Chapter 13

460 44 45
                                    

Halo para readers kuu😂

Absen dulu nih, siapa yang udah bener-bener baca cerita Shasya sampe sejauh ini?

Doain aku terus ya supaya aku bisa nyelesaiin karya ku sebelum 1 januari 2021. Dan buat yang udah baca, tolong kasih dukungan nya ya. Karena satu dukungan dari kalian itu sangat berarti buat aku:)

Kenapa? Karena yang membuat aku semangat buat nulis/ngetik itu adalah kalian❤️

Happy reading💙
.
.
.
.

Pagi ini Shasya lebih awal dari biasanya, ia tidak ingin membuat Orion kecewa karena ulahnya. Hanya Orion lah orang peduli pada nya. Kini jam menunjukan ke pukul 06.00 tapi Shasya sudah berada di sekolahnya.

Suasana sekolah masih sangat sepi, bahkan bisa di bilang ia lah orang yang pertama yang menginjakan kaki di sekolah hari ini. Rasa kantuk pun masih menghampiri nya, seraya menunggu ia menutuskan untuk melanjutkan tidurnya di kelas.

"KEBAKARAN...." teriak seseorang mengagetkan Shasya yang sedang tertidur hingga ia terkejut dan langsung berdiri dari tempatnya.

"TOLONG! TOLONG! KEBAKARAN..." ujar Shasya seusai terbangun dan berdiri dari tempat duduknya.

"Ahahahaha, lo kenapa sya? Ngigo?" sahut Feli yang tertawa melihat ekspresi wajah Shasya.

Tug.

Shasya mentoyor kepala Feli dengan sekuat tenaga hingga ia terjungkal ke belakang, sedangkan Abel hanya tertawa melihat kelakuan kedua temannya itu. Shasya kesal karena Feli telah mengganggu tidurnya.

"Awsh, gila lo sya badan gue sakit nih." ujar Feli yang meringis kesakitan.

"Salah siapa yang gangguin gue tidur!" sahut Shasya seraya menutup mulutnya dengan tangan.

Baru saja Shasya ingin mendudukan tubuhnya lagi tiba-tiba ada yang datang menghampiri mereka.

"Sya, lo di cariin sama Sam dan kak Gara kelas 12 Ips 1 tu." kata orang itu.

Deg.

"Siapa? Gue?" tanya Shasya seraya menunjuk dirinya ragu.

"Iya elo, gue ngomong sama lo. Udah buruan deh lo samperin mereka, gue mau balik ke kelas." ujar gadis itu lalu pergi meninggalkan Shasya dan kedua teman nya.

"Kenapa mereka nyariin gue? Tumben" batin Shasya.

"Woy!" sahut Abel mengejutkan.

"Kok lo malah bengong sih, udah buruan samperin kakak-kakak lo. Kita tunggu disini." lanjutnya.

Tanpa merespon omongan Abel, Shasya melenggang pergi keluar kelasnya untuk menemui saudaranya.

"Ck! Kebiasaan tu anak!" ujar Feli berdecak.

°°°°°

Baru saja Shasya tiba di kelas Gara, kini Sam dan Gara langsung menyeret Shasya menuju rofftop. Saat di depan pintu rofftop Gara memasukan beberapa kode disana. Ya memang rofftop di sekolah ini tidak bisa sembarang orang yang bisa masuk kedalam nya, jadi ketika ingin kesana harus memasukan beberapa password.

Sesampai di rofftop Gara dan Sam melihat ke arah Shasya dengan tatapan tajam. Shasya yang di tatap seperti itu pun hanya diam dengan gaya santainya.

"Ada apa kalian ngajak gue kesini?" tanya Shasya blak-blakan.

"Masih ngga sadar lo salah apa?" ujar Gara dengan nada dingin.

"Maksud lo apa bilang ke papa kalo gue sering pulang malem bahkan pernah ngga pulang kerumah? Lo mau liat gue di benci juga sama papa dan mama, iya?" kata Sam bertanya sama Shasya.

"Terus apa bedanya gue sama lo Sam? Lo pengen mereka mandang lo baik, tapi gimana sama gue? Apa itu adil buat gue?"

"Oh, jadi lo iri sama kita gitu? Harusnya lo sadar sya, salah lo apa. Mereka benci sama lo karena itu kesalahan lo sendiri. Dan kalo bukan berkat papa sama mama mungkin sekarang lo ngga ada disini." sahut Gara.

"Salah gue? Salah gue apa? Apa salah gue kak? Sampai kalian sebegitu benci nya sama gue. Gue udah berusaha buat memperbaiki semuanya tapi apa? Apa yang gue dapet? Ngga ada sama sekali. Dan buat lo Sam, kalo seandainya lo ada di posisi gue sekarang. Lo pasti akan ngelakuin hal yang sama seperti apa yang gue lakuin, gue ngga bermaksud buat ngaduin semua tingkah laku lo ke papa, tapi harusnya lo sadar. Kalo yang gue bilang itu adalah kenyataan dan lo harus terima itu." ujar Shasya seraya menghampus air mata yang keluar dari kelopak matanya dan ia berniat untuk meninggalkan kakaknya namun langkahnya terhenti.

"Percuma sya, percuma lo berusaha untuk memperbaiki semuanya. Itu udah ngga ada guna nya dan ngga akan pernah bisa buat dia kembali lagi ke kita." perkataan Gara membuat Shasya menghentikan langkahnya, lalu Sam dan Gara melangkah meninggalkan Shasya sendiri di rofftop.

"Terus gue harus gimana kak, gimana hiks.. hiks... Kasih tau gue gimana caranya supaya gue bisa buat kalian ngga benci lagi ke gue, gue capek kak capek hiks... Hiks..." ujar Shasya setelah kepergian Gara dan Sam.

"Apa harus aku nyusul kak Kevan biar kalian bisa maafin aku dan bisa hidup dengan tenang? Kalo memang itu kemauan kalian, aku ikhlas kak." batin Shasya.

Saat ini Shasya hanya butuh menenangkan dirinya, ia tak boleh gegabah dan ia akan tetap terus berusaha hingga titik darah penghabisan. (Wkwk dah kek pejuang aja ya).

🍂🍂🍂

Beriringnya waktu, kini Shasya telah kembali ke kelasnya. Dengan pakaian yang lusuh, mata yang bengkak dan wajah nya yang pucat mengundang banyak pertanyaan dari teman-teman nya.

"Shasya" ujar Feli yang melihat kondisi Shasya saat ini. Mereka berdua pun segera mendekat ke arah Shasya.

"Astaga sya, lo kenapa?" tanya Feli penasaran.

"Jawab sya, lo ngga di apa-apain kan sama mereka?" kini Abel yang bertanya.

Sedangkan Shasya hanya diam menatap kosong ke arah depan, mereka yang sudah mengetahui kondisi Shasya yang seperti ini tidak berani untuk melontarkan beberapa pertanyaan lagi padanya.

Selintas di pikiran Feli, ia akan menghubungi Orion. Karena hanya laki-laki itu lah yang dapat membuat Shasya ceria kembali. Feli mengeluarkan ponsel dari sakunya namun niatnya itu terurungkan.

"Jangan fel, gue gapapa" ujar Shasya lemas seraya menggelengkan kepalanya.

Feli yang mengerti akan kondisi pun tak mampu berbuat apa-apa selain berdoa agar ada petunjuk untuk semua doa doa Shasya.

"Lo ngga sendiri sya, disini masih ada gue dan Feli yang akan ada buat lo. Lo temen terbaik yang pernah gue temui sya, gue ngga mau kehilangan lo." ucap Abel dan langsung memeluk Shasya dengan erat begitu pula dengan Feli dan Shasya membalas pelukan dari temannya.

"Makasih, makasih karena kalian selalu ada di setiap gue seperti ini." sahut Shasya dengan senyum di bibirnya.

"Maaf bel, fel, karena gue udah buat luka kembali di hati kalian." kata Shasya dalam hati.

°°°°°

Aku tunggu vote dan komen dari kalian💋💋

SHASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang