♡ 𝐻𝑜𝓌 𝓉𝑜 𝑀𝑜𝓋𝑒𝑜𝓃 ♡
(Warning! di sini side pairnya ChanRose ya)
Layar proyektor menampilkan slide power point mengenai Sosiologi Politik. Beberapa mahasiswa yang berada di depan secara bergantian menjelaskan point-point penting dari materi. 5 menit lagi kelas berakhir, tapi nampaknya pemateri masih belum menuntaskan sesi presentasi. Bu Arina sebagai dosen pengampu bahkan sudah memberikan tatapan tajam ke arah mereka, beberapa kali beliau mengetuk-ngetukan pulpen kemudian membuang nafas kasar.
"Sudah lebih dari 20 menit," Bu Arina berdiri sembari mengemasi beberapa barangnya "Kelompok 2 kurang pandai dalam memanfaatkan waktu, materi bertele-tele, tidak langsung pada pointnya. Kelas saya akhiri, pertemuan berikutnya bisa diselingi dengan sesi tanya jawab. Baik, selamat sore semuanya," ucapnya lalu keluar dari ruangan, tanpa basa-basi lagi.
Juan menghembuskan nafas, merasa sedikit lega setelah Bu Arina pergi. Aura dari dosen killer memang beda, bisa membuat sesak nafas jika harus terus berlama-lama. Ia menengok ke arah belakang, tempat duduk Sonia dan Rumi, keduanya kompak menelungkupkan kepalanya pada meja, sepertinya mereka juga terkena efek mata kuliah Bu Arina.
"Juan, kata Haidar dia nungguin lo depan Club Musik," Sonia menunjukan layar ponselnya yang berisikan chat dengan Haidar.
"Si Anjing, gue kira dia ga akan ke kampus?" Juan mengemasi barangnya untuk segera menuju ruang musik.
Hari ini sudah dijadwalkan untuk pertemuan pertama les musik bersama The Dream dan tentu saja Juan sudah mempersiapkan diri untuk hari ini. Ia bahkan membaca beberapa tips untuk mendekati seseorang. Walaupun punya pengalaman berpacaran, tetapi tetap saja, dulu yang melakukan pdkt adalah Jeno bukan Juan. Jadi ia sama sekali tidak tahu cara melakukan pendekatan.
Haidar melambaikan tangannya ketika melihat Juanda di ujung lorong. Pria itu sudah rapi dengan setelan kemeja motif bunga matahari yang dibalut jaket denim favoritnya, benar-benar selera seorang Haidar Januar.
"Oh shit!" umpatnya ketika melihat beberapa orang membawa gitar masing-masing, sialnya Haidar juga membawa gitar. Tentu saja les gitar memerlukan gitar, Juan melupakan bagian terpenting sepertinya, ia terlalu fokus pada cara mendekati Mark, "Anjing! gue ga bawa gitar!" keluhnya lagi.
Haidar mengernyitkan dahinya merasa bingung dengan kelakuan Juan, "Lah gimana, sih? masa mau belajar gitar tapi ga bawa gitar?"
"Lo kenapa ga ngasih tau? ah pengkhianat," Juan berdecak kesal, ia mulai panik sendiri dalam situasi seperti ini.
"Gue pikir lo udah tahu elah. Yaudah ayo kita ambil gitar lo."
"Masalahnya gue ga punya gitar Haidar Januar."
Kelas pertama les musik sudah dipersiapkan dengan baik, termasuk dengan penempatan ruangan. Peserta dibagi menjadi dua bagian sesuai formulir pendaftaran. Untuk peserta yang mengikuti kelas piano berada di ruang 3 dekat fakultas hukum, sedangkan kelas gitar diadakan di gazebo tak jauh dengan ruang UKM Musik.
Mark dan Jeno memposisikan diri untuk duduk di depan agar terlihat jelas oleh para peserta. Keduanya terlihat merundingkan sesuatu, sebelum akhirnya tersenyum ramah pada para peserta yang hadir.
"Hai guys!" sapa Mark dengan aksen Kanada yang begitu khas, pria itu tersenyum lebar, "My name is Mark, selamat datang semuanya."
Para peserta bertepuk tangan setelah Mark mengucapkan salam, termasuk Haidar yang entah kenapa bertepuk tangan paling keras. Juan melirik kearah samping, mendapati temannya tersenyum seperti orang bodoh sembari menatap pria bernama Mark. Benar-benar sangat mencurigakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Moveon ㅣNOMIN [End]
FanficSebuah quotes dari tiktok sukses membuat semangat Juanda Albiyan bangkit untuk membuat si mantan menyesal. "Kalo diputusin jangan nangis, pepet aja temen deket nya" No. Hashtag Date 🌼1 #𝙅𝙚𝙣𝙅𝙖𝙚𝙢 (09.06.202...