8

4.6K 390 4
                                    

-Selamat Mambaca-
Jangan lupa vote dan komen












"Ah.. kepalaku"

Jaemin terbangun, kepalanya sakit sekali, dan bagian bawah juga sakit, dan perih..

Jaemin membuka matanya perlahan-lahan, sinar matahari menusuk langsung ke matanya. Jaemin belum sadar sepenuhnya.

"Sudah bangun rupanya"

Sapanya pria berbadan kekar itu. Siapa lagi kalau bukan Jeno? Pria itu berdiri disamping kasur, dia sudah siap-siap untuk sekolah. Sepertinya Jeno mengambil baju Jisung, karena ukuran mereka hampir sama. Jeno sudah rapi.

Jaemin melotot, dia membuka selimut yang menutupi badannya itu. DIA TERLANJANG. Otomatis dia melotot melihat Jeno yang sedang tersenyum miring.

"Ap-"

"BAGAIMANA BISA?!"

Masih pagi begini Jeno sudah mendapat teriakan dari Jaemin. Jeno jadi membayangkan jika dia menikah dengan Jaemin nanti, apa ini akan sama?

"Jangan teriak ini masih pagi" ucapnya Jeno.

"KAU MENIDURI KU?! KAU! KAU! KAU!"

"Karena godaanmu, jadi aku menerima saja" acuhnya Jeno.

Ah. Jaemin tidak abis pikir. Dia bahkan lupa kalau Jeno ini horny-an. Cepat sekali terangsang. Tapi, bagaimana caranya Jeno masuk kekamarnya? Bukankah pintunya sudah ia kunci?

"Awas! Aku mau mandi" usirnya Jaemin.

Jaemin mencoba berdiri, tetapi dia tak bisa.

"AKH-" Teriaknya Jaemin.

Jeno menatap Jaemin yang kesakitan dibawah sana.

"Sakit ya?" Tanya Jeno.

Mereka saling tatap. Jaemin masih mendesis kecil karena lubangnya sakit sekali.

"Perlu bantuan?" Tawar Jeno.

"TIDAK" tolaknya Jaemin dengan tatapan sinis.

Jeno menatap Jaemin datar, apa sesakit itu? Ah Jeno jadi merasa bersalah.

"Yasudah, aku turun" tanpa pikir panjang, Jeno jalan menjauh, baru saja memegang gagang pintu, Jaemin memanggilnya.

"Em.. Jeno"

" ... bantu aku" cicitnya Jaemin

"Bantu apa"

"Bantu mandikan, ini sakit.. aku tidak bisa bergerak" suara Jaemin melemah, Jeno langsung menatap Jaemin dan mendekatinya.

Jeno mengelus surai Jaemin, Jeno tersenyum lucu karena Jaemin. Prianya ini menginginkan sesuatu jika sudah didapatkan bukannya mengambil kesempatan, dia malah malu-malu.

"Dasar egois"

Tak ada aba-aba, Jeno mengangkat Jaemin ke kamar mandi. Badan polos Jaemin yang sepenuhnya terisi kissmark dan beberapa bitemark disana, Jeno sudah melihatnya kemarin, badan mulus dan lembut. Sedangkan yang diangkat itu membuang muka.

Alhasil Jeno mengganti bajunya dan memandikan Jaemin, tepatnya mereka berdua mandi bersama.


***

Jeno dan Jaemin berangkat sekolah bersama. Sebenarnya Jeno sudah melarang Jaemin untuk sekolah, karena ulahnya Jaemin susah berjalan.

Alhasil Jeno menggendong Jaemin sampai di kelas. Untuk keadaan kelas masih sepi, kalau tidak, mungkin saja Jeno dan Jaemin jadi tontonan.

Mereka berdua duduk tanpa ada yg memulai percakapan sampai bell sekolah berbunyi.

"Kau tidak ke kantin?" Tanya Chenle.

"Tidak, kalian saja" tolak Jaemin.

"Wow, tumben sekali kau wahai nyonya Na Jaemin" cibir Haechan.

"Kau mau dibelikan sesuatu?" Tanya Renjun.

"Em belikan aku roti selai saja. Ingat! Jangan yang strowberry, aku membenci itu. Dan kopi kaleng 1. Aku akan bayar nanti" ucapnya Jaemin.

"Wah? Aku baru saja dikacangi?" Tanya Haechan.

"Sana cepat, aku lapar" usir Jaemin.

Sedangkan orang yang tengah duduk dipojokan terkekeh kecil melihat debatan kecil didepan sana. Siapa lagi kalau bukan Jeno? Pria itu mengawasi Jaemin dari jauh, dia tak mau Jaemin kesusahan kemanapun, jadi dia diam dikelas.

"Kau benar-benar membuatku kesal Na Jaemin" cicit Haechan.

"Sudahlah, kalian saja kekantin dan tolong bawakan pesanan Jaemin ya? Aku disini dengannya, ada yang ingin aku bicarakan" ucapnya Chenle.

"Okey, kau tidak pesan Le?" Tanya Renjun.

"Tidak, pergi berdua saja sana" ucapnya Chenle.

"HEI! AKU BENAR-BENAR DIKACANGI? APA SALAH KU?" kesalnya Haechan.

"Pergilah Kim Donghyuck, kau tidak kasian dengan perut buntal mu itu? Perutmu bergetar dan mengeluarkan suara yg aneh" ucapnya Renjun.

"Ck! Daripada kau! Hanya tulang saja, tidak ada suaranya pula. Kau hamil ya? Tapi kenapa tetap kurus?" Ucapnya Haechan sambil lari, karena Renjun mengejarnya.

Sepertinya Haechan tidak akan lolos sekarang.

"HEI KIM DONGHYUCK-"

Ya itulah yang didengar oleh Jaemin dan Chenle dari ruang kelasnya, suara Renjun bergema ke lorong-lorong.

Chenle menatap pria yang sedang duduk dipojokan. Sepertinya Chenle sedang memberi isyarat untuk menyuruh pria dipojok sana untuk keluar.

Bukannya keluar, Jeno malah mendekati tempat Jaemin dan Chenle.

"Kenapa kesini? Keluar kau" usir Chenle.

"Untuk apa kau mengusirku wahai adik ipar?"

DEG!

Apa yang diucapkan oleh Jeno? Adik ipar? Chenle menatap sinis Jeno. Sedangkan Jaemin, pria manis itu terdiam ditepatnya dengan tatapan kebingungan.

"Adik ipar?" Beo-nya Jaemin.

"Apa yang kalian bicarakan?" Tanya Jaemin.

"Kau tau? Kemarin dia dan Jisun-"

Mata Chenle melotot, dan memasukkan sebungkus roti kedalam mulut Jeno.

Jeno mengunyah roti itu dan mata Jaemin terpaku melihat roti yang dipegang jeno, dia menepis roti yang dipegang Jeno.

"HEI! Kau seharusnya tidak memberikannya roti basi bukan?"

Jeno melotot dan pergi keluar kelas untuk membuang roti yg dimakannya tadi, dan berusaha mengeluarkan roti yang hampir dia telan.

Jaemin menatap Chenle menyipit.

"Maaf aku mendapatkannya di kolong meja Haechan, jadi aku ambil saja" entengnya Chenle sambil menaikkan kedua bahunya.

Tak lama 2 pria manis itu tertawa karena mengingat Jeno memakan roti basi.






-TBC-

Hemm, kyknya ga lama lagi akan ketemu dengan konfliknya? Kira-kira konfliknya panjang gak ya? Hehe silahkan menunggu chapter selanjutnyaaa^^

Btw Jgn lupa kasi vote yaa untuk menghargai karyakuu terimakasihhh ♡♡♡

Play A Drama | NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang