25. 𝖁𝖎𝖓𝖌𝖙 𝕮𝖎𝖓𝖌

1.4K 222 54
                                    

𝔻𝕆ℕ'𝕋 𝕃𝕀𝕂𝔼 𝔻𝕆ℕ'𝕋 ℝ𝔼𝔸𝔻
ⓃⓄ ⓅⓁⒶⒼⒾⒶⓉ‼️

•••𝔴𝔦𝔰𝔱𝔣𝔲𝔩•••

"Bagaimana, apa kau sudah mendapatkan informasinya?"

"Hm ... sudah. Tapi Mashi, adik tirimu benar-benar—gila."

Mashiho mendengus, tak lama setelahnya menghela napas lelah.

"Kau belum tahu saja bagian paling mengerikannya."

"Ck, kupikir juga aku tak ingin tahu."

"Ya, lebih baik begitu."

"Hn, jadi bagaimana? Apa tindakan yang akan kau lakukan selanjutnya jika kau sudah mengetahui siapa orang yang diumpankan oleh 'adikmu'?"

Mashiho berdecak jengkel. "Entah mengapa, aku jadi merasa kesal saat kau menyebutkan kata itu."

Namun, hanya terdengar kekehan kecil dari seberang telepon.

"Faktanya memang begitu, kan?"

"Ck! Dia hanya saudara tiri—ah! Angkat lebih tepatnya, bukan adik kandungku!"

"Ya ya ya, jadi rencana apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"

Mashiho sejenak terdiam, terlihat menimbang-nimbang sesuatu.

"Bagaimana—jika aku membebaskan orang itu?"

"Huh? Apa kau bilang??"

"Errr, aku bilang, bagaimana jika aku berencana untuk membebaskan orang itu?"

"Mashiho."

"Huh? A-apa?"

"Apa kau serius dengan ucapanmu?"

"Ya dan tidak, sejujurnya ...."

Keheningan seketika menyelimuti keduanya.

"Sebentar—kau tidak menyuruhku untuk membantumu dalam aksi penculikan itu, kan?"

Mendengar nada sangsi dari kalimat sang sahabat, dokter muda itu tiba-tiba menjadi sedikit ragu.

"Eung, kau tidak berpikir aku bisa melakukannya sendirian ... bukan?" tanyanya gugup.

"No no no! Sudah kukatakan, aku tak ingin terlibat lebih jauh."

"Oh, Ayolah! Please, bantu aku sekali la—"

"Kubilang tidak."

Mashiho seketika terdiam, namun kemudian terlihat menarik napas dengan berat. "Kumohon ... kumohon, kali ini saja bantu aku sekali lagi—Aku janji! Aku akan membalas kebaikanmu nanti. Please ...."

Tiba-tiba terdengar decakan jengkel dari seberang telepon, menandakan jika sahabat baik sang dokter tengah menahan diri agar tak mengumpat.

ᴡɪsᴛғᴜʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang