Makasih guys udah mau vote sma komen cerita ini😘
Jangan lupa share ke temen-temenmu ya dan ajak mereka mampir disini👌
__________[MY SWEET HUSBAND]
Satu minggu! Satu minggu sudah Zean hidup tanpa Nadira dan begitu sebaliknya, Nadira benar-benar pergi dari rumah Zean dengan membawa Nadiya bersamanya, ibu dan anak itu pulang ke rumah mereka semesti mana dari awal mereka hidup, Nabila sempat marah besar akan hal ini dia tak menyangka sang kakak ipar tega membentak kakaknya.
Selama seminggu itu pula Ardan tak pernah absen mengunjungi Nadira sekeluarga, dan berulang kali juga pria itu meminta maaf karena dirinya Nadira dan Zean bertengkar walau ia sendiri tak tau kesalahan-nya apa sampai membuat Zean dan Nadira bertengkar, Nadira tak menyalahkan Ardan tentang ini karena semua tak ada sangkut pautnya pada pria itu.
Nadira juga amat berterima kasih pada Ardan karena-nya Nadiya mau makan, karena setelah pulang dari rumah Zean anak itu tidak mau makan sama sekali karena rindu dengan Papa-nya katanya, Nadira juga lelah membujuk Nadiya yang terus merengek meminta balik ke Zean namun kedatangan Ardan berdampak baik pada Nadiya secara perlahan anak itu kembali aktif dan jarang mencari Zean.
Nadira sedih karena selama seminggu ini Zean tak pernah menghubungi-nya hanya untuk sekedar bertanya kabar anak yang dikandungnya, dia selalu menangis saat malam mengingat perlakuan Zean dan ucapan Zean yang tak mengakui anak yang dikandungnya adalah anak Zean, hati Nadira sakit dan lelah mungkin bila hati Nadira bisa dilihat oleh orang hati itu akan terlihat hancurnya seperti apa."Om tampan!" Seruan dari Nadiya membuat Nadira tersadar dari lamuannya, ibu hamil itu lansung menoleh dan mendapat Nadiya yang berlari ke gendongan Ardan yang baru keluar dari mobilnya, secarik senyum pun hadir dibibirnya kala melihat itu.
Ardan berjalan ke arah Nadira yang sedang menyiram tanaman di halaman depan, saat sudah sampai Ardan menyapa Nadira dengan senyum khasnya.
"Selamat pagi Nadira," sapanya pada Ardan yang pasti dibalas oleh Nadira, ibu hamil itu menaruh selang yang tadi dibuatnya untuk menyiram tanaman dan beralih melihat Nadiya yang duduk anteng di lengan Ardan yang kokoh.
"Selamat pagi juga Ardan, gimana kabar kamu?" tanya Nadira pada Ardan, selama ini Ardan selalu ada untuk Nadira jadi tak salah 'kan bila Nadira berbuat baik pada Ardan?
"Aku baik, gimana kabar kamu dan dedek bayinya?" Untuk sesaat Nadira terdiam karena tangan Ardan yang terbebas mengelus perut buncitnya, entah kenapa dia jadi sedih kala mengingat seharusnya Zean-lah yanng mengelus perutnya bukan pria lain.
"Aku baik om," jawab Nadira dengan suara seperti anak kecil, dan tangannya yang ikut mengelus perut buncitnya, tidak ia tak boleh sedih hanya karena Zean karena itu akan berpengaruh pada calon bayi-nya, mungkin bila orang lain melihat adegan itu akan mengira bahwa mereka ada satu keluarga yang bahagia dan harmonis, pasangan yang amat serasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Husband [Selesai]
General FictionPertemuan pertama antara Nadira Efendi dan Albaretha Zean Alxander membuat Zean jatuh hati pada Nadira, perempuan manis yang sudah menolong mamanya dan berakhir menjadi istrinya. Awal pernikahan mereka harus bersabar dengan ujian hidup mereka, kedat...