18

8 0 0
                                    

.

"Za.. elo ke taman belakang duluan deh, gue mau beli cemilan dulu, tunggu gue disana ya.. dah.." Kata Nadin sambil berlari meninggalkan Faza menuju ke kantin sekolah.

Faza hanya menatap Nadin malas.

Tanpa basa-basi Faza kembali berjalan ke taman belakang sekolahnya, tempat yang paling favorit bagi beberapa siswa untuk sekedar nongkrong atau duduk membaca buku.

Belum sempat Faza sampai di taman belakang, tiba-tiba ada seorang pria yang berjalan disamping Faza.

"Aku mau ngomong sesuatu sama kamu" kata pria itu sambil menoleh dan menatap Faza penuh arti.

Dengan wajah yang sedikit terkejut, Faza menoleh dan menatap pria itu sekilas lalu kembali menatap kearah depan.

Sekarang disinilah Faza, berdiri dibawah pohon rindang dibelakang sekolah bersama seorang pria bernama lengkap Riyan Syahputra.

Sebenarnya mereka tak berdua saja, dibeberapa meter dari tempat mereka berdiri banyak murid-murid yang juga sedang duduk bersama mengobrol satu sama lain.

"Za.. aku mau kita memulai semuanya dari awal lagi" ucap pria itu memecah keheningan.

"..." Faza masih diam menatap lurus kedepan dengan wajah datar tanpa ekspresi.

"Za.. jawab dong.. aku pengen kita sama-sama lagi Za.. aku pengen kita balikan lagi kek dulu.. aku pengen kamu jadi pacar aku lagi Za" kata Riyan lagi sambil mencoba membujuk Faza.

"Ka.. aku tuh gak boleh pacaran sama ayah, dan aku juga gak mau pacaran. Aku gak mau buang-buang waktu buat hal-hal kaya gituh ka.. lagian kalo dulu kita pernah deket ya itu karena aku masih labil ka.. jadi udah deh ka.. untuk sekarang aku lagi gak mau deket sama cowok ka.. karena menurut aku diumur kita sekarang, lebih baik kita fokus sama diri sendiri, fokus sama masa depan kita, baru deh mikirin cinta-cintaan ka.. yah??" Faza menatap Riyan dengan wajah yang terlihat sayu dan malas.

Faza hendak melangkahkan kakinya pergi tapi, suara Riyan kembali menghentikan langkahnya.

"CK.. apa kamu bilang? Kamu gak mau pacaran? Gak mau deket sama cowok? Cuih! MUNAFIK KAMU ZA!" Kata Riyan dengan suara yang sedikit meninggi.

Faza menoleh dan menatap Riyan penuh tanya.

"Kamu bilang kamu gak mau deket-deket sama cowok lah terus kenapa hampir setiap hari aku selalu ngeliat kamu deket sama Abidzar?! Emang kamu pikir Abidzar bukan cowok hah?!" Kata Riyan sambil memicingkan mata dan menatap tajam ke Faza.

Faza hanya menghela nafas kasar sambil menunjukkan ekspresi wajah tak percaya bahwa Riyan bisa berkata seperti itu padanya.

"Gak usah gaya-gayaan deh! Bilangnya gak mau deket sama cowok tapi nempel terus sama Bidzar. Kamu tau kan, Bidzar tuh udah punya pacar, kalo kamu dekat-dekat terus sama Bidzar ya pantesan lah kamu dibilang perusak hubungan orang. Emang itu bener sih." Kata Riyan lagi.

"..." Faza masih mencoba menahan dirinya agar tidak marah. Meskipun sejujurnya Riyan sudah keterlaluan kepadanya tapi lebih baik Faza diam.

Faza hanya menatap tajam ke Riyan tanpa mengatakan apapun.

"Kenapa?! Enggak terima?! Itu emang kenyataannya kan? Nyesel juga aku minta balikan sama kamu. Bagus deh kamunya gak mau kan? lagian siapa juga yang mau punya cewek perusak hubungan orang lain. CK.." Riyan memicingkan matanya dan menatap jijik ke Faza.

"Ck.. Kaka bilang apa nyesel minta balikan sama aku?! (Faza menyeringai lebar) Sama Kok! Aku juga nyesel ka! Nyesel banget! NYESEL KENAPA DULU AKU DENGAN BEGONYA BISA SUKA SAMA COWOK SOK GANTENG DAN BERMULUT BESAR KEK KAK RIYAN! Gak tau deh! Bego banget aku!" Kata Faza sambil sedikit meninggikan suaranya saking kesalnya mendengar perkataan Riyan.


Tak lupa tatapan mata andalan Faza yang tajam menusuk langsung tertuju pada mata Riyan hingga Riyan langsung terdiam dan terkejut mendengar ucapan dan tatapan Faza padanya itu.


Tanpa basa-basi Faza langsung membuang muka dan berjalan meninggalkan Riyan begitu saja.


Dan tanpa mereka (Faza dan Riyan) sadari, sedari tadi, dari kejauhan tampak seorang siswi yang memperhatikan mereka dan menatap mereka dengan tatapan penuh amarah.

"Ya ampun bego banget gue! Bisa-bisanya dulu gue tergila-gila sama itu orang!!!! Demi apa ya ampun?! Gue dulu gak punya otak atau gimana sih?! Parah banget sih.....aish!!!!" Maki Faza pada dirinya sendiri sambil berjalan dengan tangan kanannya memukul-mukul kepalanya sendiri.


"Baru tahu ada orang ngatain diri sendiri gak punya otak."


Faza menatap lurus kedepan dimana suara itu berasal.


"Abidzar?!" Gumam Faza saat melihat Abidzar lah yang sedang berjalan mendekat kearahnya.


Untuk beberapa saat Faza dan Abidzar saling menatap. Melihat Abidzar berjalan kearahnya tentu saja membuat Faza berfikir Abidzar akan berhenti didepannya dan bicara padanya.


Tapi ternyata perkiraan Faza salah. Saat sudah sampai didepan Faza, Abidzar hanya menatap Faza sekilas dan kembali melanjutkan langkahnya berjalan kearah taman belakang sekolah dan melewati Faza begitu saja.


Faza untuk beberapa saat hanya diam menatap punggung Abidzar yang mulai menjauh dan menghilang dibalik lorong.



"Kenapa dia diem aja? Kenapa dia dingin sama gue? (Berfikir sejenak) Gue tau dia begitu karena perkataan gue kek dia waktu itu, tapi ... Gue gak tau kalo dia bakal bener-bener dingin sama gue.. gue gak suka dia bersikap seolah kita gak saling kenal. Gue??? Aaarggghhh!!!" Kata Faza dalam hatinya sendiri sambil memukul-mukul wajahnya merasa frustasi.


Bola mata Faza bergerak kesana-kemari, wajah Faza yang tanpa ekspresi pun kini terlihat serius, sepertinya ada sesuatu yang Faza pikirkan.



"...." Setelah berfikir panjang, akhirnya dengan yakin Faza melangkah kakinya menuju taman belakang hendak menyusul Abidzar.

"Gue harus ngomong sama dia!" Kata Faza dengan ekspresi wajah yang sangat yakin sambil terus berjalan di lorong sekolah menuju taman belakang itu.


Belum sempat Faza menginjakkan kakinya di rerumputan, Faza yang berada diujung lorong itu terlihat terkejut menatap punggung Abidzar yang berdiri tak jauh dari lorong terakhir.


Abidzar terlihat berdiri mematung menghadap ke sepasang manusia yang sedang beradu mulut.


Faza mengalihkan pandangannya dan berusaha menatap siapa pasangan yang sedang Abidzar amati.


Dan saat mengetahui siapa pasangan itu, seketika Faza langsung membulatkan matanya dan langsung menatap mereka dengan ekspresi wajah yang terkejut bukan main ditambah dengan percakapan keduanya yang benar-benar membuat Faza terkejut.


"Ka Riyan?! Anita?! Mereka lagi ngapain?? " Tanya Faza dalam hati.


Yah.. sepasang manusia yang sedang beradu mulut itu adalah Riyan dan Anita.


"Kakak kan udah janji.. kakak janji buat gak deket-deket sama Faza. Terus kenapa tadi kakak deket-deket sama dia? Kakak masih suka sama dia?!" Suara Anita sedikit meninggi dengan ekspresi wajah yang terlihat marah, Anita pun menatap tajam ke Riyan.



"Aku udah gak suka sama dia Nit.. aku cuma nyapa dia aja tadi .. lagian kamu gak berhak ngatur-ngatur aku lho. Liat aja diri kamu sendiri, kamu bilang kamu udah gak suka sama Abidzar, kamu sukanya sama aku. Ya kalo serius suka sama aku, harusnya kamu putusin Abidzar dong. Tapi apa?! nyatanya kamu gak mutusin dia?! Jangan-jangan kamu emang gak suka sama aku dan kamu masih suka sama Abidzar, Iya kan?!" Riyan tak mau kalah.



Riyan dan Anita terlalu fokus satu sama lain hingga tak menyadari ada dua orang yang sedang menatap mereka dan mendengarkan percakapan mereka.



"Enggak gituh ka.. aku serius suka sama Kaka, aku juga serius aku udah gak suka sama Bidzar, tapi aku juga gak suka Abidzar deket-deket sama Faza. Aku gak mau nanti kalo aku mutusin Bidzar, terus Bidzar jadi makin nempel sama Faza, jadi suka beneran sama Faza. Aku gak mau ka!" Kata Anita dengan santainya.




"OH JADI GITUH ... ?"





??



?

Awas Nanti Jatuh Cinta [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang