•
•
•
•
enjoy"jeno?! Eric kenapa?!"
"kenapa bisa kyak gni jen?!"
ibu sudah datang dengan ayah tentunya, langsung menghampiri jeno yang terdiam di depan pintu UGD. jeno tidak mengubris pertanyaan ibu dan ayahnya.
muka jeno masih pucat , keringat dingin disertai tubuh yang bergetar , kini entah mengapa jeno langsung berdiri dan lari keluar ruma sakit tanpa mempedulikan panggilan dari ibu dan ayahnya di belakang.
jeno menangis.
iya jeno menangis, jeno tidak tahu mengapa tiba tiba air mata nya keluar begitu saja, sesak rasanya.
keluar dari rumah sakit, jeno kini berjalan tergesa menuju sungai han, mungkin ingin meredakan rasa sesak di dadanya itu.
berjalan sempoyongan , bermuka pucat , keringat dingin yang memenuhi dahinya , mata yang kini memerah karena air mata yang tak kunjung berhenti. tak heran jika orang orang melihatnya dengan tatapan aneh di jalan , slah satunya guanlin. iya guanlin melihat jeno , 'aneh' pikirnya entah kebetulan atau apa tpi guan sedang di sana bersama sera . lagsung menghampirinya dan bertanya
"jen lo kenapa?"
di dahulukan oleh sera , pria bertopi hitam serta jaket kulit dan celana jeans itu memberhentikan langkahnya dan mendongak menatap sera tajam. sera tentu kaget tatkala jeno lansung mencengkram pundaknya kencang , dan tentunya guanlin yang langsung marah kepada jeno karena menyentuh prempuan yng ia sukai.
"ada hal yang lu sembunyiin kan tentang eric dri gue?!" bentak jeno ke sera
" gausa bentak bentak cewe gue !"
perkataan guan tidak di ubris oleh jeno , mata tajam jeno masih tertuju kepada sera, sera tentunya sangat kaget oleh pertanyaan jeno 'ada hal yng lo smbunyiin tntang eric?'
"h-hal apa? , gue g smbunyiin hal apapun"
melepaskan cengkramannya dari pundak sera , jeno kini langsung berjalan meninggalkan kedua teman eric itu. sera masih penasaran tentunya mengejar jeno dan menarik lengannya sera mengajukan pertanyaan
"emang eric kenapa?"
menatap sera kembali dengan air mata yang sudah mengering itu , mengeraskan rahangnya jeno bilang. .
"eric ngidap leukimia."
bagai tersambar petir di siang hari, jantung sera seakan berhenti mendengarnya , mematung di depan jeno sera meneteskan air matanya. jangan tanya guan dia seperti apa mukanya merah menahan emosi.
"g-gamungkin"
"harusnya lo kasih tau gue kalo eric sering mimisan di sekolah!"
mendengar jeno mengatakan itu emosi guan tidak tertahan , langsung menghantam muka jeno guan kini tidak berhenti memukulinya
"mau bilang mau ngga lo juga gabakal peduli!"
"sekarang lo nyesel ha? gabisa jaga dia?"
berdiri dan mengangkat kerah jaket jeno guan kini menjatuhkan tangannya lagi ke wajah jeno yang sudah ada bercak bercak memar disana.
"LUCU LU! DARI DULU KEMANA AJA!? SAUDARA MACAM AP LU INI HAH ?"
"GUAN UDAH STOP!"
memberhentikan aktivitasnya memukuli jeno, guan menarik kembali kerah jaket jeno.
"sekarang eric di rumah sakit mana?!"
"kau tau? cahayamu bahkan lebih terang dari rembulan malam ric"
-lee jenosorry bgt gais aku ga sering up chpt , sibuk bgt ngurusin skola:(
JANGAN LUPA VOTEMENT YAA-!!BIAR AKU TAMBAH SMANGATT
stay tune.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PERFECT BROTHER {jenric}-[COMPLECETED]
Teen Fiction"Tuhan akankah mungkin? kita di pertemukan kembali?"