5

5.7K 492 37
                                    

-Selamat Mambaca-
Jangan lupa vote dan komen











Jeno mengunci perpustakaan itu, memang sejak tadi tidak ada yang menjaga. Jeno bisa puas-puas melihat Jaemin sekarang.

"Eunghh~"

Jaemin menggeliat ditempatnya. Dia setengah sadar, dia ingin menjauh dari Jeno tetapi badannya lemas. Tak bisa menolak instingnya.

"Maaf, aku kelepasan. Karena mu feromon ku keluar tanpa ku minta"

Untung saja Jeno membawa obat suspensi kemana pun. Kebetulan sejak ada Jaemin.

Untung saja ada beberapa botol minum di ruangan ini, tentu saja bekas sita'an.

Jeno mengeluarkan obat suspensi itu dan memberikannya kepada Jaemin. Tak mau kehilangan kesempatan, Jeno memasukkan air dibotol itu dengan mulutnya dan mentransfernya ke mulut si manis. Untuk menelan obat saja susah, apalagi untuk minum.

Jeno lepaskan beberapa kancing baju Jaemin dan membuka celana sekolahnya agar mendapat udara.

Tapi.. celana Jaemin sedikit basah karena pre-cum. Untung saja ada kipas di ruangan itu, walaupun kecil setidaknya untuk mengeringkan celana pria manis itu.

Jeno adalah manusia yang terkadang pintar dan cerdas dan terkadang bodoh melebihi orang gila.

Ah pandangan mesum Jeno tiba-tiba melihat kearah belalai kecil milik Jaemin. Dan lubangnya.. ah itu benar-benar. Lubang kecil yang berdenyut dan sedikit basah membuat Jeno ingin sekali memasukkan penisnya kedalam sana.

Rasanya Jeno ingin memperkosa Jaemin sekarang, tidak apa bukan? Jaemin juga sudah membangunkannya terlebih dahulu.

Heol, bukannya Jeno yang mesum disini? Atau salah Jaemin karena menggodanya?

Alhasil Jeno mulai memasukkan jarinya ke lubang simanis sebagai pemanasan kecil. Sedangkan pria yang sedang dia perkosa mendesis-desis kesakitan.







***

Jaemin terbangun, ah kepalanya sakit sekali, dan... APA APAAN INI? dia tidak memakai celana? Dan tiba-tiba bayangan Jeno memasukkan jarinya ke lubang miliknya, ah! Kenapa bayangan aneh itu tiba-tiba muncul?

"Sudah bangun rupanya."

Jaemin kaget setengah mati, dia buru-buru menutupi bawahannya.

Ah itu Lee Jeno.

"KAU MEMPERKO-"

"Kau yang memulai dahulu Na Jaemin."

Ah benar, Jaemin ingat saat dia menggoda Jeno.

"TAPI KAU KAN BISA MEMBERIKU OBA-"

"Obat itu tidak berguna, hanya aku yang berguna"

'Apa maksudnya?'

"Jika Heat mu datang tiba-tiba, panggil aku"

Deg.

Apa-apaan ini?! Lee Jeno itu, apakah dia baru saja mengkhawatirkannya?

Jeno memandang Jaemin aneh, pria manis yang sedang dia pandang memamerkan wajah merah semerah tomat segar.

"Aku tidak peduli dengan mu, aku hanya kasiha-"

"Terimakasih, dan tolong jaga rahasia ini"

Jaemin sudah memakai celananya dan pergi dari perpustakaan, tetapi tangannya ditahan Jeno.

"Apa lag-"

"Selalu bawa obatmu jika tidak bersamaku"

" ....... Aku takut terjadi sesuatu padamu"

Kata-kata itu terngiang diotak Jaemin, maksudnya Jeno ini apa? Ah sudahlah, dia pergi membawa obat itu dan meninggalkan Jeno diperpustakaan.








***

"HEI JAEMIN! KEMANA KAU TADI HAH? KAU MENGHILANG SETENGAH HARI?!"

Jaemin menjauhkan benda pipih itu dari telinganya. Wah Renjun sungguh kejam, apa dia tidak peduli dengan Jaemin jika gelendang telinganya pecah?

"Maaf nyonya, aku tadi ada urusan mendadak" balasnya Jaemin.

"JANGAN BILANG JENO."

Ah, Renjun benar-benar marah. Dari tadi dia mengomel terus. Jaemin mendesah kasar.

"Kurasa dia membuatku heat lagi"

Lebih dari semenit Jaemin tidak mendengar jawaban Renjun.

"KAU DIEWE OLEHNYA?!"

Itu bukan Renjun, tetapi Haechan. Haechan sepertinya ada dirumah Renjun dan mengambil alih benda pipih itu.

"YEAHH NA JAEMIN KITA SUDAH MEMILIKI PASANGAN YANG PAS. KURASA DRAMA MU CUKUP SAMPAI SINI NA JAEMIN. JENO BUKAN MATE MU, BAHKAN DIA MENGEWE MU?! CUKUP AKU TIDAK BISA BEGINI. HAECHAN JAEMIN, SUDAHI DRAMA KALIAN"

Wah Renjun mengeluarkan ocehannya dengan panjang.

"Tidak, ini baru saja dimulai"

Jaemin menolak permintaan Renjun untuk mengakhiri drama mereka.

"Aku bahkan belum bisa bertemu dengan kakak Jeno lagi" ucapnya Haechan sedih disebrang sana.

PLAK!

Wah sepertinya Renjun memukul Haechan yang tepat disebelahnya.

"HEI HUANG RENJ-" Haechan memekik kesakitan saat Renjun memukul pahanya.

"MAAF ADA NYAMUK YANG SANGAAAAAAT BESAR DIPAHAMU"

Sedangkan Jaemin, lelaki manis itu mendengarkan debatan 2 orang itu melewati handphonenya itu sambil mengerjakan catatan yang dia lewati tadi.








-TBC-

Play A Drama | NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang