24

3.9K 301 24
                                    

-Selamat Membaca-
Jangan lupa vote dan komen
















Bulan telah berganti, kandungan Jaemin semakin lama semakin besar, perutnya jauh lebih besar dibanding dengan Haechan dulu. Apa bayinya sebesar gajah? Semakin hari pinggang dan punggungnya sakit sekali.

Hari ini Jaemin ingin ke kantor Jeno, entah kenapa dirinya ingin ke sana. Padahal Jeno sudah melarang Jaemin kekantor, apalagi usia kandungan Jaemin sudah 6 bulan dengan perut besar itu.

Sesampainya disana, Jaemin disapa oleh karyawan Jeno yang superr ramah. Itu adalah salah satu kenapa Jaemin suka disini.

"Haish sialan" umpatnya Jaemin.

Baru saja membuka pintu ruangan Jeno, Jaemin melihat pemandangan yang sangat merusak matanya.

Jeno dan wanita sialan itu baru saja ciuman. Jaemin benar-benar kesal, ini sudah ke 3 kalinya begini.

Jeno mendorong wanita itu menjauh darinya dan pergi mengejar Jaemin yang sudah jalan dengan emosi.

"Jaemin-"

"Aku lelah akh- aku mau pulang"

Mereka berdua berada di lift yang kosong.

"Kau tak apa? Apa mereka melukaimu?" Tanya Jeno sambil mengelus perut Jaemin.

Jaemin menepis tangan Jeno. Dia membuang muka, rasanya ingin sekali memakan wanita gila dan Jeno hidup-hidup.

"Kau cemburu? Sudah ku bilang, dia itu sengaja Jaemin.. jangan salah paham sayang" Jeno memeluk badan Jaemin dari belakang dengan tidak lupa Jeno menghirup aroma manis istrinya itu.

Dengan begini saja Jaemin luluh, Jeno yakin 100%

Jaemin melepas pelukan dari Jeno dan memutar badannya.

"Pecat dia! Kenapa susah sekali kau ini?"

Cup!

Jaemin mencium bibir kesukaannya itu, tak lupa dengan lumatan kecil.

"Aku tak suka tempatku di pakai oleh wanita jalangan itu" Jaemin membalikkan badannya.

Ting!

Pintu lift terbuka, Jaemin buru-buru keluar dan diikuti Jeno.

Jeno terus menerus mengekori Jaemin sampai ke apartemen Jeno.

"Hei! Kau tidak kerja? Jangan cari alasan lag- empph!"

Belum selesai mengomel, Jeno sudah melumat habis bibir istrinya itu.

"Aku rindu mereka berdua" setelah selesai melumat habis bibir Jaemin Jeno menunjuk nunjuk perut Jaemin.

"Kau mau bertemu lagi? Bukankah Akhh-"

Tanpa aba-aba Jeno meremas penis milik Jaemin.

"Aku ingin bertemu mereka, bolehkah sayang?"

"Emphh- kemarin lusa kau sudah empph-!"

"Yaya, boleh" akhirnya Jaemin memberikan izin karena Jeno tak membiarkan dia menolak.

Adik Jeno sebenarnya sudah tegang dari tadi ingin mengunjungi mereka.

"Akhh empph ahhhh~"

Setelah membuka pakaian Jaemin dan pakaiannya sendiri, Jeno langsung memasukkan penisnya yang besar itu dan mulai menggesekknya tanpa pemanasan.





***

Tak terasa usia kandungan Jaemin sudah 9 bulan, dan tentunya perutnya sangaaat besar. Dia iri dengan Chenle, Chenle ternyata hamil juga, tetapi perutnya tidak sebesar Jaemin.

Play A Drama | NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang