yedam menarik ujung lengan doyoung yang berjalan didepannya, "doyoung, plih es krim apa coklat?"
doyoung menolehkan kepalanya serta menghentikan langkahnya.
"saya kan ga suka dua-duanya."
"pilih aja."
doyoung berpikir sejenak, "es krim."
"yuk."
yedam kemudian menggaet lengan doyoung dan menariknya ke gerai es krim yang sedari tadi menarik perhatian yedam.
"beliin es krim, aku lupa bawa dompet tadi, hehe." pinta yedam disusul dengan cengiran gemasnya.
doyoung mana bisa menolak?
"jangan banyak-banyak. udah malem, nanti sakit."
yedam memekik senang, kemudian menyebutkan pesanannya pada penjual es krim yang sedang tersenyum gemas karena tingkah yedam.
"mau matcha, vanilla, coklat,—"
"no, darling. just one."
"noooo~"
yedam yang tadi tengah menyebutkan pesanan es krimnya dengan gembira langsung menatap kearah doyoung dengan pandangan sedih.
"satu atau engga sama sekali," tegas doyoung.
yedam menunduk sambil memilin ujung bajunya, "two, please?" mohon yedam.
"no."
yedam menatap mata doyoung, meraih tangannya lalu menggoyang-goyangkannya dengan kaki yang dihentakkan.
"doyoungg~" rengek yedam.
doyoung hampir saja mengalah, namun tidak jadi ketika ia mengingat yedam yang kerap kali sakit setelah memakan es krim.
"kak."
"IYA, IYA, SATU AJA. ALAH, GA ASIK BANGET DEH, MALES."
doyoung itu selalu memanggil yedam dengan nada datar dan menuntut ketika marah, kemudian doyoung akan mendiamkannya hingga batas waktu yang tidak ditentukan, dan yedam tidak suka itu.
oh, sekedar informasi, doyoung juga biasanya akan memanggil yedam menggunakan nama lengkap jika sudah tidak ada toleransi.
akhirnya yedam memesan satu scoup es krim matcha.
setelah membayar dan pesanan sudah sampai ditangan, yedam langsung mencari kursi kosong dan mendudukkan diri disana, diikuti doyoung yang menyusul dibelakangnya.
"marah sama saya?"
"ga."
doyoung mendesah pelan.
"inget ga, kakak suka sakit habis makan es krim? apalagi kalau makannya waktu malam, udah pasti besoknya panas. saya cuma ga mau kakak sakit."
yedam mencebikkan bibirnya, "katanya kan, di awal hubungan tuh pasti isinya manis-manisan terus, ntar lama-lama juga bosen. kamu pasti cuma perhatian di awal-awal ya?" ucap yedam sambil menyipitkan mata menatap sang adik.
"kenapa bilang gitu?"
tangan doyoung bergerak maju untuk menggenggam tangan yedam yang menganggur, "saya sudah ada rasa buat kakak sejak awal saya jadi remaja. apa ini terus terasa gampang, gitu? engga. saya dapetin kakak juga penuh perjuangan, loh. jadi, jangan mikir yang jelek-jelek ya, manis. saya ga suka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite the Star - Dodam
Fanfiction"kalau saya bisa, saya mau nulis ulang takdir tentang kita." warning! harsh words wrote in lowercase, except for some parts [ attached media are cr. by pinterest ]