𝔻𝕆ℕ'𝕋 𝕃𝕀𝕂𝔼 𝔻𝕆ℕ'𝕋 ℝ𝔼𝔸𝔻
ⓃⓄ ⓅⓁⒶⒼⒾⒶⓉ‼️•••𝔴𝔦𝔰𝔱𝔣𝔲𝔩•••
Mashiho diam-diam menyelinap ke ruang kerja Park Jihoon, setelah sebelumnya mematikan cctv yang berada di ruangan tersebut terlebih dahulu. Dokter muda itu tahu—amat sangat tahu—bahwa yang dilakukannya merupakan hal nekat dan begitu berbahaya yang bisa saja akan mengancam nyawanya, tetapi pemuda manis itu tak punya pilihan lain. Semakin dirinya diam, maka akan semakin banyak pula pihak yang menderita nantinya.
Di depan pria bermarga Takata itu kini bertengger dengan apik sebuah brankas, yang Mashiho yakini berisi barang-barang penting—termasuk bukti-bukti yang tengah ia butuhkan saat ini. Tanpa perlu berbasa-basi, pemuda manis itu berusaha mengutak-atik kunci brankas tersebut, berharap hanya dengan bermodalkan nekat, dirinya bisa membuka kotak besi itu.
Namun, setelah lebih dari sepuluh menit mencoba, tak ada satu pun dari usahanya yang membuahkan hasil. Dokter muda itu menghela napas kecewa, kemudian sejenak berjongkok, mencoba memikirkan kemungkinan dan ide lain.
Tetapi, tanpa bisa dicegah tubuh mungil Mashiho tiba-tiba tersentak ketika dirinya menyadari sesuatu.
"Ulang tahun Nona Jang!" batinnya bersemangat.
Maka tanpa perlu menyita lebih banyak waktu, pria manis itu bergegas bangkit, untuk kemudian langsung memasukkan angka yang diyakini dirinya sebagai kode brankas milik tuan Park.
"Berhasil!!" serunya senang seraya menutup mulut, mencoba meredam pekikan bahagianya.
Pemandangan yang pertama kali menyapa dirinya kala kotak besi itu terbuka ialah beberapa dokumen, yang Mashiho yakini merupakan berkas-berkas penting bernilai miliaran, sebuah kotak beludru—dokter muda itu tak tahu apa isinya dan juga tak ingin tahu, satu buah flashdisk berwarna ungu, beserta satu amplop biasa berwarna biru langit yang masih begitu mulus.
Dengan perasaan was-was, dokter muda itu segera meraih flashdisk terlebih dahulu. Entah mengapa, Mashiho yakin segala bukti yang dibutuhkan dirinya berada dalam benda mungil tersebut.
Netra bulat pria manis itu kemudian mengedar. Mata cantiknya berbinar senang saat menemukan apa yang dicarinya—laptop milik Tuan Park.
Mashiho tanpa basa-basi segera membuka laptop itu, mengeluarkan flashdisk miliknya sendiri dari balik celana bahannya, kemudian bergegas menyalin semua data yang ada dalam flashdisk ungu yang ditemukannya—dicurinya—tadi.
Butuh waktu kurang lebih sepuluh menit untuk menyalin semua data-data tersebut. Dokter muda itu menunggu dengan harap-harap cemas, seraya bolak-balik memandang daun pintu lalu kembali ke laptop, terlihat begitu was-was. Takut jika dirinya ketahuan, maka seketika itu juga bisa tamat riwayatnya.
Segera setelah urusannya usai, Mashiho buru-buru membereskan segala kekacauan yang telah dibuatnya, kemudian mengembalikan semua barang yang tadi diacak-acaknya ke tempat semula.
Namun, saat akan menarik tangannya sesaat setelah dirinya mengembalikan flashdisk, pria manis itu tanpa sengaja menjatuhkan satu dokumen penting milik Jihoon. Mata bulatnya seketika terbelalak lebar kala menyadari apa yang saat ini tengah dilihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴡɪsᴛғᴜʟ
Romance[ᴊᴜɴᴋʏᴜ ꜰᴛ. ʜᴀʀᴜᴛᴏ, ᴊᴇᴏɴɢᴡᴏᴏ, ᴊɪʜᴏᴏɴ] "𝒀𝒐𝒖𝒓 𝒆𝒎𝒐𝒕𝒊𝒐𝒏𝒔 𝒂𝒓𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒔𝒍𝒂𝒗𝒆𝒔 𝒕𝒐 𝒚𝒐𝒖𝒓 𝒕𝒉𝒐𝒖𝒈𝒉𝒕𝒔, 𝒂𝒏𝒅 𝒚𝒐𝒖 𝒂𝒓𝒆 𝒕𝒉𝒆 𝒔𝒍𝒂𝒗𝒆 𝒕𝒐 𝒚𝒐𝒖𝒓 𝒆𝒎𝒐𝒕𝒊𝒐𝒏𝒔." - 𝑬𝒍𝒊𝒛𝒂𝒃𝒆𝒕𝒉 𝑮𝒊𝒍𝒃𝒆𝒓𝒕 🔞𝚆𝙰𝚁𝙽𝙸𝙽𝙶�...