Vivi memberikan se botol air mineral pada ara, tangan ara menerima air tersebut dengan tangan yang bergetar hebat, ia menenggak air tersebut, kedua mana Vivi menatap dalam ke arah ara. kilas balik dari kejadian 2 tahun lalu yang menewaskan kaka nya.
Nostalgia
Jasad seorang pelajar yang terjatuh dari lantai 4 sekolah Taruna Nusantara itu yang diduga duga bunuh diri, Vivi berlari dengan nafas teregah engah, masuk di dalam kerumbunan orang orang, terlihat polisi pun sudah berada di sana, pikirannya kacau, rasanya air mata tiba tiba mengalir begitu saja, ia melihat seorang jasad perempuan yang di tutupi kain putih tersebut, tanggannya bergetar hebat, membuka kain penutup tersebut, matanya membulat sempurna, tak percayaa dengan apa yang ia lihat, lututnya pun lemas, ia menangis sejadi jadinyaa melihat kini kakanya tergeletak tak berdaya dengan tubuh yang bercucuran darah.
"GAK! KAKA AKU GA MUNGKIN BUNUH DIRI!"
"INI PASTI GA BENER, INI BUKAN KAKA KAN?" ucap gadis itu.
orang orang disana hanya bisa terdiam, tak bisa membuka suara, salah satu guru yang berada di sana mencoba menenangkan Vivi, dirinya bener tidak dalam keadaan baik baik saja "kaka udah janji buat hidup lebih lama kan? kenapa ninggalin Vivi sama mama?" ucap gadis itu.
Masa sekarang
"Vivi?"
"Vivi"
"Vivi?" panggil ara, kini dirinya tersadar dari lamunan nyaa, Vivi menatap araa dengan mata yang berkaca kaca
"Ada apa Vi?" tanyat ara
Vivi tak berucap apapun, ia malah memeluk araa dengan sangat erat "jangan tinggalin gua lagi sil" ucapnya "Lo berharga dari apapun sil, walau orang orang bilang lo buruk sekali pun gua tetep percaya sama lo sil, tolong hidup lebih lama lagi, demi apapun itu, demi hal hal kecil, demi semua yang belum lo lakuin dan demii bahagia yang bakal jemput lo" lanjut Vivi.
kata katanya berhasil buat ara tersadar, air mata kini terjatuh begitu saja, dirinya sangat bodoh jika mengakhiri ini semuaa, ini belum berakhir, dirinya akan membuktikan bahwa ia tak bersalah, bahwa dirinya tak pernah melakukan hal menjijikan itu.
Vivi melepas pelukannya, menatap ara lalu tersenyum
"gua janji Vi, gua ga akan ngulangin hal kaya gini, gua janji gua akan hidup lebih lama lagi!" ucap araa
Se sosok mata mengawasi Vivi dan Ara dari kejauhan, ya benar itu adalah anak buah dari vincent, ia mencoba menjalankan misinya tersebut namun di gagalkan dengan kedatangan arkan secara tiba tiba.
"Ra? aka cariin kamu ternyata disini?" ucap arkan, ia menatap kedua gadis tersebut seperti keadaan sedang tidak baik baik saja "ada apa ini?" tanya nya kebingungan
Vivi mencoba membuka suara ingin menceritakan kejadian barusan namun langsung di bungkam oleh ara "ga ada apa apa kak" bungkam ara.
arkan yang saat itu berfeeling bahwa ada yang tidak beres dengan araa, hanya menghela nafasnya, mencoba bertanya beberapa kali pun tidak akan membuat gadis di hadapannya membuka suara, ia akan menanyakan hal ini pada vivi di lain waktu.
"mau pulang sekarang? biar aka antar" tawar arkan
"ga kak, kaka dluan aja kita mau pergi kemakam dlu" tolak ara
"makam?" bingung arkan
"makam kaka vivi" jelas ara
arkan meng oh lalu menawarkan kembali untuk mengantar mereka berdua, karna makam cukup jauh 2 gadis itu mengiyakan tawaran arkan, sehingga membuat ke tiga orang itu meninggalakan tempat dan pergi menuju makan tersebut.
"operasi di tunda" ucap anak buah vincent dengan dengan seseorang yang tersambung pada telepon genggamnya.
tak lama dari itu di waktu yang sama dimana vincent sedang menjalankan misinya, berada pada ruang yang gelap dengan beberapa catatan catatan kecil dan beberapa foto yang terpampang jelas pada sebuah papan.
"Bagas pamungkas?" ucap laki laki itu.
.....
arkan, sesil dan Vivi menelusuri jalan setapak untuk menuju makam kakanya vivi, melewati beberapa makam hingga sampai pada makam yang ia tuju. ara membaca nama yang tertulis pada batu nisa tersebut "anita? kaya ga asing" monolognya.
"Ada apa sil?" Tanya vivi yang melihat ekspresi wajah araa seperti kebingungan.
Ara menoleh ke arah Vivi "gua ngerasa ga asing aja liat nama alm kaka lo" jawab ara.
Setelah perbincangan singkat itu, mereka berdoa dan menaburkan bunga di atas makam kaka vivi, pikiran Ara masih mencoba mengingat ingat, seperti ia pernah mendengar nama itu dari seseorang yang iya kenal.
"Anita maafin gua" —tring tiba tiba ara mengingat sesuatu, sesuatu yang ia dengar dari ruang OSIS ketika ia menyerahkan tugas ke bagas.
"Kak bagas" celetuk nya, yang membuat Vivi menatap tajam ke arah ara.
"Apa jangan jangan kematian kaka vivi ada kaitannya sama kak bagas, dan surat itu??" Ucap ara dalam hatii.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bawa Aku Pulang | Jaemin [ON GOING]
Teen Fiction"Sesilia Arachel" seorang gadis biasa, yang setiap hari menunggu teman kecilnya kembali ke panti, Nathan nama laki laki itu, ntah mengapa setelah Nathan diadopsi Ara tidak tau menau tentang keberadaan nathan. Selain itu ibunya yang sudah lama pergi...