Chapter 16

452 40 46
                                    

Happy Reading💙

~~~

Kini Shasya, Feli, dan Abel sudah sampai di depan sebuah apartemen di dasar kota. Feli yang mengendarai mobil Shasya, segera memarkirkan mobilnya itu lalu keluar berjalan mengikuti arah Shasya berada.

Tiba di depan sebuah pintu apartemen, Shasya memasukan beberapa password disana, sedangkan Feli dan Abel hanya menatap bingung. Banyak pertanyaan yang ingin mereka lontarkan pada Shasya saat ini.

"Kok kalian malah bengong, ayo masuk." ajak Shasya lalu masuk ke dalamnya.

Mereka mengerdarkan pandangan sekitar, sebuah apartemen yang cukup luas untuk di tempati beberapa orang disana.

"Sya, ini apartemen siapa?" tanya Abel tanpa melihat ke arah Shasya.

"Gue tinggal disini sekarang." jawab Shasya.

"HAH!" kaget mereka bersamaan.

"Ck! Biasa aja kali, ngga usah kaget gitu." ujar Shasya.

Setelah mengatakan itu kini wajah Shasya berubah jadi sedih ketika ia mengingat keluarganya yang sudah membuang nya.

"Hey, sya... Lo kenapa? Kok sedih gitu." ucap Feli sambil mendekat ke arah Shasya.

"Iya sya, kalo ada apa-apa cerita ke kita, jangan lo pendem sendiri. Kita disini ada buat lo." sahut Abel yang ikut sedih melihat teman satu nya itu.

"Huft, Mereka udah buang gue, kakak-kakak gue tega ngehasut bokap supaya gue ngga tinggal bareng mereka lagi. Dan ini apart milik almarhuma nenek gue, sekarang gue tinggal disini sendiri tanpa keluarga gue, gue masih punya mereka tapi gue kaya hidup cuma sebatang kara. Hah lucu ya hidup gue, dan gue ngga tau sampe kapan gue tinggal disini, mungkin selamanya." jawab Shasya dengan wajah dan nada sedihnya. Kedua teman nya pun tak menyangka atas kelakuan keluarga Shasya terhadapnya.

Disana, di depan teman-teman nya Shasya menangis sejadi jadinya sembari menceritakan yang ia alami semalam. Ia tidak tau harus cerita ke siapa selain pada teman-teman nya.

"Astaga, terus nyokap bokap lo?"

"Ya seperti yang kalian lihat sekarang, sedikit pun mereka ngga ada rasa peduli sama gue. Bokap bilang dia bakalan transfer uang setiap bulan untuk kebutuhan gue, tapi bukan itu yang gue mau, hiks..hiks.."

"G-gue sekarang sendiri fel, gue sendiri hiks..hiks, gue udah ngga punya siapa-siapa lagi... Gue-"

"Sstt, udah sya udah. Lo yang sabar ya, gue yakin suatu saat mereka pasti sadar dan mau nerima lo lagi. Dan lo ngga sendiri sya disini masih ada kita, ada gue, Abel, Orion, Angga, dan Omi. Kita bakal tetap ada buat lo." ujar Feli sambil memeluk Shasya.

Feli dan Abel pun ikut menangis melihat keadaan Shasya sekarang. Mereka dapat merasakan betapa sakitnya jika mereka ada di posisinya.

"Maaf sya, gue ngga bisa ngebantuin apa-apa, tapi disini gue bakalan berdoa supaya suatu hari nanti mata hati keluarga lo terbuka buat lo." batin Abel.

"Lo udah gue anggep kaya saudara gue sendiri sya, gue janji bakalan ada buat lo dimana pun dan kapan pun lo butuh gue. Gue yakin lo cewek yang kuat dan ngga gampang nyerah, semangat sya. Masih ada kita disini" batin Feli.

°°°°°

Keesokan harinya, setelah kejadian kemarin, Shasya bertekat untuk membuktikan pada keluarga nya bahwa ia bisa tanpa mereka, dan dengan dukungan teman-teman nya akhirnya ia bisa kembali ceria lagi seperti sebelumnya.

Hari ini ia akan memulai hari-hari nya yang baru, dan semangat yang baru. Kini Shasya tengah bersiap siap untuk berangkat ke sekolah dengan seragam khas GIS, ia berangkat sendiri dengan mobilnya, Feli sudah menawarkan untuk pergi bersama nya tapi karena ia sudah lama tak membawa mobilnya jadi ia menolak ajakan dari Feli.

SHASYA STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang