3

6.4K 623 31
                                    

-Selamat Mambaca-
Jangan lupa vote dan komen










"Dia belum heat, jangan asal terjun kau" bisik Jisung.

Oh Tuhan, Jeno sangat kaget. Dia ingin sekali memukul rahang Jisung itu.

"HEI! kau pikir aku alpha macam apa?!" Kesalnya Jeno.

"Cepat pergi, kau bisa-bisa menghamili hyung-ku jika lama-lama disini" usirnya Jisung.

"Lalu? Kau membawa Chenle kesini" Jeno yang tak mau kalah pun mulai bertanya lagi.

"Jaemin hyung menelpon, dia meminta Chenle kerumah, sepertinya dia akan heat"

"Cepat masuk kedalam sayang, tolong bantu hyung-ku"

"Pergilah wahai tuan Lee sipengangguran" ejeknya Chenle sebelum masuk ke rumah keluarga Na itu.

"Aku pergi" Jeno menghidupkan motornya lalu pergi dari kediaman keluarga Na.

Jisung menutup pagar rumahnya saat Jeno benar-benar menjauh dari rumahnya.


***

Badan Jaemin benar-benar panas, dia merengek untuk disetubuhi. Aroma yang dikeluarkan pun sangat manis dan menggoda. Untung saja dirumah itu hanya ada Chenle dan Jisung yang menjaga Jaemin. Jisung sama sekali tidak tertarik dengan aroma yang dikeluarkan Jaemin. Apalagi dia sudah ada Chenle.

"Nghh Lee..panashh ahh" desahnya Jaemin.

"Sakit sekali ya? Maaf aku tidak bisa membantu mu. Sebentar lagi rasa sakitnya hilang, sabar Na" Chenle berusaha menenangkan Jaemin.

Sedangkan Jisung pergi, entah kemana perginya, Chenle mengusirnya jauh-jauh karena Jisung itu alpha, walaupun Jaemin ini kembarannya, Chenle tetap tidak percaya, Jisung tetaplah alpha walaupun Jisung itu sudah memiliki mate, alpha tetaplah alpha.

"Haaah~" desahnya Jaemin.

Chenle sudah memberikan obat untuk meredakan heat Jaemin, walau tidak terlalu bekerja, setidaknya mengurangi rasa sakit Jaemin.


***

Jeno masih gelisah, aroma yang dikeluarkan Jaemin tadi itu sangat menggodanya. Ini aneh, mereka bahkan belum dekat, bagaimana-

Jeno tanpa pikir panjang, dia pergi kerumah kediaman keluarga Na. Kebetulan keluarga Na sedang keluar negeri. Em, Jisung yang memberi tahu.

.
.
.

Jaemin menggeliat dibawah selimutnya. Kasurnya sampai basah karena keringat dan cairan yang keluar dari lubangnya.

Jaemin melihat kearah sekitarnya, dia mencari sesuatu. Tetapi tangannya berhenti saat tiba-tiba Jeno masuk kekamarnya. Pintu kamarnya terbanting.

Chenle berusaha menahan Jeno, karena dia berpikir Jeno bukan mate Jaemin, makanya dia menahan Jeno.

Jeno mengunci pintu kamar Jaemin dari dalam. Dan mendekati Jaemin yang membungkus badannya dengan selimut dan mengeluarkan desahan kecil.

Jeno mengusap rambut Jaemin, Jaemin disentuh sedikit saja langsung menggeliat seperti cacing.

Jeno mengambil air dimeja samping kasur jaemin, dan mengeluarkan sesuatu dari kantong jaketnya. Awalnya dia berniat untuk menyetubuhi Jaemin, tapi ini terlalu cepat, Jeno sudah tau bahwa Jaemin adalah mate-nya, tetapi Jeno diam. Dia tak ingin sesuatu hal yang harusnya tidak terjadi malah terjadi.

Jeno membenarkan posisi Jaemin yang masih menggeliat dibawah kasurnya. Jaemin terus-terusan menggoda Jeno untuk menyetubuhinya, dan tanpa sengaja Jaemin meremas bagian selatan milik Jeno dan Jeno meringkis kecil karenanya. Untung saja Jeno memakai penjepit jemuran yang dia ambil dibawah rumah ini dan menggunakan earphone sambil mendengarkan lagu dengan suara full. Walaupun sebenarnya tidak terlalu berguna karena Jaemin sungguh menggoda.

Jeno memasukkan beberapa pill ke mulut Jaemin dan memberikan Jaemin air untuk diminum bersamaan.

And tak lama setelah itu Jaemin mulai lemas dan tidak terlalu banyak bergerak seperti tadi. Jeno mengira Jaemin sudah tertidur karena pill yang dibawanya.

Sedangkan yang diluar itu berusaha membuka pintu. Chenle panik setengah mati! Dia khawatir dengan Jaemin. Dia takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Sampai akhirnya Jeno membuka kunci pintu itu. Jeno melihat seberapa panik Chenle.

"APA YANG KAU LAKUKAN KEPADANYA?!"

Jeno tidak menjawabnya, melainkan Jeno berjalan keluar rumah itu, sedangkan yang didalam masih panik karena Jaemin diam, err.. dia tertidur?

Baru saja Chenle ingin bertanya, Jeno sudah hilang.



***

Beberapa hari, Jaemin kesekolah seperti awal, dia berangkat dengan Jisung. Jaemin sebenernya masih lupa-lupa ingat tentang heat-nya kemarin. Dia terbangun tadi pagi, wah dia tertidur hampir 1 hari. Wah kepalanya sangat pusing.

Jaemin tak percaya saat Jisung menjelaskan bahwa Jeno kekamarnya. Bagi Jaemin itu mustahil. Dia bahkan melihat Jeno pergi dari rumahnya, ah apakah dia lupa ingatan juga?

"Pagi Jaemin" sapa Jeno.

Jantung Jaemin berdetak kencang, dia malu tentang kemarin, walaupun dia tak sadar, tetap saja memalukan.

"Bagaimana keadaanmu? Masih sakit?" Tanya Jeno.

Oh Tuhan! Jaemin benar-benar malu! Apa yang Jeno lakukan padanya kemarin? Itu agak ambigu.

"Aa.. lebih baik aha.." ucapnya.

"Syukurlah, aku memberi obat padamu dimeja tidurmu"

Obat? Obat apa? Apa itu obat untuk..

"Itu milik ibuku, ibuku memberikannya, katanya untuk membantu omega sepertimu" lanjutnya.

Jaemin masih terdiam.

"Ah.. terimakasih Jeno"

Jaemin tampaknya sangat malu, dia langsung pergi dari kantin dan naik kekelas, tentu saja ada pengikut yang mengikutinya. Siapa lagi kalo bukan Chenle, Renjun dan Haechan.






-TBC-

Play A Drama | NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang