sekarang pukul 6 pagi. yedam terbangun ketika sinar matahari menembus ventilasi kamarnya dan menerpa tepat pada matanya.
menoleh ke samping, yedam menemukan doyoung masih tertidur dengan bertelanjang dada.
jangan berpikiran terlalu jauh. doyoung selalu bertelanjang dada ketika tidur, gerah katanya.
lagipula mereka belum pernah melakukan hubungan intim lebih dari ciuman.
"doyoung,"
"hm?"
"banguun."
yedam menepuk pelan bahu doyoung, namun doyoung tak kunjung membuka matanya.
"cepetan banguuun, kan mau maiin."
"iya, sayang. sebentar ya, masih ngantuk." doyoung menjawab dengan suara seraknya.
"mau main sendiri aja, lah."
"ya ga bisa gitu, dong!"
°°°
mereka baru beranjak dari rumah pukul 1 siang. salahkan doyoung yang diam-diam melanjutkan tidurnya, membuat yedam berdengus kesal dan membiarkannya.
yedam tau doyoung baru tidur pukul 2 pagi, tidak lain untuk begadang bermain game online bersama teman-temannya. saat itu doyoung terlalu berisik, membuat yedam terbangun karena terganggu dengan suara adiknya itu. lalu yedam dengan setengah sadar merampas ponsel doyoung dan menyuruh pemuda itu untuk tidur.
tapi karena tak ada orang tua dirumah, membuat yedam dan doyoung menjadi bebas.
seperti sekarang, mereka masih asik jalan-jalan, padahal jam sudah menunjukkan pukul 11 malam.
hanya berkeliling, makan ketika jam makan, dan malamnya mereka bergegas ke pasar malam dipusat kota.
"buat penutupan, main ferris wheel, yuk ?" ajak yedam.
doyoung mengangguk, kemudian dengan pasrah ditarik yedam menuju wahana tersebut.
tiket sudah didapatkan, mereka segera naik pada salah satu ruang kosong dan duduk berhadapan setelah agak lama menunggu panjangnya antrian.
saat sudah seperempat naik, yedam melongok ke arah bawah.
walaupun sudah malam, suasana masih ramai. bahkan antrian wahana ferris wheel masih sedikit panjang.
ia kemudian mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
"bagus banget," gumam yedam, lalu mengeluarkan ponselnya untuk menangkap pemandangan yang tersaji dari atas sana.
"sini, saya fotoin," tawar doyoung.
yedam mengangguk, kemudian menyerahkan ponselnya pada doyoung dan berpose candid.
"satu, dua, tiga."
ckrek
"liaaat." yedam meminta ponselnya kembali, kemudian memekik senang saat hasil foto terlihat bagus.
"lagi?"
yedam menggeleng, "ga usah, satu aja udah cukup kok."
doyoung mengangguk.
suasana dibiarkan hening. sama-sama menikmati euforia yang entah sampai kapan akan bertahan.
ketika mereka hampir sampai dipuncak, doyoung menggenggam erat tangan yedam, menghasilkan kerutan bingung pada dahi si empunya tangan.
"tau, engga? katanya, kalau ciuman waktu ada dipuncak ferris wheel, hubungannya bakal langgeng," kelakar doyoung.
namun doyoung tersenyum kecil ketika tanpa aba-aba yedam bergerak maju dan bergegas mencium bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite the Star - Dodam
Fanfiction"kalau saya bisa, saya mau nulis ulang takdir tentang kita." warning! harsh words wrote in lowercase, except for some parts [ attached media are cr. by pinterest ]