Plus one

20.7K 2.8K 241
                                    


♡ 𝐻𝑜𝓌 𝓉𝑜 𝑀𝑜𝓋𝑒𝑜𝓃 ♡




       Les musik seperti biasa diadakan di gazebo dekat ruang musik. Tapi kali ini, ada beberapa peserta yang tidak bisa hadir karena bentrok dengan jam kuliah. Di area barisan depan, Haidar memetik senar gitar dengan pelan, ia mencoba memainkan beberapa cord dasar secara acak, sampai penggalan lagu yang mudah.

       "Lo kok udah lancar sih?"

       Juan mengamati sahabatnya yang tersenyum bangga, atau lebih tepatnya menampilkan ekspresi sombong, "Iya lah, gue kan emang cerdas jadi cepet belajar," memang bukan Haidar namanya kalau tidak membanggakan diri.

       Ia mendecak sebal, kemudian mencoba kembali memetik senar gitarnya sesuai kunci yang ia tahu. Dulu saat bersama Jeno, ia tak begitu tertarik dengan musik, jadi saat Jeno menawarkan mengajarinya bermain, ia menolak dan lebih memilih mendengarkan pria itu memainkan gitar.

       "Mikir apa sih? jangan aneh-aneh deh!" gerutunya setelah tanpa sadar malah mengingat tentang sang mantan kekasih. Juan tak boleh mengingat soal Jeno lagi, ia harus sepenuhnya membuang laki-laki itu, seperti apa yang Jeno lakukan padanya.

       Dari kejauhan, Rosa datang menghampiri anak-anak yang sedang berlatih. Sepertinya wanita itu ingin memantau keadaan, serta melihat mereka. Perlahan ia mendekati Juanda, kemudian duduk di kursi kosong sampingnya. Rosa memperhatikan gerakan jari Juan, sembari tersenyum.

       "Susah banget, Kak," adunya pada Rosa.

       "Semangat Juan. Lo pasti bisa!" Rosa menepuk-nepuk bahu adik tingkatnya itu, kemudian sedikit membenarkan posisi jari Juan yang agak keliru untuk kunci D.

       Setelah beberapa menit membantu Juan, ia kemudian bangkit dari duduknya, lalu melangkah mendekati dua orang di depan sana yang sedang mengamati para peserta mempelajari kunci dasar. Mark menoleh ketika menyadari kedatangan Rosa, ia secara otomatis mengangkat tanganya, untuk melakukan tos.

       "Nih cordnya, udah gue print sesuai jumlah peserta," Ia menyerahkan satu paperbag berisi kertas kepada Mark. Kemarin Rosa memang sempat mendapatkan tugas memperbanyak lembar cord untuk peserta les.

       Mark mengecek salinan cord, kemudian tersenyum, "Thankyou, maaf ngerepotin, Kak."

       "Udah biasa direpotin sama kalian, kayaknya emang hobi kalian tuh ngerepotin gue," candanya.

       Jeno mendekat ke arah mereka, kemudian mengambil selembar kertas dari tangan Mark. Ia meneliti cord dari lagu Best Part yang niatnya dibagikan untuk peserta sebagai ujian awal mereka. Nanti para peserta diminta membawakan lagu Best Part sebisa mereka, untuk dilakukan penilaian, sejauh mana progres perkembangan masing-masing peserta.

       "Oiya soal acara nanti malem gimana?" tanya Jeno.

       "Aman, udah diatur sama Chandika. Kalian tinggal bawa gandengan aja."

       Baik Mark maupun Jeno, sama-sama memikirkan plus one atau gandengan yang akan dibawanya ke acara pernikahan alumni nanti malam. Kebetulan The Dream diundang untuk mengisi acara membawa nama almamater. Mark mengalihkan pandanganya pada pria yang kini duduk di bangku peserta, sembari terus mencoba memainkan gitarnya.

       "Kayaknya gue udah punya gandengan," ucap Mark mantap.

       "Lo ngajak siapa?" tanya Rosa penasaran.

       Jeno ikut penasaran sebenarnya siapa yang akan diajak oleh Mark. Namun kemudian, pria berdarah Canada itu menunjuk ke arah peserta dengan dagunya. Rosa dan Jeno sontak mengalihkan pandangan mereka, dan tentu saja langsung paham siapa yang akan diajak oleh Mark.

How to Moveon ㅣNOMIN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang