18

3.5K 339 12
                                    

-Selamat Membaca-
Jangan lupa vote dan komen

















Semua kesalapahaman keduanya sudah selesai. Kini kedua sejoli itu sedang berada di kafe Jaemin.

"Jeno, kau tidak kerja apa?" Tanya Jaemin.

Mereka berdua ada di rest room kafe itu.

"Tidak." Entengnya Jeno sambil memakan es krim.

"Kakak! Kakak! Minta es krim kakak!!"

Jaemin mengajak Jayna ke kafenya, karena kafenya sepi tidak ada Xiaojun, salah satu karyawan kafenya itu sedang heat.

Jaemin jadi teringat kejadian yang sudah hampir 6 tahun lalu itu. Ketika dia bangun di perpustakaan dengan pakaian kesana kemari dan dikamarnya dengan bercak sana sini. Mengingat itu Jaemin malu sendiri.

"Tidak mau, ini milikku" Jeno menolak permintaan Jayna.

Sedangkan Jaemin menyimak dua orang didepannya ini.

"Hiks.. kakak dia tidak mau memberikan es krim nyaa hiks.." adunya Jayna sambil menangis dan memeluk kaki Jaemin.

"Lihatlah dia mengadu pada istriku" Jeno tak mau kalah pun ikut mengomel.

Tunggu, Jeno baru saja mengatakan 'istri'? Astaga wajah Jaemin memerah sekarang.

"Dasar tua!" Ya, baru saja Jayna mengejek Jeno itu tua.

"Kakak jangan dekat-dekat dengan om Jeje ya? Kakak punya Jayna!" Jayna masih kukuh memeluk kaki Jaemin. Sedangkan Jaemin tertawa kecil melihat betapa menggemaskannya Jayna.

"Hei hei! Kakak mu itu milikku! Jangan merebutnya" Jeno bangun dari duduknya dan mendekati Jayna.

"Tidak! Kakak hanya milikku! Kakak tidak mau dengan om Jeje!" Jayna menatap Jeno sinis.

"Ini ambil es krimnya dan kemarikan kakak mu, dia milik ku" Jaemin berusaha menahan tawa melihat 2 orang didepannya ini mengoceh dan berebutan.

"Tidak! Jayna akan minta es krim ke kakak saja. Makan saja es krim om itu"

Jaemin tertawa keras, begitupun Kun dan Shotaro yang mendengar dari luar.






***

Toko sudah tutup, dan Jayna sudah tidur. Jaemin dan Jeno awalnya akan pulang mengantar Jayna, tetapi mereka malah pergi menuju rumah sakit, barusan 5 menit yang lalu Mark menelpon bahwa Haechan akan melahirkan.

Wah Jeno sudah membayangkan akan seberapa ramai rumah orang tuanya nanti.

"Telepon dari Renjun, tolong angkat Na"

Jeno baru saja melirik handphonenya, Renjun menelponnya.

Jaemin berdiam diri sebentar untuk berpikir, apa selama ini Jeno dan Renjun saling berhubungan.

"Ah iya.."

Jaemin mengangkat teleponnya.

"Halo? Jeno?"

"Aku Jaemin, Jeno disebelahku"

"KALIAN SUDAH BERTEMU?!"

"ah iya beberapa hari yang lalu.."

"Apa yang ingin kau bicarakan Renjun" Jeno membuka mulutnya.

Play A Drama | NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang