Makayza, Ron dan Hermione berjalan menyusuri lorong, sebenarnya Makayza tidak tau akan pergi kemana, gadis itu hanya mengikuti kemana perginya Ron dan Hermione, hingga akhirnya mereka berbelok ke arah toilet perempuan
"mau apa kesini?" tanya Makayza,
"membuat ramuan polyjuice" sahut Ron, Makayza mengernyit bingung
"untuk apa?" lalu dia mengikuti Hermione duduk di lantai lembap toilet
"mencari tahu siapa yang telah membuka ruang rahasia" lanjutnya, Makayza sendiri hanya diam, seperti sedang berfikir.
"aku tidak mau ikut" keduanya menoleh ke arah Makayza bingung dan kaget
"kenapa?" tanya Ron, Makayza mendesah pelan
"reputasi ku sangat jelek, aku akan mencari tahu dengan cara lain" lalu gadia itu berjalan keluar meninggalkan Ron dan Hermione yang menatanya kebingungan.
ketika baru saja keluar kamar mandi, Makayza tidak sengaja bertemu gerombolan anak Slytherin yang menatapnya terkejut
"Makayza! mengunjungi Myrtle?" Peeves si hantu jail, entah datang dari mana bertanya pertanyaan seperti itu
"ya... " jawabnya bingung, dan yang makin membuat nya bingung para gerombolan Slytherin itu berhenti berjalan dan menatap Makayza ingin tahu.
tak lama dari itu, Myrtle keluar dari kamar mandi dengan pandangan bertanya
"hai Myrtle merana, bagaimana obat jerawatnya? apa mujarab?" Peeves bertanya dengan cengiran jahilnya
"obat jerawat?" Mrtyle terlihat bingung
"iya, bukan kah Makayza memberi mu obat jerawat" kali ini Peeves melayang layang diatas kepala Makayza yang masih terbingung di tempat
"aku tidak mengatakan apapun! aku tidak memberinya apapun!" Makayza membela diri
"jangan bohong kepadaku!" Isak Myrtle, air matanya kini membanjiri basah wajahnya "kau pikir aku tidak tahu apa yang mereka katakan di belakangku? Myrtle jelek! Myrtle gendut! Myrtle cengeng, pemurung, tukang ngeluh"
Peeves tergelak dibalik bahunya "kau belum sebut jerawatan" bisik Peeves di telinganya
Myrtle meran terisak merana dan masuk lagi kedalam kamar mandi. Peeves melesat mengejarnya dengan kacang buluk di tangannya, teriak riakan
"JERAWATAN! JERAWATAN!"
"ya ampun"kata Makayza sedih
"hei Latif" Makayza menoleh, disana Mattheo berdiri dengan wajah lesu nya yang tak pernah ilang
"pergilah duluan, aku ada urusan" ucapnya pada gerombolan ular itu, lalu mereka semua menuruti.
Mattheo berjalan ke arah Makayza sebelum akhirnya menoleh sebentar kedalam toilet, melihat itu Makayza buru buru menarik Mattheo menjauh dari toilet perempuan.
"ada apa?" tanya Mattheo bingung, Makayza tidak menjawab dan terus menarik lengannya ke salah satu lorong kosong di lantai dasar
"Myrtle sangat sensitif akhir akhir ini, Peeves yang tahu itu jadi lebih sering mengolok-oloknya" sahut Makayza ketika sampai di lorong, gadis itu menyandar di tembok "ada apa?" lanjutnya
Mattheo menyeringai "oh, aku hanya ingin berbicara sebentar" jedanya "tapi kau menarik ku menjauh segitu pengennya mengobrol denganku?" lanjutnya
Makayza memerah tanpa alasan, tubuh nya kembali tegak "aku hanya berusaha menyelamatkan mu dari amukan Mrtyle!" sahut nya gugup
Mattheo yang mendengarnya tergelak "benarkah?" tanya nya dengan cengiran jahil
"terserah!" lalu gadis itu berjalan cepat mengabaikan teriakan Mattheo .
gadis itu berbelok ke arah perpustakaan, menghampiri Madam Pince yang sedang sibuk menulis sesuatu di buku jurnalnya
"selamat pagi madam" sapa Makayza, Madam Pince mengadah melihat Makayza yang tengah tersenyum sumringah ke arahnya.
"kalau tidak mengingat ayahmu, si Lupin, aku malas sekali membantu mu" katanya seraya bangkit dari kursi, lalu berjalan menuju salah satu ruangan yang di tutup oleh mantra
"tunggu sini" katanya, dan Makayza menurut. tak lama Madam Pince keluar dengan buku di tangannya dan menyarahkan buku itu ke lengan Makayza
"terimakasih" gadis itu menyengir lebar dan berjalan ke lorong pojok perpustakaan.
Gadis itu terduduk di pojok lalu membuka salah satu buku yang berjudul 'Hewan hewan dan Mahluk Ghaib' dia membolak balik halaman buku, mencari hewan yang memiliki ikatan dengan laba laba.
tak lama seorang duduk di hadapannya, gadis itu mendongak dan mendapatkan Mattheo yang kini menatapnya.
"Mencari apa? mau ku bantu?" tanya nya, Makayza menarik nafas dalam.
"aku tidak yakin kau bisa diajak kerja sama" sahut Makayza, Mattheo sendiri terkikik geli
"aku lebih pintar dari teman Ginger mu itu, kalau kau mau tau" katanya
"Granger" koreksi Makayza cepat "ehm, apa kau tahu? hewan yang bisa hidup selama ribuan tahun? berhubungan dengan laba laba?" tanya nya
Mattheo nampak berfikir sebentar, lalu dia mengeluarkan sebuah kertas usang daru saku jubahnya
"suutt, kau tidak boleh beri tahu ini pada siapapu?" lelaki itu berbisik pelan di depan wajah Makayza. lalu menunjukan sebuah hewan berbentuk naga tanpa sayap
basilisk, merupakan hewan hitam yang hidup ribuan tahun lamanya. konon katanya, bagi siapapun yang menatap langsung mata kuning nya, dia akan mati. Basilisk sangat di takuti oleh laba laba. dan Basilisk hanya bisa dibunuh oleh suara ayam jantan.
gadis itu mengernyit menoleh ke arah Mattheo, bingung.
"itu hanya point yang aku ambil, aku tau itu dari Prof.Snape" dia menjawab berbisik, lalu lelaki itu pindah di sebelahku "jangan katakan pada siapapun tentang ini, karena ini masih mitos dan belum terbukti adanya"
"lalu, mereka yang membeku?..." tanya Makayza,
"mereka tidak melihat langsung matanya. Mrs.Noris dia melihat bayangan mata basilisk dari genang air, dan Colin Crevey melihat bayangan mata nya dari kamera yang selalu ia bawa kemana mana" gadis itu manggut manggut mengerti
lalu tak lama terdengar teriakan nyaring
"KORBAN LAGI! KORBAN LAGI! SEMUA TAKKAN SELAMAT DARI SERANGAN INI! BAIK MURID ATAUPUN HANTU SEMUA DI SERANG! LARII SELAMATKAN DIRI KALIAN!!" suara Peeves menggema di seluruh lorong, Mattheo dan Makayza saling pandang lalu buru buru keluar perpustakaan.
disana seorang lelaki Hufflepuff terbujur kaku dengan Nick si kepala-nyaris-putus yang mengambang horizontal 5 senti dari atas lantai. tubuh nya tidak lagi berwarna keperakan seperti mutiara, melainkan menjadi asap hitam.
Makayza langsung menghampiri Harry dan menariknya menjauh dari tubuh Hufflepuff yang di bekukan itu
"ketangkap basah kau!" ujar anak laki laki gemuk, Hufflepuff.
"jangan menuduh sahabatku!" Makayza mendesis marah.
"Mr.Macmilan tenang!" ucap Prof.McGonall
"Harry Potter kau ikut aku sekarang" Harry menatapku
"tapi bukan aku pelakunya!" sahut Harry
"ini semua di luar kuasaku, Mr.Potter" lalu Prof.Mcgonall memberikan aku dan Mattheo sebuah kipas, dia bilang kipasi roh Nick si kepala-nyaris-putus sampai ke rumah sakit sayap.
setelah membaringkah Nick si kepala-nyaris-putus mereka berdua segera bergegas keluar dari rumah sakit karena baunya yang sangat menyengat.
"huftt, pegal sekali" Makayza merentangkan tubuh mungilnya ke kanan dan kiri. lalu seekor burung hantu berwarna coklat menghampirinya dan meninggalkan amplop besar berwarna coklat, dan burung hantu itu terbang lagi entah kemana
"hei, latif" Makayza menoleh
"ayo kuantar ke asrama mu, buka suratnya di dalam asrama saja. akan lebih aman" gadis itu menurut dan Mattheo menarik lengan gadis itu menuju asrama Gryffindor
hohoho, hope u like it
-behindsweet♡
KAMU SEDANG MEMBACA
i'm (not) black ¦ refisi
Fantasía⚠️DIS⚠️ karakter milik JK.Rowling Sedang tahap refisi, maaf kalo ada beberapa bagian yang hilang, lagi aku unpub ehehe