28. 𝖁𝖎𝖓𝖌𝖙 𝕳𝖚𝖎𝖙

1.5K 219 37
                                    

𝔻𝕆ℕ'𝕋 𝕃𝕀𝕂𝔼 𝔻𝕆ℕ'𝕋 ℝ𝔼𝔸𝔻
ⓃⓄ ⓅⓁⒶⒼⒾⒶⓉ‼️

•••𝔴𝔦𝔰𝔱𝔣𝔲𝔩•••

"Mashiho bajingan tengik sialan!"

Seorang pemuda manis terlihat tengah sibuk mengumpat seraya memaki kasar seseorang yang tak lain ialah saudara angkat yang sejujurnya begitu malas diakuinya di atas ranjang king size miliknya.

"Bangsat!"

Lemparan barang tak dapat dielakkan. Wajah pemuda manis itu memerah padam, menandakan jika dirinya tengah dilanda emosi yang begitu dahsyat.

"Akan kubunuh kau! Bajingan, bangsat, sia—"

"Tuan muda."

Decakan keras langsung keluar dari mulut mungil itu, ketika dirinya mendapati bahwa waktu luangnya kembali diinterupsi.

"APA LAGI, HAH?!!"

Pelayan yang berada di balik pintu terlihat sedikit gemetar, bingung ingin melanjutkan ucapannya atau mengurungkan niat dan meminta orang lain untuk menggantikan tugasnya. Namun, saat diingatnya lagi jika pasti tak ada pelayan lain yang sudi dimintai tolong mengenai hal—mengerikan—seperti ini, pelayan muda itu hanya bisa menelan ludahnya gugup dan menguatkan tekadnya bulat-bulat untuk kembali mengeluarkan suaranya.

"Ma-maaf Tuan, tetapi ada yang berniat menemui an—"

"SIAPA, HAH?! KATAKAN PADANYA AKU TAK INGIN DIGANGGU!"

"I-itu—"

"BICARA DENGAN BENAR, TOLOL!"

"Tuan Mashiho—"

Brak!

Pelayan muda itu berjengit kaget, tubuhnya refleks terhuyung ke belakang kala mendapati pintu yang berada tepat di hadapannya dibuka dengan sangat kasar. Dengan terburu-buru, ia lantas segera menundukkan kepala. Terlalu takut menatap sang tuan muda yang diyakininya tengah sangat murka.

"Di mana bajingan tengik itu, hah?!!"

"Di-di ruang tamu, Tuan!" jawab sang pelayan cepat, tak ingin membuat tuan mudanya bertambah emosi.

Tanpa kata, pemuda manis itu dengan tergesa langsung berjalan cepat bahkan setengah berlari menuju lokasi yang diinformasikan oleh pelayannya barusan.

Dengan kemarahan menggebu-gebu serta kedua tangan yang mengepal erat, dihampirinya sosok sang saudara yang kini siluetnya terlihat semakin jelas dalam pandangannya.

"Bangsat!!"

Mashiho terperanjat, begitu terkejut kala kerah belakang kemejanya ditarik dengan paksa. Dokter muda itu refleks berdiri, mengikuti arah tarikan tangan tersebut.

"Ikut aku, sialan!"

Terdiam, Mashiho mencoba bersikap setenang mungkin. Dirinya tahu betul siapa yang tengah melakukan perbuatan kurang ajar barusan. Pemuda mungil itu hanya diam, lantas mengangguk singkat. Memang inilah yang diinginkannya, pembicaraan empat mata dengan saudara angkat—gilanya tersebut.

ᴡɪsᴛғᴜʟTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang