14

12 0 0
                                    

'gleg gleg gleg'

Faza meminum es teh manis yang tadi dia pesan.

"Hhemmm keknya enak nih.." gumam Faza dengan mata berbinar sambil menatap sepiring mie goreng pedas level setan yang berbalut cabe rawit merah segar disetiap sela mie-nya itu.

Ya maklum saja, Faza memang penyuka makanan pedas, jadilah jikalau melihat banyak cabe rawit dimakannya itu justru membuatnya senang bukan main.

'Sssrruuuuttttt'

Faza memakan mie goreng miliknya dengan ekspresi wajah yang terlihat begitu senang, senyum mengambang terukir dibibir Faza saat mie itu masuk kedalam mulutnya dengan rasa pedas yang seketika menjalar memenuhi isi mulut Faza, sensasi yang benar-benar sangat Faza sukai.

'Sssrrruuuutttt'

'Sssrrruuuutttt'

Sudah kali ketiga Faza menyuapkan mie goreng kedalam mulutnya dan Faza masih tersenyum lebar menikmati rasa pedas yang begitu nikmat itu.

Tiba-tiba,

"Wah . . Keknya enak banget yah mie gorengnya sampe-sampe elo senyum-senyum sendiri gituh" Suara laki-laki disamping kanannya seketika mengagetkan Faza.

Faza langsung menoleh dan seketika membulatkan matanya ketika mendapati Abidzar lah yang sedang berdiri tepat disampingnya itu.

Abidzar tersenyum lebar menatap Faza yang terlihat terkejut.


"Gue boleh duduk disini?" Tanya Abidzar sambil memasang ekspresi wajah memelas.


"...??" Faza masih terdiam menatap wajah Abidzar dengan mata yang masih membulat sempurna dan ekspresi wajah yang masih terkejut.


"Gue anggap boleh ya?" Tanya Abidzar lagi sambil mendudukkan tubuhnya tepat disamping Faza.


Faza tak berkutik, sambil mengunyah mie goreng yang tadi ada di mulutnya, Faza terus menatap wajah Abidzar heran.

Sejujurnya tubuh Faza bahkan sedikit gemetar saat itu, mengingat kejadian tadi dimana Abidzar marah-marah dikelas, dan wajah Abidzar tadi benar-benar terlihat menyeramkan hingga membuat Faza ketakutan.


Ta.. tapi sekarang apa?? Ke..kenapa Abidzar tersenyum padanya? Kenapa wajah Abidzar tak semenyeramkan tadi? Kenapa Abidzar terlihat tak marah padanya padahal tadi dikelas, Abidzar bahkan marah-marah keteman-temannya sendiri. Kenapa Abidzar bersikap begitu padanya??
Semua pertanyaan itu berputar di otak Faza.


"Kenapa ngeliatin gue?" Tanya Abidzar sambil menoleh ke Faza.

"...???" Faza dengan reflek mengalihkan pandangannya mencoba menghindari kontak mata dengan Abidzar.

Faza kembali menyuapkan mie kedalam mulutnya.

"Awas lho.. nanti jatuh cinta..." Kata Abidzar sambil tersenyum lebar dan sedikit mendekatkan tubuhnya kearah Faza.

Faza langsung menoleh dan menatap Abidzar dengan ekspresi wajah antara bingung, terkejut dan tak percaya.

Melihat Faza menoleh, Abidzar mencoba menggoda Faza dengan mengedipkan sebelah matanya sambil menyunggingkan senyum maut andalannya.


Melihat kelakuan Abidzar itupun, Faza yang sedari tadi terkejut semakin terkejut dan semakin membulatkan matanya.

Untuk beberapa detik, Faza dan Abidzar menatap satu sama lain dengan tatapan mata penuh arti.

Hingga.... Tatapan mata Faza teralihkan oleh sosok seorang pria yang entah dari mana datangnya tiba-tiba sudah berdiri jauh dibelakang Abidzar. Pria itu terlihat menatap kearah dirinya dan Abidzar dengan tatapan mata tajam dan ekspresi wajah menahan sesuatu.

Awas Nanti Jatuh Cinta [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang