12

10 0 0
                                    

Dibawah pohon yang rindang dibelakang sekolah, Faza duduk sendirian disalah satu kursi taman sambil membaca sebuah novel berjudul "Musim Gugur", novel yang menceritakan tentang kisah cinta dua remaja yang terhalang gengsi dan ego hingga pada akhirnya membuat mereka menyesal karena telah menyia-nyiakan kesempatan untuk saling mengungkapkan rasa.


"Aku tak pernah menyangka, jikalau pada akhirnya aku akan jatuh cinta kepadanya. Aku tak pernah menyangka bahwa aku akan merindukannya. Dia yang kutemui tanpa sengaja, dia yang selalu mencoba memulai pembicaraan lebih dulu denganku, dia yang selalu usil dan mengusikku, dia yang selalu mencoba untuk dekat denganku dan tersenyum hangat padaku, justru kini dia lah yang paling jauh dariku dan dia lah yang paling dingin kepadaku. Aku ... Aku tak bisa menahan sesaknya dadaku saat melihat betapa acuh dan dinginnya tatapan dia kepadaku."



Tulisan di bab ke 15, satu bab sebelum bab terakhir itu sedikit banyak membuat Faza hanyut dalam diam. Rasanya seperti Faza ikut merasakan bagaimana rasa sesak didada akibat diacuhkan oleh seseorang yang sebenarnya kamu anggap spesial itu.


"Woi!" Suara seorang pria seketika mengagetkan Faza.



""Astaga!" Kata Faza reflek.


Faza segera mengalihkan pandangannya menatap siapa gerangan pemilik suara itu.



"Abidzar?!" Kata Faza dalam hati sambil menatap pria yang ternyata adalah Abidzar itu.




"Ngapain Lo duduk sendirian disini?? Tumben banget gak sama pacarnya Rendi?" tanya Abidzar sambil mendudukkan tubuhnya tepat disamping Faza.




"...." Faza tak menjawab, dia hanya diam sambil menghela nafas kasar dan kembali menfokuskan tatapannya ke buku yang sedari tadi dia baca.



Merasa Faza tak menjawab pertanyaannya, Abidzar pun menoleh ke Faza dan menatap Faza lekat.



Untuk beberapa saat Abidzar hanyut salam tatapannya ke Faza, entah apa yang Abidzar pikirkan, tapi melihat wajah Faza yang terdiam dan sedikit menunduk fokus itu terlihat mempesona menurut Abidzar.

"Wah.. baca apaan tuh?! Liat dong!" Kata Abidzar sambil merebut buku yang dipegang Faza tanpa basa-basi.



"Eh! Zar! Balikin!" Kata Faza yang terkejut.



"Bentar dulu.. gue mau liat dulu .." mata Abidzar sambil mencoba membaca judul buku yang tadi dibaca Faza itu.

"....??" Faza hanya diam menghela nafas kasar sambil menatap kesal ke Abidzar.



"Musim gugur... Wah.. judulnya bagus nih.. btw, ini tentang apa?" Tanya Abidzar sambil membuka-buka isi buku.



"Balikin gak Zar?!" Kata Faza lirih namun dari suaranya terdengar kesal.


"Iya bentar.. kasih tau dulu ini tentang apa?" Tanya Abidzar lagi masih fokus membolak-balik halaman buku itu.



Faza masih diam.



"Wah.. tentang cinta nih.. hahha cewek mah selalu gituh yah, suka buku tentang cinta-cintaan begini ya ampun.. itulah mengapa cewek susah banget dimengerti hadeh.." kata Abidzar setelah melihat dan membaca beberapa isi buku itu.



"...???" Faza bergeming, dia hanya menatap Abidzar dengan mata yang terlihat kesal menahan amarah.




"Biasanya, kalo cewek baca-baca buku atau puisi tentang cinta, biasanya sih mereka lagi jatuh cinta.. jangan bilang elo ... ??? Lagi jatuh cinta yah Za??" Tanya Abidzar sambil melirik Faza sekilas lalu kembali menatap ke buku yang masih dia pegang itu.



"Asih! BALIKIN ZAR!!!" Bentak Faza sambil merampas bukunya yang masih dipegang Abidzar.


"Ya ampun.. biasa aja dong Za.. gak usah ngegas juga.. kaget tau gue!" kata Abidzar sambil memegangi dadanya dan menatap Faza dengan ekspresi wajah terkejut.



Faza kembali terdiam sambil memanyunkan bibirnya dan menatap kesal ke Abidzar. Lalu Faza bangkit dari duduknya dan melangkah pergi meninggalkan Abidzar begitu saja.

"Lho! Za! Mau kemana? (Faza terus melangkah menjauh dari Abidzar) Za! Orang ditemenin kok malah pergi sih?! Za!" Panggil Abidzar sambil berusaha berjalan menyusul Faza.

"Za!" Teriak Abidzar lagi, tapi Faza tak menggubris, Faza terus berjalan cepat berusaha menghindari Abidzar.

"Woi! Syakira Mafaza?! Iza?! Faza?!" Panggil Abidzar tak mau menyerah, dan karena Faza tak memperdulikannya, Abidzar pun mengambil ancang-ancang untuk berlari,l agar bisa menyusul Faza. Tapi belum sempat Abidzar berlari eh..

"Yang?? Mau kemana?" Suara halus seorang wanita yang begitu sangat familiar mengalihkan perhatian Abidzar. Dan seketika Abidzar pun menoleh ke belakang dimana sumber suara itu berasal.

"Anita?" Gumam Abidzar saat mendapati kekasihnya lah yang ada disana.

Anita tersenyum simpul menatap Abidzar dengan tatapan mata yang tajam dan penuh misteri.

"Kita ke kantin yuk yang?? Aku laper deh" Ajak Anita sambil merangkul tangan kanan Abidzar dan menyandarkan tubuhnya ke tubuh Abidzar.

"... hhmmm???" Abidzar hanya tersenyum mengiyakan perkataan Anita, meski terlihat jelas ada keterpaksaan dari wajah Abidzar.

"Ayok!" Anita menyeret Abidzar untuk berbalik dan pergi bersamanya.

Sedangkan Abidzar, Abidzar terlihat sesekali menatap ke belakang dimana ada Faza yang sedang berjalan menjauh dan perlahan menghilang dari balik pintu.

Terlihat jelas dari tatapan mata Abidzar ke Faza, bahwa Abidzar seakan ingin sekali menghampiri Faza, bukan malah menjauh seperti ini.

Awas Nanti Jatuh Cinta [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang