How to Moveon ㅣNOMIN [End]

Finding Jodoh

♡ 𝐻𝑜𝓌 𝓉𝑜 𝑀𝑜𝓋𝑒𝑜𝓃 ♡
Edisi Sebdi Hunarta

Pagi itu Pak Burhan sudah menggedor pintu kamar kost putranya siapa lagi kalau bukan Sebdi Hunarta, pria paruh baya itu menyuruh Sebdi mengecat pagar dan menyiram tanaman, pasalnya Pak Burhan ada acara reuni SMA hari ini jadi tidak bisa mengerjakan itu, kalau nyewa orang kan mahal mending nyuruh si bontot.

Dan disinilah pria tampan itu sekarang, mengenakan kaos warna abu, celana jeans, sendal jepit dan jangan lupakan kaca mata hitam serta topi, Sebdi sengaja mengenakan kacamata katanya sih agar tidak silau, ya terserah Sebdi saja kan orang ganteng bebas.

Ia dengan cekatan mencampur cat yang terlalu kental dengan tiner lalu mulai memoles pagar kost yang warnanya sudah buluk agar terlihat glowing bercahaya. Entah mendapat keahlian dari mana tapi yang jelas calon dokter itu seperti sudah ahli dalam urusan mengecat.

Asal kalian tau pagar kost milik Pak Burhan cukup lebar dan tinggi jadi butuh waktu lama untuk mengecatnya apalagi hari semakin siang dan panas, tenggorokannya sudah kering pas sekali ada tukang es cendol lewat jadilah ia jajan dulu boss.

"Mang cendol satu, bungkus" ucapnya, penjual itu dengan segera membuat pesanan Sebdi.

"Ngecat pager ge meuni gaya pisan atuh" ucap Si penjual sembari tertawa melihat gaya unik Sebdi.

(Ngecat pager aja pake gaya banget)

"Bae atuh mang biar tetep kasep" jawabnya santai.

(Biarin dong mang, biar tetep ganteng)

"Ini gulanya asli kan? Ga pake campuran?" Tanya Sebdi curiga.

"Asli dong, Saya mah kalo jualan selalu memperhatikan kualitas" Ujarnya.

"Bagus mang soalnya kan pemanis buatan bahaya, Salah satu bahaya pemanis buatan adalah menimbulkan efek samping berupa sakit kepala, migrain, kejang, dan sebagainya. Ada juga penelitian lain menyatakan bahwa tidak ada efek samping terhadap konsumsi pemanis buatan, walaupun begitu kan kita tetep harus jaga-jaga" Sebdi memulai kuliah dadakannya membuat mang cendol menatap aneh kearah pria tampan itu.

"Saya ga ngerti"

"Ya intinya gitu lah mang"

Sementara kedua orang itu saling beradu pendapat soal pemanis buatan tiba-tiba seorang pria yang manisnya asli datang menghampiri mereka, si mang cendol dan Sebdi bahkan sampai melongo menatap pemandangan indah yang muncul di siang bolong.