BAB 11: father?

1.1K 98 10
                                    

"Sayang, bangun yuk"ucap Naruto membangunkan Hinata yang tertidur lelap.

"Eumhh.. Jam berapa ini Naru?"tanya Hinata sambil mengucek mata nya.

Melihat itu Naruto segera menepis tangan Hinata pelan. Lalu Hinata sedikit terkejut karna Naruto mengecup kedua mata nya bergantian

"Lain kali jangan seperti itu nanti mata nya sakit"nasehat Naruto bak Ayah yang menasehati putri kecil nya.

Hinata hanya mengangguk sambil menundukkan kepala nya agar Naruto tidak melihat rona di pipi nya.

"Hey hey, kenapa menunduk hm?"Naruto mengangkat dagu Hinata pelan. "Tuan putri tidak boleh menunduk, nanti mahkota nya jatuh hn?"lanjut Naruto

Hinata lagi lagi hanya mengangguk dengan senyum manis menghiasi wajah porselen nya.

"Tadi ayah mu mengirimkan pesan bahwa ia pulang hari ini"ucap Naruto pelan tak ingin membuat sang kekasih syok.

"A-ayah??"tanya Hinata gugup

"Hn"

Hinata segera mengecek handphone nya, ia melihat jam, dan sekarang sudah sore, pasti ia lama tidur di ruangan Naruto.
Perlahan tangan nya membuka pesan dari sang ayah yang sudah lama tidak kembali.

From: Ayah

Pulang! Nanti malam kita akan makan malam. Kau Ayah jodohkan.

Sesaat Hinata tersenyum membaca nya namun saat melihat kata dijodohkan mendadak senyum nya sirna. Ia menatap Naruto dengan badan bergetar.

"Naru-kun"Hinata melihat Naruto yang hanya terdiam menatap nya, pasti pria nya sudah lebih dulu membaca pesan ini.

"Kau dijodohkan"ucap Naruto lirih seakan tahu kekhawatiran Hinata.

Menghela nafas berat, itulah yang dilakukan Naruto saat mata nya terasa panas, ayolah mereka baru berpacaran kemarin, apakah harus ada cobaan sebesar ini?

"A-aku hiks.. A-aku--"Hinata mulai sesenggukan, lidah nya terasa kelu untuk berbicara.

"Kita pulang"ucap Naruto datar, ia mengalihkan pandangan nya dari Hinata yang sudah menangis. Sungguh inilah yang ia tak suka dalam percintaan, ditinggalkan atau meninggalkan:)

"Hiks.. Hiks..."Hinata hanya diam melihat Naruto menjadi sosok yang dingin seperti yang sering Naruto tunjukkan kepada orang lain.

Setetes air mata jatuh ke pipi bergurat milik putra seorang Uzumaki itu, percayalah hanya kali ini air mata itu kembali muncul setelah dirinya bayi.
Namun segera di hapus nya kasar air mata sialan itu, dengan posisi membelakangi Hinata yang masih terduduk di atas ranjang sedangkan Naruto berdiri.
Naruto memejamkan mata nya sembari meremas dada nya yang terasa amat sakit.

"KYAAAA!!!!!"teriak Hinata keras diikuti bunyi gelas dilempar

Membuat Naruto membalikkan badan menghadap Hinata yang sedang menangis pilu dengan tangan yang melempar barang disekitar nya termasuk gelas dan nampan berisi makanan yang disediakan Naruto untuk Hinata tadi. Membuat makanan itu tercecer dilantai, Hinata berteriak histeris tanpa menghiraukan tangan nya yang berdarah karna mencoba menyakiti dirinya sendiri dengan menggenggam pecahan gelas dilantai.

Sontak saja Naruto menggenggam erat tangan Hinata dan mencoba membuka tangan Hinata yang mengepal berisikan pecahan tajam dari kepingan gelas tadi.
Bahkan darah nya terus saja menetes.

"Apa yang kau lakukan bodoh?!!!"teriak Naruto sambil mencabut pecahan itu dari tangan Hinata yang sudah masuk sangat dalam.

"Hiks.. Hiks..hiks.. J-JANGAN BE-BERSIKAP DINGIN KEPADAKU hikss!!"sentak Hinata lemah, ia membiarkan Naruto melakukan apa saja pada tangan nya.

"Hiks maafkan aku hiks sayang maaf"tangis Naruto lirih sembari membawa Hinata kedalam dekapan hangat nya, ia sangat kecewa pada dirinya sendiri karna bersikap dingin pada Hinata, jujur ia hanya sedang sakit hati mendengar perjodohan Hinata membuat dirinya lupa bahwa Hinata adalah sosok paling tersakiti disini, bagaimana tidak, setelah berbulan bulan ayah nya tak pulang, sekali nya pulang, perkataan ayah nya membuat dirinya sakit hati!

"Obati dulu lukamu sayang"ucap Naruto pelan sudah mulai sedikit tenang dan tidak menangis.

Naruto mengurai pelukan mereka dan menduduki Hinata yang masih menangis sesenggukan, membuat rasa bersalah Naruto kian bertambah.

Naruto mengambil kotak obat di laci nakas lalu mengelap luka Hinata pelan nan lembut, ia meniup luka itu agar Hinata tidak merasa sakit. Namun bukan nya sakit Hinata hanya diam saja memandang lurus dengan tatapan kosong dengan air mata yang masih menetes.

"By"panggil Naruto lirih

Masih diam dengan tatapan kosong, itulah yang dilakukan Hinata sekarang.

"Kumohon jangan seperti ini sayang"ucap Naruto, ia menjambak surai kuning nya marah, ia marah pada dirinya, semua luka Hinata karna dirinya!

Namun sebuah tangan mungil menghentikan aksi itu, iya tangan itu adalah tangan gadis nya, inilah yang Naruto dapat pastikan dari Hinata, semarah apapun Hinata pada Naruto ia tak akan membiarkan dirinya merasa sakit.

"Mou Naru-kun, biar aku saja yang merasa sakit, jangan Naru-kun"gumam Hinata pelan namun dapat di dengar oleh Naruto

Naruto menatap gadis nya sendu.

"Makan dulu ya sayang"ucap Naruto begitu perhatian.

Hinata hanya menganggukkan kepala nya sambil beranjak menuju kamar mandi yang ada diruangan Naruto. Sekolah pun sudah sepi pastinya, ia mencuci wajah nya namun tidak bisa karna kedua tangan nya di perban.

Naruto masuk ke kamar mandi setelah menelpon bodyguard nya untuk membawakan makanan lagi.

"Biar aku bantu, sayang"ucap Naruto mulai membasuh wajah sembab Hinata lembut, wajah mereka sungguh dekat, mata amethys itu bertubrukan dengan mata blue shaffire, saling menatap dalam hingga mereka bisa melihat ada ketulusan dan cinta di dalam nya.

Dering telpon dari Handphone Naruto membuat aksi tatap menatap itu terputus.

"Hallo tuan muda, saya sudah diluar"ucap bodyguard Naruto lewat telpon

Lalu tanpa menjawab Naruto langsung mengakhiri panggilan itu, membuat Hinata melongo.

"Kau lucu by"Naruto terkekeh melihat wajah konyol sang kekasih.

Mendengar itu Hinata segera merubah raut wajah nya menjadi biasa saja namun sedikit merona malu.

"Naru-kun aku ingin ganti dulu"ucap Hinata pelan

Perkataan Hinata membuat Naruto bingung "ganti? Ganti apa?"tanya Naruto bingung.

"Itu, pasti darah nya sudah tembus"gumam Hinata malu malu kucing membuat Naruto gemas dan mengerti.

Bodoh sekali dirinya lupa akan hal itu, ia keluar dari kamar mandi dan mengambil sebuah benda yang tak lain adalah roti jepang alias pembalut wanita.
Tentu saja sebagai kekasih yang baik Naruto sudah membelikan pembalut itu untuk Hinata, bahkan dirinya sendiri yang membeli itu, ia bersumpah tak akan membiarkan barang pribadi milik Hinata tersentuh oleh pria lain. Tadi ia keluar untuk membeli benda itu dengan harga yang paling mahal namun terjamin kehigienisan nya. Ia membeli nya waktu Hinata nya tertidur lelap.

Ia kembali ke kamar mandi untuk memberikan Hinata benda itu, tentu saja Hinata semakin memerah malu. "Ah lucu sekali Hinata ku" batin Naruto.

-------&-------
Hi guys!
Maaf baru up ya, author 1 minggu ini terlalu sibuk banget!
Nih yang mw cerita nya ada konflik,, kasihan tahu bru 1 hari pacaran udh diksi cobaan😂
Oke! Gini,, untuk part ke 12 author bakal privat, tapi akan author kasih setelah readers memvote semua part dan juga koment!
Typo bertebaran
-wolfquee

RED'THREAD!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang