Garis Terdepan (Part 2)

8.7K 1K 50
                                    

Hai bestie 💃









♡ 𝐻𝑜𝓌 𝓉𝑜 𝑀𝑜𝓋𝑒𝑜𝓃 ♡














Masih flashback.

Hubungan Tirta dan Jeffri masih sama tak ada kemajuan sama sekali, Jeffri masih abu-abu soal perasaanya dan Tirta yang masih optimis suatu saat pria itu akan memilihnya setelah urusan dengan Dinda selesai. Katakan saja Tirta memang bodoh tapi sepertinya kalian juga akan melakukan hal yang sama jika ada diposisi pria manis itu.

Lalu bagaimana kabar Deon? Pria itu juga masih sama, hubungannya belum membaik dengan Jeffri, mereka sudah benar-benar menjadi musuh bahakan jika saling bertemu keduanya lebih memilih berpura-pura tidak saling mengenal satu sama lain.

Baiklah kalau begitu mari kita lanjut di bagian kesekian tentang Jeffri yang meninggalkan Tirta begitu saja untuk datang pada Dinda. Hari itu merupakan salah satu hari terberat untuk Tirta, nilai di salah satu matkul bermasalah dan ditakutkan akan berpengaruh pada IPK Tirta, sebenarnya masalah utamanya jika IPK Tirta turun maka beasiswa akan berhenti, jadi ia begitu khawatir, pria itu bahkan rela menunggu dosen yang bersangkutan sampai larut malam.

"Maaf ya minta kamu keluar malem-malem gini" ucapnya, mereka ada di parkiran Mcd sembari menyantap makanan dari kedai itu.

"Gapap Ti santai aja, kamu mau cerita apa emang?"

"Akhir-akhir ini aku cape banget, bukan cuma cape badan tapi juga soal pikiran. Nilai matkul bermasalah aku takut kalo IPK aku turun Jeff" ucapnya sedih.

"Kamu udah coba cari dosen nya?"

"Udah kok tapi emang masih harus nyamain data" jelasnya.

"Mau aku bantuin?"

Baru saja Tirta akan menjawab tapi ponsel Jeffri keburu berdering, pria itu mengambil ponsel dan langsung berbicara pada orang disebrang sana. Tirta tahu betul siapa yang menelfon pria itu dan ia juga tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Jadi sebelum disuruh Tirta membungkus lagi burger yang belum sempat ia makan dan mengemasi barangnya.

"Ti aku. . "

"Aku udah tau, Dinda kan? Kamu pergi aja, aku mau makan di dalem sana" ia melepaskan seatbelt dan berniat keluar.

"Nanti aku jemput kamu ya, bentar doang kok" jelasnya.

"Gausah Jeff percuma kamu ga akan dateng" ia tersrnyum kemudian keluar dari mobil dan menuju area dalam Mcd.

Tentu saja Jeffri tak repot mengejarnya atau membujuknya, pria itu sepertinya tahu Tirta akan tetap kembali padanya walaupun sering kali diperlakukan seperti itu. Ia membuka laptop dan mulai mengerjakan beberapa tugas tambahan untuk nilai, ia menangis bukan hanya soal rasa khawatir nya tapi juga soal perasaanya sendiri, Tirta ingin lepas dari semua ini, ia juga ingin bahagia tapi mengapa begitu sulit?

Menyukai seseorang seperti Jeffri sebenarnya terasa begitu sulit, suatau waktu Tirta merasa begitu dicintai karena perlakuan manis pria itu, Jeffri jika tidak dalam mode bangsatnya adalah seseorang yang mampu mengerti Tirta dengan baik, pria itu bersikap lembut dan juga posesif layaknya seorang kekasih. Tapi diwaktu lain Tirta seperti hanya orang kedua yang tidak terlalu penting karena setiap kali wanita itu butuh Jeffri maka Jeffri akan langsung pergi tanpa tahu situasi dan kondosi.

Setelah acara pergi ke puncak hubungan Jeffri dan Tirta kembali membaik, seperti biasa Tirta akan memaafkan pria itu dan yap Jeffri akan membuat kesalahan yang sama. Pada puncaknya malam itu Jeffri dengan perasaan kalut menghampiri Tirta, ia mendengar dari salah satu orang bahwa Deon terang-terangan menyatakan perasaan pada si manis dan meminta Tirta menjadi kekasihnya.

How to Moveon ㅣNOMIN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang