Zean pun kembali ke rumahnya dengan perasaan bingung, antara kenapa anak itu memanggil Nadira dengan sebutan bunda? Dan juga kenapa Nadira mengaku bila anak itu adalah anaknya?Apakah Nadira sudah mempunyai suami atau bagaimana? Entahlah Zean masih sibuk dengan pikirannya.
Tak terasa mobil Zean sudah memasuki halaman rumahnya, ia pun lansung turun dan lansung memasuki rumah itu dan mendapat Mama-nya yang sedang berbicara serius dengan Diva dan juga Dava—suami Diva.
Zean pun lansung duduk di dekat Mira, Mira yang menyadari wajah Zean yang sedang kebingungan, lansung bertanya.
"Kamu kenapa Zean?" tanya Mira sambil mengelus rambut hitam nan pekat itu.
"Aku lagi bingung Mah," jawab Zean dengan nada lesu.
"Bingung kenapa Kak?" tanya Diva dengan menggerutu keningnya.
"Mah, Nadira itu belum punya suami atau udah punya suami sih Mah?" tanya Zean.
"Cie ... kok nanya Kak Nadira sih, emangnya udah mulai suka ya," goda Diva yang di balas tatapan tajam oleh Zean.
"Nadira itu belum punya suami kok, Zean," jawab Mira dengan senyum jahilnya.
"Udah cerai atau gimama Mah?" Karena masih bingung Zean pun kembali bertanya.
"Ih Kakak mah ... aneh, udah di bilang Kak Nadira itu belum punya suami kok malah di tanya udah cerai atau belum," ujar Diva.
"Bukan gitu Div, soalnya Kakak lihat anak kecil yang keluar dari rumahnya Nadira dan memanggilnya dengan sebutan bunda," ucap Zean yang membuat Diva menjadi bingung sendiri.
"Ah ... Kakak ngarang nih, mana mungkin Kak Nadira punya anak sedangkan dia belum punya suami, orang dia bilang sendiri kok sama aku," ujar Diva dengan tatapan tidak percaya ke arah sang kakak.
"Ih, gak percayaan banget sih, orang Kakak liat sendiri kok," ucap Zean.
"Zean bener Diva, Nadira sudah mempunyai anak," ujar Mira uang membuat Diva dan Dava terkejut.
"Kalo emamg bener kak Nadira punya anak, berarti kak Nadira jalang dong, kan dia gak punya suami," ucap Diva sambil menimbang-nimbang ucapannya.
"Huss ... Nadira itu bukan orang kayak gitu Diva, anak Nadira itu adalah anak angkatnya, ia menemukan Nadiya di pinggir jalan terus dia prihatin dan membawa Nadiya pulang, dan mengangkat Nadiya sebagai anaknya. Dan juga kamu tau Zean, ada anak gadis yang masih duduk di bangku SMA. Yang tinggal di rumahnya Nadira?" tanya Mira yang di balas anggukan oleh Zean.
"Dia itu adalah adik dari Nadira, dia juga bukan adik kandung Nadira melainkan adik angkatnya, sama seperti Nadiya Nabila di temukan di pinggir jalan, namun Nabila di temukan saat ia masih duduk di bangku SD," jelas Mira panjang lebar.
"Nadiya dan Nabila," gumam Diva yang masih di dengar oleh Mira.
"Iya, Nadiya Efendi itu adalah anak Nadira dan Nabila Efendi adalah adik Nadira," ujar Mira.
"Oh, gitu ya Mah," ucap Diva yang merasa kagum terhadap sosok seorang Nadira Efendi.
"Aku gak habis pikir sama jalan pikir Nadira, dengan keadaan yang bisa di bilang pas-pasan ia masih menolong orang lain dan sampai mengadopsinya, luar biasa," ucap Zean yang juga merasa kagum ke pada Nadira.
"Apa lagi Mama Zean, Nadira tanpa malu membesarkan Nadiya tanpa pamrih, dia rela namanya buruk di mata orang tapi ia masih bertahan walau ia sudah tidak ada orang tua lagi," kata Mira yang di balas anggukan oleh ketiganya, memang sangat tulus hati Nadira.
«»
Dua hari telah berlalu dan Zean sering menyuruh orang untuk memberikan uang dan bahan-bahan rumah tangga ke pada Nadira, tapi Zean lakukan itu secara diam-diam tanpa sepengatuan ibu dan adiknya, Nadira pun juga bingung siapa yang memberikan itu semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband [Selesai]
General FictionPertemuan pertama antara Nadira Efendi dan Albaretha Zean Alxander membuat Zean jatuh hati pada Nadira, perempuan manis yang sudah menolong mamanya dan berakhir menjadi istrinya. Awal pernikahan mereka harus bersabar dengan ujian hidup mereka, kedat...