"Mama, mah.... Jangan tinggalin Shasya mah, Shasya takut sendirian. Shasya kenapa di tinggalin disini sendirian? Mama Shasya takut." Shasya berteriak memanggil mamanya yang mulai menjauh.
"Mama, papa, kakak. Shasya takut disini, kenapa kalian tinggalin Shasya sendiri disini?" Shasya berteriak, menyadari apa yang ia lakukan hanya sia-sia, tubuhnya pun menyeluruh ke lantai yang dingin itu.
.
.Kringg... Kringg...
Shasya terbangun dengan nafas yang terengah, air mata dan keringat yang bercucuran di dahinya.
"Ck! Mimpi itu lagi. Yaampun cape gue, mau sampe kapan ya tuhan?" gumam Shasya, lalu ia mengalihkan pandangannya pada jam dinding
"ADUH MAMPUS GUE KESIANGAN, KYAAAAA" Shasya berteriak sangat kencang dan langsung bersiap-siap ke sekolah.
Setelah merasa semuanya siap dan tidak ada yang tertinggal, Shasya segera berlari keluar dan segera menuju halte. Sepertinya keberuntungan sedang berpihak padanya, bis datang tepat setelah ia mengijakan kaki nya di halte tersebut. Shasya mencari tempat duduk dekat jendela. Setelah dapat ia duduk tapi tidak merasa tenang.
"Aduh gila, bisa kena lagi dah gue sama tu ketos." ujar Shasya menggerutu dalam hatinya.
Setelah beberapa menit di dalam bis, Shasya turun tepat di sebrang sekolahnya. Shasya melirik jam tangan nya seraya menghembuskan nafasnya. Tetap saja ia terlambat.
"Oke Shasya keep calm" Shasya berusaha membuat dirinya tenang dan berjalan menuju gerbang yang sudah tertutup. Disana terdapat beberapa siswa yang kesiangan seperti Shasya, pasti ia akan kena hukuman lagi, tapi apa boleh buat.
"Shasya, cepat masuk ke dalam barisan. Dan bersiap untuk melaksanakan hukuman." suara dingin itu yang pertama kali menyapa Shasya.
Tetap dengan gaya santai Shasya melangkah.
"Huh, sabar" ujar Shasya dalam hati sembari menghembuskan nafasnya.
Setelah sampai, Shasya pun di tanya alasannya terlambat. Hingga menimbulkan perdebatan antara Shasya dan Farel.
"Apa alasan kamu terlambat?" tanya Farel dengan tatapan dingin.
"Maaf gue terlambat karena semalem gue tidur kemaleman karna ngerjain tugas" alasan Shasya dengan penuh kejujuran.
"Kenapa harus malem? Kenapa ngga pas pulang sekolah lo langsung ngerjain tugas? Atau bisa kemarin-kemarin."
Shasya menatap Farel dengan tatapan memohonnya agar Farel tidak memberinya hukuman.
"Gue sibuk, ngga ada waktu. Waktu gue ngga harus cuma ngerjain tugas doang."
"Shasya, lo tuh pelajar. Dan tugas lo cuma belajar, belajar, dan belajar. Lagian sesibuk apa sih lo? Udah kaya pejabat aja." tanya Farel membuat Shasya menatap nya dengan serius.
"Lo ngga tau apa-apa tentang kehidupan gue rel." ketus Shasya.
Feli dan Abel, temannya Shasya sekaligus Farel mengerti dengan keadaan Shasya pun segera mendekati Farel. "Udah rel, kasian Shasya mending lo cepet kasih dia hukuman" kata Feli yang langsung di angguki Farel.
"Oke oke gue minta maaf, so sekarang gue hukum lo hormat di depan tiang bendera sampai pelajaran ke 2 selesai." kata Farel memberi Shasya hukuman.
"Hah? Lo ngga bercanda kan rel?" ujar Shasya dengan wajah memelasnya.
"Ngapain gue bercanda? Udah cepet sekarang lo hormat ke tiang bendera." tegas Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHASYA STORY
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA! Rank #1 Shasya [4/12/2020] Rank #26 Sendiri [11/12/2020] Perjalanan hidup seorang gadis cantik yang pandai menyembunyikan masalah di kehidupan nya. Selain cantik, ia juga pintar. Namun hal itu tidak di ketahui oleh kedua orang t...