tapi ini bukan tentang bintang [chapter 11]

20 4 0
                                    

"bunda aka pulang" ucap Arkan setelah tiba di rumahnya tersebut. Ara yang saat itu memutuskan untuk ikut bersama aka matanya tak dapat berkedip setelah melihat bangunan megah bak istana dihadapannya, arkan yang menyadari hal itu kembali menghampiri ara dan meraih tangan nya

"Ayo ra, kok bengong?" Ucap nya

Ara tersadar lalu mengikuti arkan di belakangnya, saat memasuki rumah tersebut Arkan dan dirinya sudah di sambut oleh wanita cantik yang arapun bisa menyebutnya seorang bidadari karna wajah serta perilakunya sangat mencerminkan seorang bidadari, sang bunda violet tersenyum melihat keduanya namun ia pula bertanya tanya siapa gadis yang di bawa anaknya ituu, belum sempat bertanya aka sudah lebih dulu memperkenalkan ara kepada bundanya

"Ini ara, murid dari sekolah taruna Nusantara dan dia pun calon menantu bunda" ucapan arkan sangat enteng sekali yang membuat ara terbegong kaget dengan ucapan arkan barusan.

"Eh bukann tante, ka Arkan emng suka bercanda" jawab ara menjelaskan takut salah paham

"Siapa bilang bercanda?" Tanya arkan lagi yang buat ara tak dapat berucap apapun

Sang bunda violet tersenyum hangat dihadapan mereka, lalu berjalan menghampiri ara "tidak usah panggil tante, panggil saja bunda" ucapnya

"Iya bunda" jawab ara

"Nah kan bunda aja udah ngerestuin tuh ra tandanya" celetuk aka

"Ara ikut bunda yu, bunda antar buat bersih bersih" menjeda beberapa detik, lalu menatap ke arah anaknya "kamu juga bersih bersih, setelah itu kita makan malam" lanjutnyaa

Selama ara membersihkan dirinyaa, pikirannya terus memikirkan kejadian tadi, walau ia bilang akan mencoba melupakan nya sejenak namun tetap sajaa pikirannya tak dapat ia kendalikan, ia bingung bagaimana sikap dirinya nanti ketika bertemu ibunya lagi, apa yang harus ia lakukan? Ara sangat takut sampai sampai jika mengingat kejadian tadi membuat nya ingin meneteskan air mata

"Bagaimna ini?" Monolognya

Suara langkah kaki terdengar dari luar kamar mandi "Ra kalau sudah selesai, baju ganti bunda letakan di kasur yaa, setelah itu turun untuk makan malam yaa sayang" ucap violet

Yang lagi lagi membuat ara meneteskan air mata dalam diam, seperti jauh berbeda dengan ibunya Isabella, berapa beruntung nya arkan yang mendapatkan kasih sayang seorang ibu yang sangat tulus kepadanya, sedangkan dirinya hanya sebagai tempat pelarian sang ibu, tak ada artinyaa

Selang beberapa menit ara turun untuk makan malam, ikut duduk dan berbagi kehangatan dengan keluarga arkan

"Malam ini ara biar tidur disini aja dlu ka, sudah malam bahayaa" ucap Axelio sang ayah

"Yaa bunda pun setuju dengan hal itu" lanjut violet

Aka menatap ke arah ara yang membuat nya bertatapan dalam berapa detik, seperti sudah tau maksud arkan ara mengangguk bertanda ia setuju untuk menginap di rumah arkan

Setelah makan malam arkan mengajak ara keluar untuk melihat langit malam bersamaa, dan juga ingin mengatakan soal nathan kepada araa, namun niatnya itu iya urungkan karna melihat wajah ara yang tiba tiba lesuu, seperti gadis itu sedang memikirkan hal yang berat.

"Ra?" Panggil arkan

Ara tersadar lalu menoleh ke arah arkan yang berada persis di sampingnya "kenapa kak?" Jawab ara.

"Kamu gapp ra?"

"Gapp kok kak, cuma cape ajaa heheh" jawabnya.

BOHONG! Sangat jelas ara masih memikirkan kejadian tadi dengan ibunya, rasa sakit masih benar benar terasa di hatinya.

"Ra aka emng orang baru di hidup ara, dan ara juga baru kenal sama Aka, tapi kalo Ara berkenan cerita masalah ara ke Aka, Aka bersedia jadi pendengar buat Ara" ucap laki laki itu.

Betapa terkejutnya ara mendengar ucapan arkan barusan, Ara memang tidak pernah menceritakan masalahnya dengan siapapun bahkan vivi sekali pun tidak tau menau soal ibunya dikarenakan ia tak mau kecewa lagi dengan manusia.

"Iyaa kak, cuma emng sekarang aku lagi ga kenapa2 kok" jawab ara diikuti dengan senyuman kehadapan Arkan

Arkan hanya bisa menghela nafas pelan pasalnya ia pun tak ada hak untuk memaksa ara untuk meluapkan masalahnya pada dirinyaa.

"Kalo kamu butuh tempat cerita, cari Aka ya, Aka siap dengerin ara" lanjut laki laki itu.

Ara hanya menjawab dengan senyuman, lagi lagi senyuman palsu ia cipta di wajahnyaa, rasanyaa sakit jika harus terus2 an bersikap bahwa tak terjadi apa apa setelah ibunya berniat untuk menjualnya.

Kini hening tercipta dari keduanya tak ada yang memulai obrolan, mereka sibuk memandang langit malam yang penuh bintang selepas hujan tadi.

"Ra liat deh bintang yang disana" ucap arkan menunjuk ke arah bintang yang sinarnya paling terang diantara bintang yang lain.

"Iya kak indah" jawab araa, mata ara membinar melihat bintang yang terang tersebut, teringat pada hari itu dimna dirinya dan nathan melihat bintang di depan panti.

nostalgia

"Ara liat bintang nya deh" ucap nathan kecil

Ara berlari menghampiri nathan yang sedang duduk di teras panti sambil menikmati brondong jagung yang bu panti buat.

"Wah iyaa cantik bangett, tapi sementara" ucap ara lalu memanyunkan mulutnyaa.

"Semua di dunia ini memang sifatnya sementara, bahkan yang indah sekali pun sifatnya sementara, kaya bintang contohnya, ara cuma bisa liat bintang di malam hari, sedangkan disiang hari ga bisaa, padahal ara mau liat keindahan bintang setiap hari tau na" ucap panjang lebar gadis itu.

Nathan cuma tersenyum melihat tingkah gadis di hadapannya

"Ara suka bintang?" Tanya nathan

"Iyaa, bintang indah makanya ara suka, emng nana ga suka bintang?" Jawab ara

Nathan mengangguk "nana juga suka, tapi ada yang lebih nana suka di banding bintang" ucap nana

"Apa itu? Sama indahnya kaya bintang?" Tanya araa penasaran, wajahnya berbinar benar2 penasaran dengan jawaban nathan, pasalnya selain bintang ara belum pernah melihat benda langit yang membuatnya jatuh hati.

"Iyaa bahkan jauh lebih indah dari bintang" jawab Natha

"Apa? Apa?" Tanya ara penasaran

"Ara" nathan menunjuk ke arah gadis dihadapannya nya.

"Kok ara?" Tanya ara lagi.

"Iyaa yang Nana suka selain bintang itu ara, bahkan keindahan bintang kalah sama keindahan araa" jawab nathan kecil.

"Ohhh, kalo gtu ara juga suka nana, soalnya nana kaya bintang, indah dan menenangkan" jawab ara kecil kala itu.

Kembali masa sekarang

"Ya nana kaya bintang, cuma sementara di hidup ara" batin gadis itu. Kini fokus nya teralihkan setelah Arkan membuka obrolan kembali

"Kamu suka bintang?" Tanya arkan pada ara

"Ya, tapi tidak sesuka dulu"

"Kenapa?" Bingung arkan

"Karna keindahan bintang sifatnya sementara" jawab ara

"Memang gtu bukan?"

"Ya karna tau keindahan bintang sifatnya sementara, lebih baik tidak menaruh rasa suka yang berlebihan, karna semakin besar rasa suka kita pada sesuatu maka semakin besar juga rasa tak mau kehilangan"

"Jadi Ara ga akan sukain bintang kaya dulu lagi, cukup menikmati keindahannya, karna Ara ga mau kecewa untuk kedua kalinya" lanjutnya kini senyum simpul tercipta dari wajah sang empu.

Laki laki itu terdiam mendengar ucapan gadis itu, semakin bertanya2 apa yang membuat gadis ini benar2 menghindari rasa kecewa? Apa ada hubungan dengan nana? Pertanyaan yang muncul dari benak Arkan kala itu.

"Tapi bintang indah kaya araa" jawab Arkan yang membuat mata ara membuat sempurna tak percaya, ucapnya benar2 mirip dengan ucapan Nathan kala itu.



Bawa Aku Pulang | Jaemin [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang