Chapter 43

1.1K 54 76
                                    

Jika penyakit ini bisa menyembuhkan luka, maka biarkan lah ia tetap tumbuh sampai waktu nya tiba.

-Shasya.

~~~~~

"Terus, kenapa lo ngga pernah cerita sama gue dari awal sya? Kenapa? Kenapa lo harus sembunyiin semua nya dari gue? Lo anggap gue apa selama ini?" Kata Orion sedikit tegas pada Shasya.

"Mau sampe kapan lo sembunyiin semua nya hah? Mau sampe kapan sya?" Lanjutnya. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Shasya telah menyembunyikan satu rahasia besar selama ini.

Shasya hanya bisa menundukkan kepala nya. Pikirnya ia hanya tidak ingin menyusahkan orang lain untuk memikirkan diri nya, karena ia tau tidak akan ada orang yang peduli pada diri nya, termasuk keluarganya.

"Maaf, maafin gue Yon. Gue cuma ngga mau lo dan yang lain tau soal ini karena gue ngga mau ngerepotin kalian. Udah cukup selama ini elo udah baik sama gue, lo udah kasih semua yang gue harapin dari mereka." Jawab Shasya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tapi ini bukan penyakit biasa sya! Kalo lo ngga cepat-cepat dapet pendonor ginjal yang baru, nyawa lo bisa jadi taruhan nya. Dan gue ngga mau hal itu terjadi sama lo."

"Buat apa gue hidup Yon, buat apa? Bukan hidup yang kaya gini yang gue mau! Ini sudah jadi takdir gue, dan gue yakin hidup gue pasti ngga akan lama lagi karena dokter pernah bilang, orang yang bertahan hidup hanya dengan satu ginjal itu ngga akan lama. Dan gue masih disini sekarang, itu karena takdir. Tuhan masih mau beri gue hidup, dan setelah gue pikir-pikir untuk apa? Untuk apa gue hidup kalo gue ngga pernah nemuin dimana titik kebahagian yang selama ini gue cari."

Hati Orion mencelos seketika. "Lo harus tetap bertahan sya. Gue mohon sama lo, pliss lo jangan patah semangat buat sembuh. Gue yang akan membiayai semua nya. Bila perlu gue yang akan donorin ginjal gue buat lo."

"Hah untuk apa? Untuk apa gue sembuh? Gue udah ngga punya tempat buat pulang. Gue udah ngga punya siapa-siapa." Tanpa di rasa setetes air mata jatuh di pipi Shasya, dan Orion pun semakin mengkhawatirkan keadaan nya.

"Ngga! Apa pun yang terjadi, lo harus tetap sembuh. Dunia masih ngebutuhin lo, dan lo masih ada gue dan yang lain nya. Hidup lo masih panjang sya, lo ngga boleh ngomong gitu." Ujar Orion terus menyemangati Shasya.

"Lo ngga sendiri sya, masih ada gue yang peduli sama lo. Masih ada temen-temen yang sayang sama lo, dan lo juga masih ada abang yang begitu peduli dan sayang sama lo, lo harus-" omongan Orion langsung terpotong ketika ia melihat Shasya yang tengah tertunduk kesakitan menahan rasa sakit yang selama ini ia derita.

"Syaa... Lo kenapa sya?.. pliss jangan buat gue tambah khawatir. Syaa.." Orion langsung merengkuh tubuh mungil Shasya sambil mengelus elus rambutnya.

"Pe-pe..rut g-gue s-sakit... Yon. Awsshh.." ujar Shasya yang terbata bata akibat menahan rasa sakit.

"Kita kerumah sakit sekarang."

Orion langsung menggendong tubuh Shasya. Ia sangat mengkhawatirkan gadis itu, dengan langkah cepat, Orion membawa Shasya ke mobil dan langsung melarikan nya ke rumah sakit terdekat.

"Lo harus bertahan sya, lo harus kuat. Demi gue." Ucap Orion dengan tangan kiri menggenggam erat tangan Shasya dan tangan kanan yang sedang memainkan arah stir mobil dengan laju yang di atas rata-rata.

......

Di rumah sakit.

"Gimana keadaan Shasya dok? Dia baik-baik aja kan?" Tanya Orion pada dokter yang baru saja menangani Shasya.

"Dengan keluarga pasien?" Tanya sang dokter.

"Iya dok, saya kakak nya Shasya. Gimana dengan keadaan nya?"

"Bisa anda ikut saya ke ruangan saya sekarang. Ada yang mau saya sampaikan mengenai pasien." Ujar sang dokter.

Orion mengangguk sebagai jawaban. Ia mengikuti arah langkah dokter menuju ruangan nya, yang ia khawatirkan adalah keselamatan Shasya.

"Maaf sebelumnya, apakah anda sekeluarga sudah mengetahui mengenai kondisi pasien?" Tanya dokter.

"Iya dok, saya sudah mengetahuinya. Bagaimana dengan keadaan nya sekarang?" Jawab Orion dengan nada panik.

"Syukurlah keadaan pasien saat ini baik-baik saja. Tapi kalau saya boleh tau, kenapa pasien tidak pernah melakukan cuci darah?"

Orion sedikit tenang karena keadaan Shasya baik-baik saja. Tapi ia bingung harus menjawab apa pada dokter, karena ia juga baru mengetahui tentang penyakit yang di derita Shasya.

"Mungkin ini salah saya dok, karena saya jarang memperhatikan nya untuk cuci darah secara rutin. Nanti akan saya pastikan agar dia selalu rutin chek up di rumah sakit." Jawab Orion seadanya.

"Untuk saat ini kondisi nya tidak perlu di khawatirkan akan tetapi pasien harus segera mencari pendonor ginjal untuk menyelamatkan nyawa nya."

"Jika pasien tidak segera mendapatkan pendonor, maka pasien akan di perkirakan umurnya tidak akan lama lagi." Lanjutnya.

"Tolong lakukan yang terbaik buat adik saya dok, saya mohon." Ucap Orion dengan cemas.

"Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menolong adik anda, saya harap anda dan sekeluarga juga ikut mendoakan yang terbaik untuk nya. Dan satu hal lagi, mencari pendonor ginjal bukan lah hal yang mudah, akan kah lebih baik nya jika anda juga ikut mencari pendonor untuk beliau." Jawab dokter pada Orion.

Orion terdiam, ia bingung. Bingung harus melakukan apa sekarang, dimana ia harus mencari pendonor buat Shasya?

"Saya akan berikan resep obat untuk mengurangi rasa sakit jika keadaan pasien sedang kambuh." Ujar dokter sambil menuliskan beberapa resep obat di secarik kertas.

Setelah berbincang pada dokter, Orion segera keluar dari ruangan dan langsung kembali ke ruangan di mana Shasya yang tengah terbaring lemah.

Di sana Orion menatap lekat wajah damai Shasya. Ia begitu tenang saat tertidur pulas seperti sekarang ini, Orion yang melihatnya pun ikut tenang, ia tidak pernah melihat Shasya setenang ini. Ia hanya berharap agar Shasya  mendapat keajaiban untuk penyakit yang di derita nya.

"Lo cewek kuat sya, baru kali ini gue nemuin orang sekuat lo." Ucap Orion sambil memegang erat tangan Shasya.

"Baru kali ini gue ngeliat lo sedamai ini sya, andai gue yang ada di posisi lo sekarang mungkin gue ngga akan sekuat lo sya. Lo ngga boleh nyerah ya, ada gue disini yang bakal jagain lo. Gue yakin, lo akan bahagia setelah ini." Orion terus berbicara sambil menatap ke arah Shasya yang sedang terbaring.

"Lo bukan orang lain di hidup gue sya, lo penting bagi gue, lo adik gue, dan elo segalanya buat gue. Gue janji bakalan cari pendonor buat lo, lo yang sabar ya sya gue yakin lo pasti bisa ngejalanin ini semua." Untuk yang terakhir, Orion mengecup kening Shasya dengan rasa sayang yang sepenuhnya yang ia miliki untuk gadisnya.

Jam pun berlalu, Orion sama sekali tak melepaskan genggaman tangan nya hingga ia pun tertidur di samping Shasya. Entah apa alasan nya tapi ia sangat menyayangi Shasya.

🥀🥀🥀

Wah jadi terharuu sama perjuangan Orion🥺🥺

Yang suport cerita Shasya buat lanjutt, silahkan follow Ig @araasyila13 dan author @mon.tiara_
Di sana aku bakalan kasih info ke kalian kapan aku bisa update buat cerita ini:))

Vote dan komentarnya selalu aku tunggu🥰 satu komentar kalian sangatlah berharga:)) karena tanpa kalian mungkin cerita ini gak akan sejauh ini🥰

Oke sekian terimakasih, salam dari author papaii❤️❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SHASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang