16 : 항상

547 83 18
                                    

"hahh hahh hahh." doyoung terbangun dari tidurnya dan mengusap wajahnya kasar.

mimpi itu, mimpi yang sama selama seminggu belakangan ini. entah tergolong kategori mimpi buruk atau mimpi indah, tapi doyoung benci, benci sekali ketika tau bahwa ini hanyalah mimpi.

restoran miliknya, john dan christ, yedam yang datang, serta kalimat pengakuannya.

"gila, ini bahkan sudah lebih dari lima tahun. c'mon, kim doyoung," monolognya.

doyoung kemudian bangkit dari kasurnya dan segera membersihkan diri.

°°°

roda koper terus bergerak menggelinding, mengikuti kemanapun langkah sang tuan pergi. matanya melirik kearah kanan-kiri, mengamati setiap orang yang berlalu-lalang tanpa permisi.

ia kemudian menghembuskan napas berat, "ini— seharusnya memang seperti ini."

kakinya terus ia langkahkan hingga ke dalam pesawat, mencari urutan bangkunya yang harus ia isi.

penerbangan ke seoul, korea.

doyoung memutuskan untuk kembali.

°°°

ketika kakinya bisa menapak lagi di lantai kamar rumahnya, ia hanya tersenyum tipis.

ayah dan bundanya telah mengizinkan doyoung untuk kembali. memercayai keyakinan mereka bahwa waktu lima tahun sudah cukup bagi doyoung untuk bisa melupakan yedam yang sempat mengisi hati.

nyatanya tidak.

bahkan hanya ketika rungunya mendengar suara yang kian memberat milik kim yedam itu.

dadanya masih berdesir hangat, masih sama seperti pertama kali ia merasa jatuh cinta.

doyoung melangkahkan kakinya keluar kamar, mencari sosok sang kakak.

saat doyoung melihat yedam memasuki area dapur, ia segera menarik dan membawa si tubuh mungil ke dalam kamarnya. memerangkap layaknya yedam berada di penjara.

tanpa persiapan, yedam menghambur dalam pelukan doyoung. mengucapkan rindu berkali-kali sepertinya menjadi kewajiban yedam mulai saat ini.

"halo, kak yedam. apa kabar?"

°°°

ketika ayah dan bunda sudah mengarungi alam mimpi, yedam dan doyoung masih asik mendekap satu sama lain. tak peduli kejadian beberapa tahun lalu akan terulang kembali.

karena mereka sudah berjanji, ini akan menjadi yang terakhir kali.

"doyoung, kita sudah dewasa, kita belajar buat ikhlas ya? kakak yang ikhlasin kamu, begitu juga sebaliknya. dan-"

yedam menggenggam tangan milik doyoung, pun tangan lainnya yang sibuk membelai pipi berisi milik si bungsu.

"-kita akhiri cerita kita sampai di sini. cerita tentang kim yedam sama kim doyoung sudah selesai."

doyoung mengangguk dan tersenyum teduh, "kita selama ini bukan ngerubah takdir, tapi kita memang lagi ngejalanin takdir itu sendiri. biar kita tau, pelajaran apa yang harus kita ambil dan kita terima."

yedam terkekeh senang, "nah, itu intinya!"

doyoung ikut tersenyum dan mengusak rambut milik sang kakak dengan gemas, "jadi, hari ini harus clear semuanya ya?"

"hum, ini hari terakhir."

wajah doyoung mendekat, seraya membisikkan kata didepan bibir yang lebih tua, "saya bakal gunain hari ini dengan sebaik-baiknya, kesempatan terakhir saya buat bebas menyampaikan seberapa besar saya masih sayang sama kakak."

jari-jarinya kemudian mengelus pipi milik yedam, "saya sayang sama kamu, selalu."

"aku juga sayang kamu, selalu."

lalu pada pukul 00:01, cerita tentang kim doyoung dan kim yedam resmi selesai.

End

makasih yang udah mau nyempetin baca dan voment, ich liebe dich <3

ketemu lagi di bookku yang lain!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rewrite the Star - DodamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang