Puncak (2)

17.8K 2.3K 250
                                    



♡ 𝐻𝑜𝓌 𝓉𝑜 𝑀𝑜𝓋𝑒𝑜𝓃 ♡



Setelah beristirahat sebentar akhirnya sore itu mereka memulai kegiatan, diawali dengan acara makan bersama yang tentu saja sudah disiapkan oleh koki profesional. Hidangan ditata rapih di sebuah meja yang cukup panjang, semua porsi dan alat makan sudah disesuaikan dengan jumlah orang.

"Anjir berasa candlelight dinner" gumam Ale takjub.

"Bang kita salah kostum ga sih? ini mah harus pake jas rapih" Mark yang baru saja datang ikut kagum.

Jeno melambaikan tangan pada Juan untuk diduk disebelahnya, kali ini tidak ada penolakan, pria itu langsung menuju kearah Jeno dan duduk disampingnya.

"Selamat sore nana" bisiknya kemudian tersenyum

Blush 😳

Entah kenapa Juan otomatis merona mendengar nama kecilnya kembali disebut oleh sang mantan. Saat masih berpacaran Jeno memang sering memanggil Juan dengan sebutan nana. Lelaki itu tak menjawab malah sibuk memalingkan muka agar tidak terlihat oleh Jeno.

Ting ting ting

(bukan suara bakso)

Rosa mengetukan garpu pada gelas wine guna menghimpun atensi rekan-rekannya.

"Semuanya, sebelum mulai makan gue sama Chan mau ngucapin terima kasih banyak karna kalian mau dateng di acara ini, semoga acaranya lancar dan kita semua happy. . cheers" ucap Rosa diakhiri dengan mengangkat gelas wine nya.

Semua orang mengangkat gelas mereka masing-masing kemudian ikut mengatakan 'Cheers'.

"Ini enak ga?" tanya Juan.

"Jangan diminum kamu ga akan suka"

Setelah Jeno mengatakan itu Juan langsung menaruh kembali gelasnya seperti anak kecil yang menuruti perintah orangtuanya.

Acara makan sudah dimulai, walaupun hidangan sangat berkelas dan terkesan formal tetap saja ini acara anak muda, mereka sesekali mengobrol dan tertawa atau sibuk menggosipkan dosen masing-masing.

"Jen. . .gasuka ini" gumam Juan.

As expected si pemilih makanan Juan Albiyan. Jeno otomatis mengambil beberapa sayuran yang tidak disukai oleh Juan dan memindahkan ke piringnya.

"Sini aku potongin" Jeno membatu Juan memotong steak.

Juan hanya tersenyum merasa dejavu dengan semua perhatian yang Jeno lakukan, mirip sekali dengan kebiasaan mereka dulu.

Sementar itu di sebrang meja Haidar menatap Jeno dan Juan penuh arti, ia ikut tersenyum ketika mendapati Juan tersenyum diam-diam.

"Ada apa?" tanya Mark bingung ketika melihat Haidar tersenyum.

"Bukan apa-apa" jawabnya singkat.

Acara terus berlanjut saat ini semua orang sudah berkumpul di ruang tengah villa tersebut. Ale dan Haidar sudah merebut microphone dan berduet menyanyikan lagu hits indonesia, tadi Rosa mengiming-imingi mereka hadiah jika mau bernyanyi.

"Masih pusing?" Jeno mendekatkan wajahnya pada telinga Juan agar lebih terdengar.

"Udah ngga kok" jawabnya.

"Kalo pusing bilang ya biar aku beliin obat" Juan menangguk paham.

"Okay semuanya jadi kita bakal adain games sebelum menuju acara puncak" Rosa mengambil alih Mic.

How to Moveon ㅣNOMIN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang