11. 𝕺𝖓𝖟𝖊

1.6K 248 42
                                    

𝔻𝕆ℕ'𝕋 𝕃𝕀𝕂𝔼 𝔻𝕆ℕ'𝕋 ℝ𝔼𝔸𝔻
ⓃⓄ ⓅⓁⒶⒼⒾⒶⓉ‼️

•••𝔴𝔦𝔰𝔱𝔣𝔲𝔩•••

"Di mana kau membuangnya?"

"Saya membuangnya di Chungju, Tuan."

"Huh? Kenapa di sana?"

"Kebetulan, kemarin saya sedang ada keperluan di sana, saat mereka tengah melacak keberadaan saya, Tuan. Dan lagi pula, saya rasa Chungju adalah tempat paling aman untuk membuang bukti-bukti itu."

"Terserah! Yang terpenting kau tidak ketahuan, kan?!"

"Tidak, Tuan."

"Bagus! Kalau begitu laksanakan rencana selanjutnya."

"Baik."

---☞♡☜---

Saat di stasiun, Junkyu tidak sengaja melihat sebuah kotak misterius di dekat peron kereta api. Awalnya, ia tak berniat menggubris keberadaan benda tersebut. Namun, pemuda manis itu seketika berubah pikiran kala menduga mungkin saja ada seseorang yang tidak sengaja menjatuhkannya, dan kini tengah kebingungan mencari barang miliknya yang hilang. Akhirnya, karena kebaikan hatinya yang begitu besar, ia lantas segera meraih kotak itu dengan harapan bahwa si pemilik akan datang untuk mengambilnya kembali. Lagi pula keretanya masih baru akan tiba sekitar dua jam lagi, jadi tidak masalah jika ia harus menunggu di stasiun seraya menjaga kotak tersebut.

Dua jam berlalu. Dahi Junkyu mengernyit, terheran kala tak ada satu orang pun yang merasa memiliki benda yang tengah dibawanya. Pemuda manis itu lantas berdiri, berniat menitipkan kotak tersebut ke bagian loket karena merasa kereta miliknya sebentar lagi akan tiba.

Namun sialnya, belum sempat pemuda manis itu beranjak, suara dari speaker yang ada di stasiun tiba-tiba berbunyi. Menandakan jika kereta yang ditunggunya telah datang. Maka, karena begitu panik dan terburu-buru, Junkyu sampai lupa dengan keberadaan kotak misterius itu dan berakhir membawa benda tersebut bersama dirinya memasuki kereta.

Tak menyadari, jika setitik kebaikan hatinya, justru akan menjadi boomerang yang merubah takdirnya kelak.

---☞♡☜---

"Bagaimana? Kau berhasil menemukannya?"

"Ma-maaf, Pak. Tolong beri saya waktu dua hari lagi."

"Dua hari terlalu lama, bodoh!"

"Ini sangat sulit, Pak. Ciri-ciri yang anda sebutkan kurang begitu spe—"

"Kau menyalahkanku, huh?"

"Ti-tidak. Maafkan saya, Pak. Tapi ini benar-benar sedikit sulit ...."

"Ck! Baiklah! Kuberi kau waktu dua hari! Jika kau tidak juga berhasil menemukannya, maka kau sendiri yang akan kuhabisi. Mengerti?!"

"Me-mengerti, Pak!"

Tut.

Jihoon melempar ponselnya ke atas nakas, lantas mengacak rambutnya kasar. Wajah pemuda tampan itu terlihat tengah kesal, penyebabnya tak lain dan tak bukan karena sang kepercayaan tak membawa berita baik untuknya.

ᴡɪsᴛғᴜʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang