"Aku akan pulang sangat larut hari ini." Justin yang tengah menikmati sarapan paginya mengajukan pernyataan ketika Katie baru saja duduk manis di atas kursi miliknya. "Apa hari ini kau berencana pergi keluar?" Lanjut Justin yang kali ini mengajukan pertanyaan.
"Tidak. Sehabis dari kampus, aku berniat di rumah." Jawab Katie. "Kau ingat bukan, aku baru saja membeli beberapa bunga? Aku harus secepatnya memindahkan mereka."
Justin mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.
"Omong-omong, kapan aku bisa menggunakan ruang di bawah Jei?" Pertanyaan selanjutnya dari Katie berhasil membuat Justin yang tengah menyeruput kopinya tersedak kencang.
"Oh my god! Maafkan aku." Ujar Katie panik dan beranjak bangkit menghampiri Justin dengan tergesa.
"I'm sorry baby." Ujar Katie di sela elusan lembutnya di punggung dan dada Justin. "Kenapa kau terlihat amat kaget?"
"Sayang, kopinya belum berhasil aku telan tetapi aku sudah ingin menjawab pertanyaanmu. Karena itu aku tersedak." Jawab Justin yang berhasil menetralkan batuknya dengan tambahan bantuan air mineral.
"Aku tak akan kemana-mana. Kenapa terburu-buru sekali menjawabku." Balas Katie yang belum menghentikan aksi usahapannya pada dada Justin. "Jangan seperti itu. Kau harus makan dengan benar Jei. Bayangkan jika yang kau seruput tadi adalah kuah sup pedas. Tenggorokan dan hidungmu tak akan selamat." Lanjut Katie prihatin.
"Ya sayang. Aku tau, maaf. Aku hanya terlalu bersemangat jika terlibat perbincangan denganmu."
Mengangguk mengerti, Katie membawa kembali tubuhnya ke kursi miliknya yang berada di sisi kanan posisi duduk Justin.
"Kuliah hari ini, sama seperti hari Kamis sebelumnya kan? Kau tak ada kelas tambahan?"
Gelengan Katie berikan sebagai jawaban.
"Ok. Aku sudah selesai." Lanjut Justin. "Jangan lupa pastikan semua jendela tertutup, alarm dan kunci otomatis sudah menyala saat kau masih dirumah sayang."
Katie kembali bangkit, mengekori Justin yang berjalan dengan derap tegas menuju pintu berukuran sedang rumah yang baru sebelas minggu 5 hari mereka tempati.
"Jangan bukakan pintu untuk siapapun tamu yang tak kau kenal. Tanyakan dulu padaku, ok?" Tutur Justin ketika keduanya sampai di depan pintu yang sudah Justin buka lebar.
"Ada apa sih denganmu? Sudah delapan bulan ini aku terus bertanya-tanya, kau selalu mengulangi pesan yang sama setiap hari sebelum berangkat bekerja. Apa kau tak bosan?"
"Memastikan keadaanmu baik tak akan pernah membosankan." Justin menangkup kedua tangannya di wajah Katie dan mengangkatnya agar menghadap ke arahnya. "Sama seperti aku yang mencintaimu, aku tak akan pernah bosan."
Kedua sudut bibir Katie tertarik lebar dengan gerakan mulut yang membalas lumatan salam perpisahan sebelum suaminya pergi bekerja.
"Nah— sampai jumpa malam nanti." Pamit Justin sebelum memutar tubuhnya dan melewati dua buah pot lumayan besar—yang memang sudah ada disana sebelum Justin berhasil membelo kediaman ini dan pot panjang berisi bermacam-macam tanamam untuk mencapai mobil miliknya yang masih terparkir rapi bersisian dengan satu mobil lain yang sudah Justin siapkan untuk Katie— walaupun percuma, karena sampai saat ini Katie belum lancar mengemudikannya dan si perempuan lebih memilih untuk menggunakan kereta, bus ataupun taxi untuk mobilitasnya.
Katie masih berdiri di posisinya semula dengan mata yang terus terarah pada mobil yang dikendarai Justin.
"Aku semakin cinta saja." Gumam Katie dengan senyum lebar yang menarik kedua sudut bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
end | The Day Come
FanfictionJustin mencintai Katie. Dulu, sekarang atau yang akan datang. Justin tak akan pernah melepaskan Katie.