Telat [Chapter 7]

61 30 119
                                    

Jam pelajaran pertama sedang berlangsung, Vivi terbengong menatap halaman sekolah yang basah karena air hujan, pikirannya tertuju pada satu orang. Ara teman bahkan bisa dibilang sahabatnya.

"Tumben banget sesil telat, apa jangan jangan dia ga masuk" ucap vivi dalam hati

"Vivi?"

"Vivi?"

Panggilan berkali kali dari guru yang sedang mengajar di kelasnya namun vivi tidak menyadari hal itu dan terus melamun menatap halaman sekola yang basah karna hujan. Hujan turun sangat deras hari ini, sejak dari tadi pagi di karenakan bulan sudah menunjukan Musim penghujan.

VIVI?! (Panggil guru tersebut dengan bentakan)

"Eh iya apa? Kenapa?" Tanya vivi spontan kearah miss putri yang sedang mengajar fisika saat itu.

"Tolong kamu jelaskan maksud dari soal di depan" perintah miss putri kepada gadis berambut hitam pekat tersebut.

Miss putri tergolong kedalam guru ter galak di sekolahnya, Suaranya saja sangat menggelegar sampai penjuru negeri dan ancamannya tidak main main yaitu nilai akan dikurangin serendah rendahnya oleh dia, itu lah yang membuat miss putri cukup terkenal di SMA taruna Nusantara.

"Anu.. ituu kan...mmm"

Vivi mencoba mencari alasan namun itu sia sia karena pada akhirnya vivi harus meninggalkan kelas miss putri di pelajaran pertama sebagai hukuman. Fokusnya kali ini benar2 terganggu karena memikirkan sahabatnya itu yang sejak bel masuk belum terlihat batang hidungnya.

Dengan pasrah Vivi melangkah kan kakinya keluar kelas dan duduk di bangku panjang persis di samping kelas nya. Matanya di hadapkan oleh bagas yang kebetulan lewat depan kelasnya, dengan rasa kesal ia memutarkan bola matanya malas setelah melihat keberadaan bagas di depannya. Rasanya memuakan jika bertemu si ketua OSIS psikopat tersebut.

"Di mana sesil?" Tanya bagas kepada vivi tanpa ada basa basi.

Vivi menjawab singkat pertanyaan bagas
"Ga tau"

Bagas menghela nafas pasrah pasrah lalu menatap gadis di hadapannya tanpa ekspresi seperti biasa "Lo ngapain diluar? Bukanya masih jam pelajaran pertama?" tanya bagas kearah gadis di hadapannya

"Terserah gue lah, lagi lo urus aja diri lo sendiri ga usah urusin gue" menjeda beberapa detik "dan lo ga usah so baik sama gue sampai kapan pun gue ga akan pernah maafin lo!" lanjut Vivi. Lalu pergi meninggalkan bagas begitu saja, karna tak mau emosinya makin membesar.

Dendam vivi terhadap bagas semakin membara, rasanya vivi benar benar ingin membalas semua perbuatan bagas atas kejadian kakanya tersebut.

"Vi! Asal lo tau bukan gue yang buat kaka lo meninggal!" teriak bagas kearah Vivi yang sudah jauh meninggalkan nya. Vivi tak menggubris ucapan bagas tersebut. Ia bener2 tak percaya dengan apa yang di ucapkan bagass, dikarenakan semua bukti sudah begitu jelas mengarah pada laki laki tersebut.

"Gue ga bisa tinggal diam, bagaimana pun Vivi harus tau kejadian sebenarnya" monolog bagas

Bel pergantian jam sudah berbunyi bertanda pelajaran miss putri sudah berakhir, Vivi langsung kembali ke dalam kelas dengan tangan masih mengepal karena kesal dengan bagas. Kini dilanjutkan dengan pelajaran pak Yanto guru matematika yang sangat amat di senangi murid2 karna tingkah konyol yang membuat murid tak bosan2 jika di ajar pak yanto. Usianya memang sudah cukup tua namun pak yanto masih sangat amat bersemangat untuk mengajar.

★★★

Arkan membawa motornya dengan kecepatan rata rata, hujan hujan seperti ini sangat berbahaya jika mengedari motor dengan kecepatan di atas, dari kaca spion motor terlihat wajah ara yang sangat khawatir, sesekali arkan melirik ke arahnya lewat spion motor

"Kenapa ra?" Tanya arkan yang sedari tadi melihat ara tidak tenang

"Apa aku ga usah sekolah aja yaa? Ini udah telat banget deh, pasti gerbang di tutup sama pak udin" jawab ara, wajah nya benar benar menunjukan ke khawatiran, bagaimana pun jam sudah menunjukan pukul 8 lewat, dimana KBM sudah dilaksanakan sebelum pukul 7.

"Untuk itu, biar saya yang tanggung jawab, lagi pula saya yang mengajak kamu untuk ganti seragam, jadi tenang saja" arkan mencoba menenangkan gadis yang ia bonceng itu, namun yaa walau pun seperti itu rasa ke khawatiran masih belum kunjung hilang.

Seperti jalan ke sekolah kali ini sangat terasa lama, ntah arkan yang membawa motornya pelan atau itu hanya perasaan nya ara, namun ara merasaa bahwa kali ini ia akan meninggalkan dua jadwal mata pelajarannya.

Dari pandangan kedua orang itu sudah terlihat gerbang sekolah di hadapannya, rasa khawatir ara mulai aga tenang namun rasa takut makin menjadi jadi, bagaimana tidak seperti dugaan nyaa gerbang sudah tertutup dengan rapat, dan terdengar pula suara bel bertanda istirahat berbunyii, ara melihat kearah arkan, ia mencoba menenangkan diri bagaimanapun laki laki di depannya sudah mengatakan bahwa dia akan bertanggung jawab akan hal ini, berartinya sudah menjamin bahwa ara akan aman untuk mengikuti jam pelajaran berikutnya.

Saat motor arkan berada di depan gerbang sekolah tersebut, tanpa ada ucapan apapun pak udin dengan sergap membuka gerbang yang membuat ara terheran heran, rasanya seperti arkan memiliki wewenang di sekolah ini, seperti arkan sangat di hormati di sekolah dan diluar sana, hal itu membuatnya berfikir apa ia pantas sekarang berada di boncengan arkan, ntah lah kini matanya mengelilingi bangunan sekolah mencari keberadaan temannya tersebut namun tak kunjung terlihat oleh nya.

Motor vespa itu memasuki parkiran sekolah yang membuat arkan dan ara menjadi pusat perhatian murid2 yang sedang berlalu lalang di jam istirahat.

"Eh, eh liat deh ngel"

"Apaan sii?" Engel menoleh malas setelah di tarik paksa oleh ditaa

"What!" Kaget nya

"Itukan cowo yang kemarin gua ceritain woi, kok bisa sama si sesil?"

Angel salah satu siswi terkenal di sekolah, memang cantik dan bahkan ia banyak di kejar kejar kaum adam, orang tua angel pun termasuk sebagai donatur di SMA taruna Nusantara sehingga ia merasa memiliki kekuasan dengan itu, yang membuat ia semena semena di sekolah.

"Gila ga bisa dibiarin, gua aja belum tau namanya, ini sesil udah main bonceng bonceng ajaa"

"Ya mungkin pacarnya kali gel" cetus amber yang membuat dita spontan menempeleng kepalannya

"Masaa sii? Orang cakeup kaya diaa seleranya bocah kampung" jawab angel, membuat nya semakin di buat overthink, perasaan bete dan kesal pun mulai terasaa di hatinyaa, bagaimna tidak rasanya ia benar2 iri dengan ara saat ini.

★★★

Bagas menatap sesil dari kejauhan ntah rasa cemburu atau marah yang ia tunjukan, namun sepertinya akan ada masalah baru untuk ara, bagas menghampiri dua orang tersebut yang baru saja ingin memasuki aula sekolah.

"Dari mana sil? Gua mau ngomong sama lo sebentar" ucap bagas tanpa menghiraukan arkan, bagas mencoba menarik tangan ara namun dilepas oleh arkan yang saat itu berasa di samping ara

"Maaf sebelumnya, ara telat karna saya, saya memaksanya untuk mampir sebenernya ke toko seragam" ucap arkan sangat tenang.

Ucapan arkan barusan membuat bagas menatap spontan kek ara arkan, ekspresi tidak berbohong bagas benar benar tidak menyukai arkan

"Untuk masalah ini biar saya yang bertanggung jawab, saya akan mengatakan ke pak kepsek soal ini, jadi kamu tidak perlu repot repot menghukum nya, lebih baik kamu fokus untuk acara itu saja" lanjut arkan, yang membuat bagas semakin naik darah, walaupun wajah arkan tenang dengan senyuman manis ke hadapannya, namu tetep saja rasanya itu semakin membuat bagass ingin menonjok wajah arkan.

#senyumnya arkan

To be continued

Dah lah di vote gengs, yakali ga vote, nanti ku kasih arkan,

Pi boonggg🤭

Bawa Aku Pulang | Jaemin [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang