14

3.5K 361 18
                                    

-Selamat Membaca-
Jangan lupa vote dan komen














"DASAR ANAK SETAN! BISA-BISANYA KAU MENINGGALKAN KU SENDIRI DIBANDARA?!" itu Jungwoo. Pria manis yang ditinggal oleh Jeno dibandara.

"Ah maaf hyung~ tadi aku melihat lelaki manis yang lebih manis darimu" Jeno memasang eyes smilenya.

"AKU TIDAK MANIS?! DASAR ANAK SIALAN" Jungwoo terus menerus memaki Jeno.

"Maaf"

Jungwoo masih kesal dengan Jeno sekarang. Mereka berdua sedang menuju apartemen yang baru saja dibeli Jungwoo.

"Bisa cepat sedikit? Kurasa Lucas sudah menungguku di apartemen" Jungwoo memainkan handphonenya.

"Bagaimana bisa dia lebih tua darimu?" Tanya Jeno random.

"Dia sama seperti mu sialan, telat masuk sekolah. Ah tepatnya pernah tidak naik kelas"

"Aku tak percaya jika dia mate mu hyung."

"Kenapa?"

"Dia pernah memeluk milikku" wajah Jeno menadadak datar jika mengingat saat Jaemin dipeluk Lucas.

Tak ada jawaban dari Jungwoo. Jeno meliriknya sebentar.

"HEI APA YANG KAU LIHAT?!"

"Kau baru saja bilang 'milikmu' apa itu adalah adikmu?" Jungwoo menatap Jeno aneh.

"HYUNG, KU MOHON BERSIHKAN OTAK MU ITU"






***

Jeno sekarang berada dirumahnya. Rumah orang tuanya, dia kesana karena ingin mengunjungi adiknya yang manis itu.

"Aigoo, Gyugyu sudah lebih besar dari yang kulihat dikomputer"

Jeno memeluk adiknya itu gemas. Beomgyu hanya diam, dia bingung.

"Dia hyung mu yang kau lihat di handphone mommy, kau lupa?" Tanya Taeyong.

"Jeje hyung?" Tanya Beomgyu dengan memasang wajah imut.

"Mommy, kenapa kau memberikan adik seimut ini?! Aku ingin menculiknya" Jeno memeremas pipi adiknya itu.

"Entahlah, dia bibit daddy mu. Tetap-"

"HYUNG JANGAN CUBIT, SAKIT!" Beomgyu menatap kakaknya tidak suka.

"Tetapi dia tidak suka disentuh, sama seperti mommy mu" Jaehyun melanjutkan ucapan Taeyong.

"Apalagi saat mengandung bocah ini, Mark dan aku tidak diperbolehkan memasuki ruangan yang sama dengan mommy mu" Jaehyun menghela nafas kasar.

"Mana aku tahu? Itu dia yang minta bukan aku" cibirnya Taeyong.

"Wow"

"galak sekali kau kecil!" Ejeknya Jeno.

"Aku tidak kecil! Aku besar!"

"Kau kecil, lihatlah kau bahkan tidak ada setengah dariku" Jeno tertawa puas, begitupun orang tuanya. Sedangkan Beomgyu tidak mau kalah, anak manis itu malah mengotot kalau dia besar.

Itu membuat seisi rumah itu tertawa. Sepertinya ada Taeyong ver mini.







***

Tak ada acara, Jeno mendiami dirinya di apartemen miliknya.

"Ah, kenapa aku tiba-tiba mengingatnya.." gumam Jeno.

"Apa aku harus kesana? Ah entahlah"

Jeno bangun dari tidurnya, dia memesan kopi didekat apartemennya melewati aplikasi. Jadi dia hanya akan datang mengambil.

"Aku rasa, kopi akan membantuku mendapatkan Jawaban"

Setelah memesan pesanannya lewat handphonenya, Jeno memakai baju dan turun menuju bawah. Awalnya dia akan naik mobil kesana, tetapi setelah dipikir kembali, dia lebih baik jalan kaki.

"Sudah bulan oktober ternyata, aku tak sadar.. bagaimana jika membuat acara halloween dikantor Mark hyung?" Gumamnya.

"Sepertinya akan asik"

Jeno terkekeh sendiri, bahkan orang disekitarnya mengira Jeno gila.

Ternyata kafenya tidak jauh dari apartemennya, untung saja sepi.

Jeno mendorong pintu masuk kafe itu.

"Selamat siang~ ada yang bisa saya bantu?" Suara karyawan itu menyambut pembeli yang baru saja masuk.

Jeno mendekat ke arah kasir, dan mengatakan pesanannya.

"Aku sudah memesan americano 1 lewat aplikasi, aku sudah membayarnya" ucapnya Jeno.

"Ah, tuan Jeno ya? Sebentar ya masih dibuat"  wajah karyawan itu manis sekali, dia tersenyum sampai matanya hilang.

"Hyun-"

Shotaro tidak melihat teman kerjanya pada tidur, kecuali Jaemin. Pria manis itu sedang memberi makan Jayna.

"Ah, Jaemin hyung, bisa bantu aku membungkus pesanan? Ku rasa mesinnya mulai bermasalah" Shotaro mendekati Jaemin yang sedang memberi makan Jayna.

"Ah tentu, kau bisa memberi makan Jayna dulu? Aku akan mengurus itu"

Setelah mendapat jawaban, Shotaro menggantikan tugas Jaemin. Untung saja Jayna suka dengan Shotaro.

Jaemin keluar dari rest roomnya, dia memakai celemek dan topinya dan langsung melihat mesin pembungkus minuman yang katanya bermasalah.

"Oh astaga, dia lupa menghidupkan mesinnya, pantas saja tidak mau." Gumam Jaemin.

Gumaman Jaemin terdengar oleh sang pembeli.

Jeno, pria itu mempunyai pendengaran yang bagus, bahkan gumaman pun bisa dia dengar.

"Ini tuan pesanan mu" Jaemin datang dengan pesanan milik Jeno.

"Ah terimaka-"

"Jaemin?"

Mereka saling tatap, pertemuan yang tidak disangka.

"Maaf tuan, silahkan pesanannya. Saya tinggal ya terimaksih sudah berbelanja"

Tanpa basa basi, Jaemin membungkuk dan langsung menuju kebelakang.












-TBC-

Jgn lupa vote yaa, aku agak sedih karena gada yang komentar, aku harap ada yg komentar nantinya.. terimaksih sudah membaca chapter ini^^

Silahkan menunggu untuk chapter selanjutnya^^

Komen dongg:))

Play A Drama | NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang