√√9. Sebuah keputusan

27K 2.9K 117
                                    


Happy Reading♡

••°°••

Gala melihat Vanka yang sedang duduk di kursi teras restoran. Terlihat bahwa cewek itu juga sama tertekan sepertinya, disini dia akan mencoba mengajak Vanka untuk berusaha menolak perjodohan ini.

"Van" Panggil Gala duduk di kursi samping Vanka, terhalang oleh meja kecil.

"Kenapa?" Tanya Vanka tanpa melihat Gala.

Gala menghela nafas, menatap lurus ke depan. "Lo yakin trima perjodohan ini? Lo nggak mau nyoba buat mereka mikir ulang?"

"Sebelum lo nanya itu ke gua, lo sendiri yakin kalo mereka bakal berubah pikiran?" Tanya balik Vanka menoleh menatap Gala.

Gala ikut menoleh menatap Vanka. Untuk beberapa detik tatapan keduanya saling beradu, memancarkan sorot yang mereka sendiri tidak tahu artinya.

"Gua nggak yakin" Balas Gala mengalihkan pandangannya.

"Bokap gua walaupun keliatan humble aslinya keras, apa yang di ucapkan nggak akan pernah bisa di rubah. Mau sekeras apapun gua nolak, perjodohan ini bakal terus berlanjut kecuali kalo gua mati"

Gala mengusap wajahnya frustasi. "Terus ini gimana? Van coba lo bujuk sekali lagi bokap lo, kalo bokap lo setuju batalin ini pasti bokap gua juga bakal setuju"

Vanka mengepalkan tangannya. "Harusnya lo yang coba bujuk bokap lo. Lo cowok, lo pasti berani nanggung resiko"

"Gua udah nyoba tapi hasilnya gagal. Gua juga berani nanggung resiko kalo aja gua bukan pewaris utama keluarga gua seperti wasiat kakek gua" Gala meninggikan suaranya. Kalau saja ia tidak menerima wasiat itu, mungkin dirinya akan nekat keluar dari rumah. Itu wasiat kakek nya sebelum meninggal dan ia sudah berjanji bahwa ia akan melaksanakan wasiat itu apapun yang terjadi.

Vanka menunduk. Kenapa disaat seperti ini dirinya sangat lemah, ia bisa memilih jalan pintas seperti keluar rumah dan memilih hidup sendiri. Namun kali ini rasanya sangat berat, seperti ada yang mendorongnya untuk ia menerima ini.

"Nggak ada cara lain selain nrima perjodohan ini" Gumam Vanka pada akhirnya. Memilih untuk mengalah sekaligus mengikhlaskan masa depannya yang sudah tersusun rapi.

"Gua punya cewek dan gua sayang sama cewek gua"

"Gua nggak mau ninggalin dia cuma karena gua punya ikatan pernikahan sama lo. Lo paham maksud gua?" Sambung Gala menatap lekat Vanka.

Vanka mengangguk. Dia juga tidak berharap Gala akan berubah baik ketika mereka sudah berganti status. "So?"

"Kita pergi ke jalan masing masing. Lo dengan urusan lo sendiri dan gua dengan urusan gua sendiri. Arti lain kita nggak boleh ikut campur urusan masing-masing"

"Ada yang lain?" Tanya Vanka santai.

"Status kita di rahasiakan"

Lagi lagi Vanka mengangguk. "Gua juga punya"

"Tiap gua minta ijin lo harus kasih gua ijin. Emang ini bukan urusan lo, tapi gua ngehargai lo sebagai suami gua dan juga lo nggak boleh nglarang gua dekat sama siapapun seperti yang lo bilang kalo lo bakal terus pacaran"

Gala diam sebentar sebelum akhirnya mengangguk. "Fine"

"Mentang mentang gua cewek, kalo lo sampai nyakitin atau rendahin gua, gua bakal balas lo berkali kali lipat" Vanka menunjuk Gala. Matanya penuh intimidasi yang membuat Gala tanpa sadar terkekeh pelan.

"Siap nona Vanka"

•••••

3 hari berlalu setelah acara dinner keluarga sekaligus membahas perjodohan Gala dengan Vanka. Selama itu tidak ada yang berubah dari keduanya, Gala yang masih suka menjahili Vanka dan Vanka yang selalu dibuat darah tinggi oleh Gala.

GALAXYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang