10

4K 352 22
                                    

-Selamat Mambaca-
Jangan lupa vote dan komen













"Haah~ hari melelahkan" keluhnya Jeno.

Kini Jeno ada dirumahnya, dia baru saja abis mandi dan tiduran dikasur yang berukuran sedang itu.

"Melelahkan menahan nafsu mu?" Sindir Mark.

Mark terkekeh kecil saat melihat adiknya yang terkapar di atas kasur.

"Ngapain kau kesini, sana kerja" usir Jeno.

"Waah, Lee Jeno? Kau baru saja mengusir CEO perusahaan orang tua mu?" Kekehnya Mark sambil duduk dimeja belajar Jeno.

"Masa bodo" acuhnya Jeno.

"Wah kau sempat bermain ya dengan Jaemin? Aromamu tercampur dengannya" tanya Mark.

"Apa salah aku bermain dengan mate ku sendiri?" Tanya Jeno.

Mark melototkan matanya. Dia kaget karena adiknya duluan bertemu dengan mate-nya dibanding dirinya.

"Tak ku sangka lelaki manis itu mate mu" cibirnya Mark.

"Seharusnya dia milik-"

Jeno melempar roti selai yang ada disamping mejanya, tepat mengenai muka Mark.

"HEI LEE JENO!"

"MAKAN ITU! SUDAH TERKENA WAJAHMU"

Mereka berdua pun tertawa bebas, sudah lama mereka seperti ini, alasannya karena kerjaan diperusahaan, jadi Mark jarang pulang.

Sedangkan di susi lain ruangan rumah itu..

"Sudah lama tidak mendengar tawa mereka.." ucapnya pria manis yang berstatus istri dirumah itu.

"Ya benar, karena ku Mark jadi jarang pulang" hela nafas pria yang berstatus suami dirumah / kepala keluarga itu.

"Ya tentu salah mu. Mark ku jadi jarang pulang.. dan kau menggambil kesempatan mu ini dan membuatku hamil lagi." Seperti pria manis itu sudah hampir frustasi.

Mereka berdua tiba-tiba terdiam. Sepertinya kepala keluarga itu ngebug?

"Sebentar.. kau bilang apa tadi?" Tanya Jaehyun.

"Aku hamil" entengnya Taeyong.

"Apa?" Tanya Jaehyun memastikan.

"Kau budeg sekarang? Aku hamil bodoh." Kesalnya Taeyong.

.
.
.

"BOYS! MOMMY MU HAMIL LAGI!!" Teriaknya Jaehyun.

"Shuut!! Kau ini tidak tau malu? Kita bahkan sudah tua!" Kesalnya Taeyong.

Jaehyun tidak punya harga diri sekarang.

BRAK!

"APA?! SIAPA HAMIL?" Teriaknya Mark yang baru saja mendobrak pintu kamar Jeno.

"Hamil?" Beonya Jeno sambil menggaruk kepalanya.

"KALIAN PUNYA ADIK! Keren bukan?" Jaehyun dengan bangga memamerkan bahwa istrinya itu hamil lagi.

"HEI! KAU TIDAK PUNYA MALU KAH? KENAPA AKU SENDIRI YANG MALU?" Taeyong memukul lengan Jaehyun sambil menutup mulut suaminya itu.

"Wah daddy, kita bahkan sudah dewasa.. dan ini.. haah.. aku tak paham lagi. Selamat ya, selamat Jeno. Permintaan mu dari kecil terpenuhi sekarang" Mark sudah pasrah, dia tak tau apa yang akan dia katakan lagi. Pria itu masuk ke kamar Jeno.

Jeno masih melongo di tempatnya.

"TIDAAAKKK!!!!!!!!" teriaknya Jeno, pria itu terjatuh dan berlutut. Membuat dua orang tua dibawah sana menutup telinganya.

Sepertinya Mark punya teman frustasi sekarang.

"KALIAN TERLALU TUA. AKU BAHKAN. AH AKU FRUSTASI"

Jeno sudah tidak berkata-kata lagi. Dia masuk kekamar dan membanting pintu.

"Tak apa, mereka hanya harus menerima kenyataan ini. Aku yakin, tak lama lagi mereka akan menerimanya" entengnya Jaehyun sambil memeluk istrinya itu.

Taeyong tak bisa berkata, dia diam saja saat Jaehyun memeluknya. Hanya senyum pahit yang ada terukir dimulut Taeyong.

"Dasar tua brengsek" umpatnya Taeyong sebelum dia pergi kearah kamarnya.

"Kau baru saja mengumpatku?! Hei!" Jaehyun pun menyusul istrinya itu.






***

Hari-hari terseram sudah terlewati. Ujian mereka sudah selesai. Hari ini tepat 1 bulan sesudah ujian, mereka hanya tinggal menunggu rapot kelulusan dan akan melanjutkan ke tingkat selanjutnya, ya Kuliah.

2 adam sedang berdebat disalah satu ruangan.

"Hei Lee Jeno, aku tidak sepintar kau, mana bisa aku seuniversitas dengan mu?! Kau memilih universitas yang tinggi!" Ocehnya Jaemin.

"Tinggal sogok aja mereka apa susahnya? Kau bisa meminta orang tua mu untuk membiayai kuliah mu diluar negri, atau aku yang bayar?" entengnya Jeno.

Ya, Jeno memilih universitas yang terkenal di luar negeri.

"Kau pikir aku akan mendapat izin?! Gila kau! Aku bahkan tidak diberi izin untuk pergi ke Jeju sendiri!"

Sudah hampir 2 jam Jaemin mengomel.

"Kau pintar Na Jaemin, hanya saja otakmu tidak kau pergunakan dengan tepat" cibirnya Jeno.

Jaemin benar-benar kesal. Pria manis itu meninggalkan Jeno sendiri diruang tamu rumahnya. Jaemin pergi kekamarnya. Sebenarnya Jisung melihat mereka berdua berdebat dari tadi, pasalnya suara Jaemin makin lama makin meninggi.

"SUDAHI LAH DRAMA MU JAEMIN"

Orang yang baru saja datang itu benar-benar kesal. Orang itu adalah Renjun.

"Drama?" Beonya Jeno.

Renjun menutup mulutnya, ah dia akan kena omel oleh Jaemin sebentar lagi.

"Drama apa?" Tanya Jeno.

"Anu.. Jaemin bermain drama di televisi haha.." Renjun menjawab pertanyaan Jeno sambil tertawa garing.

"Tolong seriuslah Huang Renjun." Aura gelap Jeno keluar. Pria berbadan kekar itu menarik Renjun keluar rumah dan Renjun dibawa oleh Jeno entah kemana.

Jisung hanya bisa menyaksikan perdebatan itu, dan kembali kekamarnya.

Dia hendak menelpon Chenle atau Haechan.






***

"Dia hanya mempermainkan mu Jeno.." Renjun sangat takut, Jeno berubah 100% sekarang.

"Jelaskan dengan benar." Singkatnya Jeno sambil menatap Renjun.

"A-aku, aku sudah melarang mereka. T-tapi mereka t-tidak mendengarkanku.."

"Yang Jaemin lakukan.. i-itu hanya bermain. Haechan dan Jaemin bermain drama.. A-aku sud-"

"Jaemin mempermainkanku?"








-TBC-

Jgn lupa vote dan sampai jumpa di chapter selanjutnya ♡♡♡

Play A Drama | NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang