𝔻𝕆ℕ'𝕋 𝕃𝕀𝕂𝔼 𝔻𝕆ℕ'𝕋 ℝ𝔼𝔸𝔻
ⓃⓄ ⓅⓁⒶⒼⒾⒶⓉ‼️•••𝔴𝔦𝔰𝔱𝔣𝔲𝔩•••
"Ugh ...."
Junkyu menggeliat, namun anehnya, tubuhnya sulit untuk digerakkan. Pemuda manis itu dengan cepat mengerjapkan mata, guna memfokuskan pandangan.
Tetapi, ketika matanya sudah terbuka sempurna, alangkah terkejutnya ia, saat yang didapatinya bukanlah kafe tempat dirinya bekerja, melainkan sebuah ruangan minimalis berukuran 3x4 yang didominasi dengan warna hitam.
"Di—mana ini ...," lirihnya heran, dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya.
Merasa ada yang tidak beres. Pemuda manis itu lalu melirik ke bawah—dan untuk kedua kalinya ia dibuat terkejut hari ini.
Tubuhnya tengah terikat di atas kursi dengan keadaan yang mengenaskan.
"A-apa yang terjadi?!" batinnya shock.
Junkyu lantas berusaha keras menggerak-gerakkan tubuhnya, berharap ikatan pada kedua tangannya bisa terlepas atau minimal mengendur. Namun nyatanya tak berhasil. Simpul ikatannya terlalu erat seolah yang melakukannya adalah seorang pengikat profesional.
Sadar usahanya sia-sia, pemuda manis itu lalu mendongak. Mencoba mengamati ruangan tempat dirinya disekap dengan seksama. Ia menduga, jika kini dirinya tengah diculik.
Lelah dengan kegiatannya, Junkyu kemudian terdiam—terlihat berpikir. Jujur saja, rasa takut kini tengah melandanya. Namun, kebingungan jelas lebih mendominasi isi kepalanya.
Seperti tentang, untuk apa dirinya disekap, atau atas dasar apa ia diculik serta—apa kesalahan yang telah diperbuatnya sampai-sampai dirinya diperlakukan begini.
Pemuda manis itu sungguh sangat tidak mengerti.
"Apa mungkin yang menculikku salah sasaran, ya ...," batinnya polos.
"Heum, bisa jadi. Mungkin saja mereka ingin menculik anak orang kaya, tetapi naasnya malah salah tangkap."
Lihat, pikiran pemuda manis itu benar-benar lugu, bukan?
Tubuh Junkyu seketika berjengit kaget, kala rungunya mendengar suara pintu yang dibuka dengan kasar dari arah depannya. Pemuda manis itu refleks mendongak, penasaran akan rupa dari seseorang yang tengah menculiknya.
"Oh, sudah bangun ternyata."
Junkyu terpana, matanya bahkan tak berkedip. Begitu terkejut ketika melihat rupa dari si penculik yang ternyata bukan hanya satu, melainkan tiga orang sekaligus. Dan lebih gilanya lagi, ketiganya ternyata sama-sama tampan—bukan, melainkan sangat amat tampan.
"Hei!"
Tubuh sang pemuda manis seketika tersentak, kala salah seorang pria bersurai dark brown tiba-tiba berseru dengan kencang, tepat di depan wajahnya. "Y-ya?" balasnya dengan gugup.
Sret!
"AKHH!"
Junkyu refleks berteriak dengan keras, ketika pria di hadapannya menarik rambutnya kencang. Pemuda manis itu meringis ngilu, sudah dipastikan rambutnya akan mengalami kerontokan parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴡɪsᴛғᴜʟ
Romansa[ᴊᴜɴᴋʏᴜ ꜰᴛ. ʜᴀʀᴜᴛᴏ, ᴊᴇᴏɴɢᴡᴏᴏ, ᴊɪʜᴏᴏɴ] "𝒀𝒐𝒖𝒓 𝒆𝒎𝒐𝒕𝒊𝒐𝒏𝒔 𝒂𝒓𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒔𝒍𝒂𝒗𝒆𝒔 𝒕𝒐 𝒚𝒐𝒖𝒓 𝒕𝒉𝒐𝒖𝒈𝒉𝒕𝒔, 𝒂𝒏𝒅 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒓𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒔𝒍𝒂𝒗𝒆 𝒕𝒐 𝒚𝒐𝒖𝒓 𝒆𝒎𝒐𝒕𝒊𝒐𝒏𝒔." - 𝑬𝒍𝒊𝒛𝒂𝒃𝒆𝒕𝒉 𝑮𝒊𝒍𝒃𝒆𝒓𝒕 🔞𝚆𝙰𝚁𝙽𝙸𝙽𝙶�...