10

11 0 0
                                    


Abidzar sedang duduk dikursi taman belakang sekolah mereka yang biasa memang digunakan sebagai tempat nongkrong.

"Woi! Ngelamun aja lu!" Sapa seorang pria mengagetkan Abidzar.

"Astaga! Ya ampun.. kaget gue yan.." kata Abidzar setelah melihat siapa gerangan sosok yang mengagetkannya itu.



"Nih.. kopi" kata pria itu sambil duduk disamping Abidzar dan memberikan sebotol minuman kopi dingin kepada Abidzar.


"Thanks bro" kata Abidzar setelah mengambil kopi dingin itu.


"..."


Untuk beberapa saat semuanya hening..


"Zar.." panggil pria itu lirih.

"Hemm?" Abidzar menoleh sambil meneguk minuman kopi tadi.

"Mmmmm..... Elo ada hubungan apa sama Faza?" Tanya pria itu dengan wajah datar sambil menoleh dan menatap Abidzar lekat.


"Hah?! Faza?? Maksud Lo ... Syakira Mafaza??" Tanya Abidzar kaget dan bingung.


"Heemmm" pria itu hanya berdehem mengiyakan.


"Mmmm... Gue .. gue gak ada hubungan apa-apa sama dia .. emangnya kenapa?" Tanya Abidzar masih sedikit bingung.


"Kalo gak ada hubungan apa-apa, terus kenapa elo kemaren seharian boncengan sama hah?! Inget Zar, elo tuh udah punya pacar Zar! Hargai perasaan pacar lo, bukan malah main belakang kek gituh!" Kata pria itu mulai meninggikan suaranya.


"Hah! Iya gue inget kok gue udah punya pacar, tapi siapa juga yang main belakang sih Yan?? Gak ngerti deh gue.. lagian gue sama Mafaza.... (Abidzar menatap pria itu lekat) TUNGGU DULU! Kok elo bisa tau Mafaza sih?? Mafaza kan gak terkenal?" Tanya Abidzar sambil mengerutkan kening dan menatap pria itu dengan tatapan mata tajam penuh tanya.

"...." Pria itu terlihat terkejut dengan pertanyaan Abidzar.


Untuk beberapa saat Abidzar dan pria itu terlihat saling menatap satu sama lain dengan tatapan mata tajam penuh arti.

"Woi! Lagi ngomongin apa sih kok kek serius bener??" Tanya Rendi yang tiba-tiba muncul dari belakang mereka.


Pria yang sedari tadi duduk disamping Abidzar seketika langsung berdiri dan berjalan pergi meninggalkan Abidzar juga Rendi tanpa mengatakan apapun.


"Lho?! Yan?? Mau kemana Lo?" Teriak Rendi sambil menatap punggung pria itu yang mulai menjauh.


"...." Tapi pria itu tak menjawab sama sekali, dia terus berjalan menjauh meninggalkan kedua temannya begitu saja.


"Zar.. Riyan kenapa?" Tanya Rendi sambil menatap Abidzar dan mendudukkan tubuhnya disebelah adik kelasnya yang terkenal tampan seantero sekolah itu.

Abidzar masih diam menatap punggung Riyan yang mulai menjauh itu. Yah.. pria yang sedari tadi duduk bersama Abidzar adalah Riyan, kakak sepupunya yang juga kakak kelasnya disekolah itu.


"Ren..??" Panggil Abidzar masih dengan mata terus menatap Riyan.


"Apaan?" Tanya Rendi.



"Riyan kok bisa tau Faza sih? Padahal Faza kan gan terkenal, gue yang satu angkatan sama Faza aja baru tau Faza pas dia pindah ke kelas gue.. lah kok Riyan yang kakak kelasnya bisa tau sih? Padahal kan Riyan gak ikut organisasi, terus kelas Faza sama kelas kalian berdua (Rendi dan Riyan satu kelas) juga jauh kan??" Tanya Abidzar sambil menatap Rendi bingung.


"Faza?? Maksud Lo Faza temennya Nadin pacar gue?" Tanya Rendi mencoba memastikan.



"Iya.. oh berarti Riyan tau Faza dari elo yah? Nadin pasti sering cerita tentang Faza kan ke elo, terus elo cerita deh tuh ke Riyan, ya kan?" Tanya Abidzar yang menyimpulkan.

"Hah?! Maksudnya?" Rendi mengerutkan keningnya bingung.

"Maksud gue, Riyan tau Faza itu dari elo kan, karena Faza temennya Nadin gituh iya kan??" Tanya Abidzar lagi.

"Hah?! Bukan! Justru gue yang tahu Nadin itu gegara Riyan kenal sama Faza." Kata Rendi membernarkan.


"Maksud Lo?" Abidzar semakin bingung.


"Aduh.. masa elo gak maksud sih?! Riyan itu kan kenal Faza lebih dulu ketimbang gue kenal Nadin. Jadi, gue sama Nadin ya kenal gegara kita dikenalin Riyan sama Faza gituh.. maksud kagak Lo?"


"Kok.. mereka bisa kenal??" Tanya Abidzar benar-benar semakin bingung sambil menenggak minuman kopi dingin yang diberikan Riyan tadi.


"Lah ya kenal lah! Orang mantan sendiri masa kagak kenal sih!" Jawab Riyan singkat padat dan jelas.



"Uhuk uhuk!!" Abidzar menyemprot minuman yang tadi dia tenggak itu saat mendengar perkataan Rendi.



"Woi kenape Lo!" Tanya Rendi spontan.



"Uhuk uhuk... Mantan??? Mak..maksud Lo??" Tanya Abidzar sambil menatap Rendi penuh tanya.


"Iya mantan. Si Faza kan mantannya Riyan. Emang elo gak tau?" Tanya Rendi sambil menatap Abidzar yang terlihat terkejut bukan main.


"Eng..enggak..." Abidzar menggeleng pelan.



"Ya.. maklum sih.. keknya emang cuma gue sama Nadin sih yang tau.. soalnya nih .. masa pacaran mereka itu keknya bisa masuk rekor muri deh.. singkat banget soalnya.. masa mereka pacaran cuma satu malem doang.. kagak nyampe 24 jam ya ampun.." kata Rendi sambil berbisik.


"Hah?! Se.. seriusan lo?" Tanya Abidzar tak percaya.



"Iya serius... Jadi nih.. kalo misal malem ini mereka jadian, besok paginya mereka udah putus.. mantap gak tuh?" Kata Rendi lagi.



"Lah yang mutusin siapa?" Tanya Abidzar benar-benar penasaran.



"Si Faza.. gak tau kenapa.. dan elo tau gak, anehnya tuh si Faza kalo ditanya sama Nadin soal Riyan.. dia selalu gak mau ngakuin kalo dia pernah pacaran sama Riyan.. tapi Riyan bilang ke gue kalo mereka pernah pacaran satu malem doang gituh.. ya ampun kagak tau sih yang bener yang mana.. hahaha tapi lucu banget gak sih??" Rendi tertawa geli.



Sementara Abidzar hanya diam mencoba mencerna setiap perkataan Rendi. Rasa terkejut dan tidak percaya tentu saja masih membuat Abidzar berfikir.

Awas Nanti Jatuh Cinta [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang