Chapter 37

367 26 89
                                    

Okeee NEXTTT!!

Aku harap disini, buat kalian yang sudah membaca dan masukin cerita ini ke perpustakaan atau reading list kalian, kalian dapat menghargai setiap part cerita ini:))))

Happy reading❤️

----

Selama tiga hari berkemah sangat membuatnya prustasi. Ia berharap jika tiga hari itu akan menjadi hari yang paling menyenangkan seumur hidupnya namun dugaan nya salah, justru ia mengalami hal yang buruk dari sebelumnya.

Kini Shasya tengah memeluk guling kesayangan nya di kamar. Dan hubungan nya dengan Farel pun belum jelas kelanjutan nya bagaimana. Farel sudah berusaha untuk menghubungi Shasya tapi sama sekali Shasya tak merespon nya.

Farel
Sya

Read

Farel
Mau sampe kapan kamu kaya gini sama aku sya? Aku butuh kejelasan.

Read

Shasya malas untuk membalasnya dan ia membiarkan sementara waktu seperti itu. Shasya lebih memilih untuk melanjutkan tidurnya dari pada harus merespon chat dari Farel.

Drrtt drrtt

Baru saja Shasya ingin memejamkan matanya kembali kini ponselnya berdering kembali. Ia sudah mengira bahwa Farel yang menelpon nya.

"Mau apa lagi sih rel? Gue capek, lagi males mau berdebat sama lo!" Ucap Shasya sambil menaruh benda pipih itu di telinganya dengan matanya yang masih terpejam.

"Lo lagi ngigo atau gimana? Ini gue Arlan."

Setelah mendengar sahutan dari telpon, dengan segera Shasya melihat ke arah ponselnya dan ternyata benar, bahwa yang menelpon nya bukan lah Farel tapi melainkan kakak sepupunya sendiri.

"Hehe ya maap, habis nya Abang nelpon lagi ngga tepat waktu." Ucap Shasya sambil menggaruk tekuk nya yang sama sekali tidak gatal.

"Gue udah di depan pintu apart lo nih. Buruan bukain."

"Ck, jadi abang nyusahin amat perasaan." Gumam Shasya dengan nada yang kecil namun masih dapat di dengar oleh Arlan.

"NGOMONG APA LO BARUSAN?!" Ujar Arlan dengan suara yang di tinggikan nya.

Shasya terkejut. Ia langsung mematikan telpon nya secara sepihak dan langsung menghampiri Arlan yang sudah menunggunya sedari tadi.

Sesampainya di depan pintu, Shasya menyengir seolah olah tak merasa bersalah atas perkataan nya. Sedangkan Arlan hanya menggelengkan kepala nya melihat tingkah Shasya.

✨✨✨

Keesokan harinya Shasya sudah kembali melakukan aktivitas rutin nya di sekolah. Kini ia sudah mengenakan seragam khas sekolah nya dan sudah siap untuk berangkat lebih awal kali ini.

Setiba nya di sekolah, ia memarkirkan mobil nya di parkiran. Lalu ia berjalan menuju lobby utama agar lebih cepat sampai di kelas nya.

"Shasya..." Tegur Abel ketika melihat Shasya yang tengah berjalan melewati koridor.

"Loh tumben sendiri, ngga bareng Farel?" Tanya Abel melihat ke sekeliling Shasya.

SHASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang