Chapter 39

411 25 66
                                    

Hola hola:v i'm come back:v

Duh gak terasa ya sekarang udah di akhir tahun ya walaupun masih beberapa hari lagi:(

Dan disini aku belom tau cerita ini bakal selesai sebelum 1 Januari 2021 atau enggak, ya setelah di pikir-pikir sih part ini bakalan lebih dari 40 Chap:( tapi semoga aja bisa yaa hehe

'Jan lama-lama thor udah gak sabar nih' hehe iyaiya.

Happy reading ❤️❤️

.
.
.
.
.

Ruangan bernuansa putih dan bau obat-obatan yang sangat menusuk menyambut Shasya pertama kali saat membuka matanya. Perlahan ia mengedarkan pandangan keseluruh penjuru ruangan dan melihat Orion yang tengah tertidur dengan nafas teratur di sampingnya.

Tangan nya tidak terinfus perlahan mengusap lembut rambut Orion. Orion yang merasa tidurnya terganggu kini perlahan mencoba men-nyadarkan dirinya.

"Sya lo udah sadar? Ada yang sakit?" Tangan Orion langsung menggenggam erat tangan Shasya. Ia sangat khawatir saat Abel memberitahunya tadi.

Flashback on

"Halo Yon, lo kerumah sakit pelita di jalan Bambang Utoyo nomor 02 sekarang." Ucap Abel sedikit panik.

"Siapa yang sakit?" Tanya Orion di seberang sana.

"Shasya."

"Dia coba untuk donorin darah nya buat Farel." Jelas Abel.

Pip.

Seketika sambungan itu langsung terputus tiba-tiba. Setelah itu Abel kembali menunggu di depan ruang pengambilan darah.

Flashback off

Setelah Shasya sudah sepenuhnya sadar dari pingsan nya kini ia teringat kembali apa yang sudah terjadi pada dirinya dan Farel.

"Farel!" Shasya memaksakan tubuhnya untuk untuk duduk dan seketika rasa pusing di kepalanya semakin menjadi.

"Awsh..." Orion kembali membaringkan tubuh Shasya di kasurnya.

"Lo jangan banyak gerak dulu, tubuh lo masih lemah." Ucap Orion.

Orion menatap Shasya bingung. Shasya bukan memikirkan keadaan nya namun ia malah memikirkan keadaan orang lain. Sekarang Shasya kembali menangis, ada rasa menyesal di hatinya namun sudah tidak dapat ia ungkapkan dengan kata-kata.

"Farel yon hiks hiks" ujar Shasya dengan tangisnya.

Orion langsung merengkuh tubuh mungil gadisnya itu. Ia sangat perihatin dengan apa yang terjadi pada kekasih gadisnya itu tapi ia juga tidak tega melihat gadisnya seperti ini.

"Sstt, udah sya udah. Lo harus tenang, gue yakin Farel ngga kenapa-napa." Kata Orion sambil mengusap-usap dada belakang Shasya tapi Shasya masih saja terus menangis di pelukan nya.

"Kalo lo kaya gini Farel juga bakalan sedih ngeliat lo sya. Lo udah nyelamatin nyawa dia, maka dari itu lo juga harus sehat lagi ya."

Shasya melepaskan pelukan nya lalu menghapus sisa air mata di pipinya. Sedangkan Orion tersenyum melihat gadisnya sudah tidak menangis lagi.

"Nah gitu dong, sekarang lo makan ya? Biar gue siapin." Tak ada penolakan dari Shasya, di pikiran nya saat ini ia harus pulih kembali dan setelah itu ia akan kembali melihat keadaan Farel.

"Abel kemana yon?" Tanya Shasya. Awalnya ia datang ke rumah sakit bersama Abel namun kini ia tak melihat keberadaan Abel di ruangan nya.

"Tadi katanya dia pulang sebentar terus dia hubungin gue dan katanya Lo ada di rumah sakit maka nya gue cepet-cepet kesini." Sahut Orion sambil menyiapkan bubur ke mulut Shasya yang ada di tangan nya. Sedangkan Shasya hanya memangut-mangutkan kepalanya.

SHASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang