Pinjaman [Chapter 14]

14 4 0
                                    

"hari ini lo ada jadwal apaa?" Tanya Vivi, dengan tangan sibuk memasukan buku2nya pada tas ransel yang ia bawa.

Ara mengerutkan dahinya bingung, tumben sekali Vivi menanyakan hal tersebut "Ada persiapan buat acara OSIS, emng kenapa?" Tanya nya balik

"Gue niatnya mau ngajak lo buat anter gue ke makam kaka gue" jawabnya yang membuat Ara mengingat perkataan Vivi tentang kakanya yang meninggal karna Bagas.

"Tapi kalo lo ga bisa gapp, biar gue sendiri ajaa" lanjut Vivi.

Ntah kenapa rasa penasaran pada hal yang terjadi antara kaka Vivi dan bagas membuat nya mencari cara agar bisa ikut dengan Vivi.

"Eh jam berapa dulu? Kalo sore kayanya gue bisa, secara kan OSIS selesai jam 3an ga mungkin mentok dari itu" ucap Ara.

"Jam 3 ya?" Vivi berfikir sejenak mempertimbangkan pertanyaan Ara barusan.

"Boleh ajaa deh, lagi pun gue juga harus ambil dagangan bunda dulu di mak onih" lanjut Vivi, jawaban Vivi barusan berhasil membuat gadis bermata coklat itu tersenyum sumringah.

"Okey deh berarti abis gue balik OSIS yaa"

"Iyaa, okeyy, gue tunggu nanti di pertigaan jalan sekolah yaa" jawab Vivi kini gadis itu mulai melangkah pergi meninggalkan meja dan Ara.

Begitu pun dengan Ara gadis itu bergegas pergi menuju ruang OSIS untuk mempersiapkan acara peresmian pemilik yayasan yang baru.

Langka terus ia percepatan karna tak mau mencari masalah baru pada Bagas dengan keterlambatannya. Satu persatu anak tangga ia turuni tepat di ujung jalan matanya menangkap sosok angel yang sedari tadi sudah menunggu keberadaan Ara disana.

"Mau apa lagi ni orang astaga" gumamnya.

Seperti dugaannya angel menghentikan langkah Ara yang membuat dirinya berdecak kesal

"Ck, apa lagi si?" Kesal Ara.

"Yaelahh santai aja kali, gue ga mau ngapa ngapain lo kok" jawab Angel,

Ara hanya menatap tajam kearah angel dan 2 temannya, seperti paham maksud Ara angel mulai membuka suara "lo punya nomor telepon pak Arkan?" Tanyanya.

"Ga ada" jawab nya apa adanya, ia tidak berbohong soal ini jangankan nomor telepon bahkan handphone saja Ara tak ada.

"Bohong lo ya!" Ucap angel.

"Beneran, gimna gua mau punya nomornya, handphone aja gue ga ada, masih ga percaya juga?" Jelas Ara.

Kini Angel hanya bernafas pasrah mendengar jawaban Ara "jaman sekarang ga punya handphone? Se miskin itu kah" lanjut Angel.

"Jangan gtu lah ngel, kan beda kasta juga kali kita sama diaa" lanjut Amberr

"Keliatan ga sii dari tampilannya aja orang susah, ups" timpal Dita.

Ejekan dan cacian kaya gini udah bukan hal baru yang di dengar Ara, rasanya sudah menjadi makanan sehari hari Ara, pertanyaan orang yang selalu menanyakan tentang handphone membuatnya berfikir Apakah sepenting itu handphone? Rasanya ia belum terlalu memerlukan itu, pikir Ara.

Ara menghela nafasnya pelan "udah? Masih ada yang mau di tanyain lagi kah? Kalo ga ada gue mau pergi" ucapnya, kini dirinya mulai menjauh dari angel dan teman temannya, namun lagi lagi langkah nya terhenti, seperti tidak puas dengan apa yang di dapat, angel menarik tas Ara dari belakang lalu mendorongnya sampai tubuhnya terbentuk tembok.

"Apa lagi si?"

Angel tak berucap apapun, hanya memberikan beberapa isyarat mata pada kedua temennya, Amber dan Dita yang sudah paham meninggalkan keberadaan nyaa, lalu kembali membawa seember air pel kehadapan Ara dan

Bawa Aku Pulang | Jaemin [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang