𝔻𝕆ℕ'𝕋 𝕃𝕀𝕂𝔼 𝔻𝕆ℕ'𝕋 ℝ𝔼𝔸𝔻
ⓃⓄ ⓅⓁⒶⒼⒾⒶⓉ‼️•••𝔴𝔦𝔰𝔱𝔣𝔲𝔩•••
Junkyu termenung, memikirkan tentang Park Jihoon. Pemuda manis itu hanya tengah bingung. Bingung dengan Jihoon yang sudah tiga hari ini tidak menampakkan diri di hadapannya.
"Apa Jihoon-ssi masih menginap di rumah sahabatnya ...," tanyanya lirih entah pada siapa.
Jujur saja, walau pertemuan dan perkenalannya dengan Park Jihoon masih terkesan singkat. Tetapi, pemuda manis itu agaknya sudah merasa nyaman dan sedikit demi sedikit telah mencoba untuk membuka dirinya pada sang lelaki Park. Maka, kala Jihoon terlihat tak mengunjungi dan menemuinya sama sekali dalam kurun waktu yang lebih lama dari biasanya, Junkyu menjadi sedikit khawatir dan was-was.
"Apa aku membuat kesalahan?" tanyanya berburuk sangka pada diri sendiri. Pemuda manis itu hanya terlalu takut. Takut kehilangan satu-satunya teman yang setidaknya bisa menguatkannya dan menjadi sandarannya selama berada di sini. Karena sejujurnya, jika bukan karena keberadaan Jihoon, mungkin-mungkin saja Junkyu sudah kembali mencoba untuk mengakhiri penderitaannya lagi, dengan membunuh dirinya sendiri.
"Jihoon-ssi, kuharap anda baik-baik saja ...."
Semenjak insiden menghilangnya Jang Wonyoung, Junkyu menjadi sedikit sulit untuk kembali berpikir positif mengenai kepergian seseorang. Di dalam kepalanya kini, hanya ada berbagai pemikiran negatif tentang hilangnya eksistensi Park Jihoon yang begitu tiba-tiba. Biasanya, lelaki Park itu tidak pernah seperti ini. Jihoon tak pernah absen menemuinya selama lebih dari dua hari. Sehari sekali, pasti lelaki itu akan terlihat mengunjungi kamarnya. Jadi, wajar saja jika pemuda manis itu merasa gusar.
Suara kenop pintu yang dibuka, seketika mengalihkan atensi Junkyu dari lamunannya. Pemuda manis itu sedikit menegakkan tubuh, tanpa sadar tersenyum samar. Mengira bahwa yang membuka pintu pasti adalah seseorang yang baru saja dipikirkannya.
"Kim Junkyu-ssi?"
Namun, dugaannya ternyata keliru. Bukannya mendapati sosok Park Jihoon, pemuda manis itu malah melihat seorang pria asing yang tak dikenalnya.
"Si-siapa?" tanyanya takut-takut seraya beringsut mundur, bersikap defensif.
"A-ah maaf jika kedatangan saya mengejutkan anda. Tetapi anda tidak perlu khawatir, saya bukan orang jahat," ujar sang pria asing dengan nada yang begitu lembut, mencoba menenangkan seraya berjalan perlahan ke arah ranjang.
Junkyu menggeleng, namun tak mencoba melakukan apa pun. Beberapa bulan disekap, pemuda manis itu tentu saja sudah banyak belajar dan memahami, jika semakin dirinya melawan atau memberontak, maka siksaan yang amat kejam sudah dapat dipastikan akan menunggunya.
"Jangan takut, Junkyu-ssi. Aku janji tak akan menyakitimu, sungguh."
Pemuda manis itu sejenak terdiam, netranya tampak memandang sang lelaki asing dari atas ke bawah, mencoba meneliti. Setelah meyakinkan dirinya sendiri jika pria di depannya terlihat tidak berbahaya, Junkyu lantas mengangguk kecil.
"Perkenalkan, nama saya Kim Doyoung. Anda bisa memanggil saya Dokter Kim. Mungkin anda tidak tahu, tetapi saya sudah beberapa kali merawat anda ... sayalah yang bertanggung jawab atas penyembuhan kedua kaki anda dan-"
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴡɪsᴛғᴜʟ
Romance[ᴊᴜɴᴋʏᴜ ꜰᴛ. ʜᴀʀᴜᴛᴏ, ᴊᴇᴏɴɢᴡᴏᴏ, ᴊɪʜᴏᴏɴ] "𝒀𝒐𝒖𝒓 𝒆𝒎𝒐𝒕𝒊𝒐𝒏𝒔 𝒂𝒓𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒔𝒍𝒂𝒗𝒆𝒔 𝒕𝒐 𝒚𝒐𝒖𝒓 𝒕𝒉𝒐𝒖𝒈𝒉𝒕𝒔, 𝒂𝒏𝒅 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒓𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒔𝒍𝒂𝒗𝒆 𝒕𝒐 𝒚𝒐𝒖𝒓 𝒆𝒎𝒐𝒕𝒊𝒐𝒏𝒔." - 𝑬𝒍𝒊𝒛𝒂𝒃𝒆𝒕𝒉 𝑮𝒊𝒍𝒃𝒆𝒓𝒕 🔞𝚆𝙰𝚁𝙽𝙸𝙽𝙶�...