𝔻𝕆ℕ'𝕋 𝕃𝕀𝕂𝔼 𝔻𝕆ℕ'𝕋 ℝ𝔼𝔸𝔻
ⓃⓄ ⓅⓁⒶⒼⒾⒶⓉ‼️•••𝔴𝔦𝔰𝔱𝔣𝔲𝔩•••
"Ahh ... sa-sakit ... angh!!"
Junkyu lelah. Entah sudah berapa lama dirinya berteriak dan mendesah secara bersamaan. Suaranya bahkan hampir menghilang.
Tubuhnya remuk, tenggorokannya sakit dan fakta yang paling menyedihkan dari semuanya yaitu—dirinya yang hanya bisa pasrah diperlakukan layaknya pelacur, seperti sampah tak berharga.
Netranya memandang langit-langit kamar sendu. Junkyu pikir, kematian terdengar lebih baik dari pada hal mengerikan yang tengah—terus-menerus—dialaminya saat ini.
"Fuck!" umpat Jihoon penuh kenikmatan.
Sementara, di atas sofa sebelah ranjang tampak Jeongwoo dan Haruto tengah sibuk menonton pergulatan panas itu dengan santai dan tentunya dengan raut wajah datar. Namun jika diperhatikan lebih teliti, terlihat binar kepuasan di bola mata keduanya.
"Ah ...," desah Jihoon, puas.
Segera setelah pelepasannya, tubuh kekar pria Park itu ambruk menindih lelaki manis yang baru saja digagahinya.
"Jadi siapa yang duluan? Kau atau Jeongwoo?" tanyanya setelah selesai menetralkan napas serta mencabut juniornya dari lubang ketat sang pemuda manis.
"Aku," balas Haruto cepat.
Jeongwoo yang mendengar seruan Haruto seketika langsung mendengus, tatapan matanya terlihat mengejek dengan wajah yang menatap remeh ke arah sang sahabat.
"Sepertinya ada yang ketagihan sekarang—aduh!"
Ringisan sakit tak dapat Jeongwoo sembunyikan kala kakinya diinjak dengan begitu keras oleh Haruto. Berbagai umpatan kotor seketika langsung menguar dari mulutnya. Menyumpah serapahi sang sahabat dengan kata-kata yang tak pantas.
"Haruto bangsat Watanabe!"
Haruto hanya menaikkan alisnya seraya mengacungkan jari tengah, lalu kemudian berjalan ke sebelah ranjang, tepat di mana Junkyu tengah tertelungkup pasrah.
Tanpa basa-basi, pria Watanabe itu bergegas membuka kemeja navy beserta ikat pinggangnya. Dan tak lama setelahnya naik ke atas ranjang, untuk kemudian membalik tubuh Junkyu dengan kasar.
Setelah itu, hanya terdengar desahan, erangan, tangisan serta jerit keputusasaan dari dalam ruangan tak terlalu besar tersebut. Ruangan yang menjadi saksi berbagai macam penyiksaan dan kemalangan hidup Kim Junkyu.
---☞♡☜---
Tak terasa, sudah dua bulan belakangan ini Yoshi menjalani kehidupan yang begitu memprihatinkan. Tak bersemangat, linglung, serta putus asa. Pemuda Kanemoto itu terlalu gigih mencari Junkyu, sang sahabat sekaligus cinta pertamanya.
Yoshi bukannya tidak pernah mencoba untuk melapor pada polisi, tentu saja ia sudah pernah melakukannya. Namun, apa yang ia dapatkan malah membuat pemuda tampan itu semakin terpuruk. Bukannya memperoleh bantuan dalam pencarian sang sahabat, laporan Yoshi malah diacuhkan dan dianggap hanya sebagai angin lalu.
Hal itu tentu saja membuatnya marah dan kecewa. Sejujurnya jika bisa, Yoshi bahkan sangat ingin mengamuk dan menghancurkan kantor polisi terkutuk itu. Tetapi pemuda tampan itu sadar diri, ia bukanlah siapa-siapa, tak ada yang bisa Yoshi lakukan ketika itu. Ia hanyalah pemuda biasa, bukan seorang anak konglomerat, bangsawan atau pun orang yang berpengaruh. Maka dengan sangat berat hati, Yoshi hanya bisa pulang dengan menelan rasa kecewanya untuk kemudian ia lampiaskan pada kamar apartemen sederhana miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴡɪsᴛғᴜʟ
Romance[ᴊᴜɴᴋʏᴜ ꜰᴛ. ʜᴀʀᴜᴛᴏ, ᴊᴇᴏɴɢᴡᴏᴏ, ᴊɪʜᴏᴏɴ] "𝒀𝒐𝒖𝒓 𝒆𝒎𝒐𝒕𝒊𝒐𝒏𝒔 𝒂𝒓𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒔𝒍𝒂𝒗𝒆𝒔 𝒕𝒐 𝒚𝒐𝒖𝒓 𝒕𝒉𝒐𝒖𝒈𝒉𝒕𝒔, 𝒂𝒏𝒅 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒓𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒔𝒍𝒂𝒗𝒆 𝒕𝒐 𝒚𝒐𝒖𝒓 𝒆𝒎𝒐𝒕𝒊𝒐𝒏𝒔." - 𝑬𝒍𝒊𝒛𝒂𝒃𝒆𝒕𝒉 𝑮𝒊𝒍𝒃𝒆𝒓𝒕 🔞𝚆𝙰𝚁𝙽𝙸𝙽𝙶�...