D-DAY (END)

16.5K 1.5K 178
                                    

Ciee udah ngikutin sampe ending (●>∪<●) gila sih aku up jam 23:45 WIB, ada yang baca jam segini ga ya? Padahal biasanya aku udah tidur 😁 anyway selamat membaca 💃










♡ 𝐻𝑜𝓌 𝓉𝑜 𝑀𝑜𝓋𝑒𝑜𝓃 ♡








Seteleh beberapa bulan menyiapkan acara akhirnya hari ini konser Welcoming Day bisa dimulai, para panitia sudah mulai sibuk dengan bagiannya masing-masing karna konser sudah dimulai 30 menit yang lalu. Sebenarnya panitia tak menyangka tiket akan habis secepat itu, sepertinya efek mengundang Pamungkas sebagai bintang tamu tama membuat para penonton tertarik apalagi konsep acaranya benar-benar anak muda, orang-orang yang datang diminta memakai baju warna putih karna akana bermain perang warna yang sudah disediakan oleh panitia.

Juan berjalan sembari mengecek kertas di tangannya ia harus memastikan beberapa hal, karna tidak fokus ia malah menabrak seseorang.

"Eh sorry-sorry" ucapnya, ia mendongak tapi kemudian tersenyum menatap sosok yang baru saja bertabrakan denganya.

"Hayo hati-hati dong kalo jalan, fokus banget sih" Jeno tersenyum sembari mencubit pipi Juan.

"Aku lagi mastiin semuanya sesuai, jadi ga fokus liat jalan, team kamu gimana? Aman?"

"Aman kok tenang aja. Oiya nih minum biar makin semangat" ia memberikan minuman isotonik yang ia beli di minimarket tadi.

"Makasih" jawabnya.

"Satu lagi, kalo kamu laper  di mobil aku banyak camilan, aku beli buat kamu, nih kuncinya pegang aja"

"Makasih lagi, kamu semangat ya. . nanti manggung juga kan?" Juan menerima kunci mobil milik Jeno dan memasukannya kedalam tas kecil yang ia bawa.

"Iya nanti aku nyanyi bareng The Dream terus solo, kamu harus nonton soalnya aku nyanyi buat kamu" ucapnya.

"Aku nonton dari back stage deh, udah ah aku sibuk. . Ntar kalo acara selesai kita ngobrol lagi"

"Yaudah oke" Jeno tersenyum kemudian mencuri kesempatan untuk mencium pipi Juan sebelum kabur kearah belakang panggung.

"Ishh" Juan ingin marah, ia malu jika ada yang melihat, matanya melirik kesekitar untung tidak ada yang memperhatikan.

Kerumunan penonton makin bertambah setiap jam nya, kali ini band dari Fakultas Tekhnik sedang tampil dengan beberapa lagu milik The Beatles. Beberapa orang datang bersama teman atau sahabat dan kebanyakan lainya membawa pasangan sama seperti Sebdi Hunarta pria itu membawa soon to be pacar siapa lagi kalau bukan pria manis dari Negri Tiongkok bernama Lulu.

Lulu menegenakan kaos putih polos yang ia pinjam dari Sebdi sehingga cukup kebesaran di tubuhnya, beberapa kali Sebdi membenarkan kerah baju pria itu yang merosot sampai ke bahu, membuat bahu putih Lulu terekspos.

"Kamu ga bawa peniti apa?" Ucap Sebdi kesal "Padahal ini udah yang paling kecil" lanjutnya, ia sudah memilih baju miliknya yang paling kecil tp masih kebesaran di badan Lulu.

"Peniti? Itu apa?" Tanya Lulu bingung.

"Peniti yang buat kerudung, hijab. . tau ga?"

"Tidak tahu" ucapnya polos.

Sebdi menatap sekeliling mencoba mencari ide agar baju Lulu tidak terus merosot, sampai akhirnya ia menatap es teh yang sedang dipegang oleh pria manis itu, tadi sebelum kesini Sebdi membelikan es teh poci tanpa gula yang dimasukan kedalam plastik kemudian diikat dengan karet.

"Nah pake ini" ia mengambil karet dari es teh itu kemudian mengikat kearah baju Lulu agar tidak merosot.

"Kalo gini kan aset gue aman" ucapnya bangga.

How to Moveon ㅣNOMIN [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang