kalimat terakhir yang Abidzar ucapkan.

"Aku mau ke toilet." Kata Abidzar mengalihkan pembicaraan dan berjalan meninggalkan Anita begitu saja.


Flashback off

"Kok .. gue tadi deg-degan yah.. apa gue??? Ah ENGGAK! ENGGAK MUNGKIN! ENGGAK mungkin lah masa gue suka sama dia sih! Orang kayak dia?! Ya ampun gak mungkin! Sadar Za sadar! Dia udah punya pacar, yakali elo suka sama cowok orang aish!!! Lagian dia kan gak suka sama gue?! Aaarggghhh!!! Gak mungkin gue suka sama dia?! Gak mungkjn!!!! GILA LO! SADAR!!! SADAR SYAKIRA MAFAZA!!! SADAR!!! AAARGGGHHH!!!" Teriak Faza frustasi sambil mengacak-acak rambutnya dan memukuli bantal gulingnya itu.

"Hayou lho suka sama siapa tuh?!"

Faza menoleh kesumber suara di pintu kamarnya dan mendapati sang kakak Wisnu sedang menatapnya sambil menyeringai dengan hanya kepala yang masuk lewat celah pintu itu.

"ih! AYAH!!! MAS WISNU NGINTIP IRA YAH....!!!" teriak Faza sambil melemparkan bantal gulingnya tepat kewajah sang kakak.

"ADUH! (Wisnu memegangi wajahnya yang terkena lemparan bantal), bilangin ke ayah ah..." Wisnu berjalan pergi dari depan pintu kamar Faza.

"Aish! Mas! Apaan sih! MAS WISNU!" Faza segera bangkit dan berlari mencoba mengejar sang kakak.

"yah... Anak gadis ayah lagi jatuh cinta nih yah..." Teriak Wisnu sambil menatap tajam ke Faza dan berjalan kearah ayah dan ibunya yang sedang duduk santai didepan rumah.


"MAS! APAAN SIH!" teriak Faza sambil menarik-narik baju dan lengan Wisnu yang panjang itu.

Faza tahu jikalau sampai ayahnya tahu tentang hal ini maka tamatlah riwayat Faza.

"Ayah.. Syakira punya pacar nih yah!" Kata Wisnu dengan ketus sambil menatap Faza tajam.

"Apah?!" Ibu dan ayah Faza seketika menatap Faza tak percaya.

"Kamu punya pacar dek?" Tanya ibu Faza yang terlihat terkejut.

"ENGGAK! Ira gak punya pacar kok Bu.. Ibu kok percaya sih sama mas Wisnu, mas Wisnu itu boong Bu ... Ayah.." kata Faza berusaha meyakinkan jikalau apa yang dikatakan oleh kakaknya tidaklah benar.


"Halagh .. yang banar .. kemaren itu yang dikantor polisi siapa? Siapa ya namanya lupa deh.. Abi..Abi siapa gituh.. dia pacar kamu kan?!" Tanya Wisnu sambil menatap tajam ke adik satu-satunya itu.

"Lho bukan! Dia bukan pacarnya Ira Bu.. beneran.. dia udah punya pacar.. lagian Ira juga gak suka sama dia. Orang kita cuma temenan Kok. Mas aja yang sok tau huw!" Jawab Faza sambil menatap kesal ke Wisnu.

Ayah dan ibu Faza hanya diam melihat kedua anak mereka beradu mulut.

"Masa sih?!" Wisnu menatap Faza dengan tatapan menyelidik.

"Ya ampun.. makannya mas jangan sok tau deh!" Kata Faza menatap Wisnu kesal.

"AWAS AJA LU! Kalo elo ketahuan pacaran, gue sendiri yang bakal ngirim elo ke Malang. Biar sana elo tinggal sama kakek ama nenek aja. Iyakan yah (ayah)?" Kata Wisnu sambil menatap Faza tajam dan menatap ayah mereka meminta persetujuan.

"Iya.." jawab ayah Faza sambil menyeruput kopi miliknya.

"Lho?! Kok gituh?! AYAH???!!!!!" teriak Faza sambil menatap ayahnya dengan tatapan mata yang terlihat putus asa.

"Iya biar nenek sama kakek ada temennya dek.." jawab ibu Faza sambil tersenyum simpul.

"Aaarggghhh ibu... Ira gak mau Bu..." Faza merengek sambil berjongkok kan meletakan kepalanya dipangkuan sang ibu.

"Kasihan deh Lo!  MAKANNYA JANGAN PACARAN HUW!" kata Wisnu sambil berjalan masuk kedalam rumah.


"Aish! Mas Wisnu nyebelin ah!"

Awas Nanti Jatuh Cinta [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang